🐰- 04. kodok

3.8K 377 14
                                    

- ✧ -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ✧ -

[ 5.34 ]

"Nah.. Akhirnya selesai." ucap Millan, pemuda manis itu telah menyelesaikan Pembuatan roti yang akan ia jual nanti di acara sekolah.

Millan membungkus setengah roti roti berbentuk lucu itu dengan kertas, lalu menyusunnya di wadah berukuran sedang kemudian menaruh wadah itu dilemari dan mengunci nya rapat rapat agar semut atau serangga semacam nya tidak masuk. Millan mencuci tangan nya dan membereskan dapur yang hampir berantakan sepenuhnya.

Di saat sedang menata peralatan dapur, tiba-tiba saja suara Ringisan terdengar dari ladang Nya. Millan menaruh bakery loyang yang ada di tangannya di meja. Ia berlari ke kebun nya yang berjarak 10 meter dari rumah nya. Setelah sampai di sekitar kebun, millan memandang sekitar untuk mencari sumber suara tadi.

"Sshhh... Mau kabur kemana lagi heh!" suara orang masuk ke indra pendengaran nya, ia menoleh dan menyipitkan matanya saat melihat tangan seseorang sedang memegang kucing oren. Millan berjalan mendekat dan melihat orang dibalik pohon pisang.

"Loh.. Mas winda, sedang apa disini?" Sebuah pertanyaan mengejutkan orang yang dipanggil Winda. Pemuda yang memiliki usia 19 tahun itu mendongak kemudian bangun dari duduknya.

"Iniloh, mas baru nangkep juki yang lari ke sini. Hobi nya tuh kabur mulu, untung kabur nya gak jauh dari ladang kamu, mil." Mas Winda menepuk kepala kucingnya dengan gemas. pengen dilempar ke got tapi sayang.

"Oalah.. Itu tangannya kena cakar ya, ayo ke rumah millan dulu, mau diobatin takut infeksi." Tanpa menunggu jawaban dari pihak yang ditanya, millan menarik mas Winda menuju pintu dapur yang terbuka.

...

"Maaf ya, mas jadi ngerepotin kamu."

"Gak papa kok, sini tangannya. Jukinya taruh di lemari kaca aja tuh, biar gak kabur." Millan menunjuk lemari yang volume nya cukup luas, Mas Winda menengok kucingnya lalu mengangguk.

"Baek baek lu, jangan cakarin kaca." Mas Winda menutup kembali pintu kaca, dia tak khawatir dengan pernafasan kucingnya, pintu kaca itu memiliki lubang kecil jadi udara bisa masuk.

Millan meraih tangan mas Winda, dia membersihkan luka dengan air kemudian meneteskan betadine lalu menempelkan hansaplast ke luka yang sudah diberi obat.

"Selesai." Millan kemudian meletakkan kembali ember kecil di bawah meja, dia menarik laci meja dan menaruh betadine serta hansaplast setelah itu kembali menutup nya.

"Makasiii." Mas Winda tersenyum, dia melihat sekitar ruangan lalu kembali melesatkan pandangannya kearah Millan yang sedang mengambil kucingnya.

"Habis beberes ya? kamu rajin banget, ishan kalo disuruh gamau terus." Dis mengambil kucing yang disodorkan oleh Millan.

"Hehe iya, aku kalo gak ada kerjaan beberes rumah biar gak kosong banget. Oh iya ishan pergi kemana?"

"Gak tau, tu anak pagi pagi udah ngilang padahal bapaknya mau nyuruh dia buat bersihin kandang ayam." Jawab mas Winda sembari mengelus kucingnya.

Enter the Figuran BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang