🐰- 09. Perawat amatiran

1.7K 176 8
                                    

- ✧ -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ✧ -

Mereka menghabiskan waktu di tepi sungai hingga matahari mulai terbenam. Suasana semakin tenang, langit mulai berubah warna menjadi jingga, menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Millan, yang tadinya sibuk menangkap ikan bersama Filo dan yang lain, kini duduk di atas batu besar dengan mata tertuju pada cakrawala.

"Liat deh, sunset-nya keren banget." gumam Millan, seakan bicara pada dirinya sendiri. Tapi Giorgio, yang sejak tadi duduk tak jauh dari Millan, menanggapi.

"lo suka pemandangan seperti ini?" tanya Giorgio dengan nada datar, namun matanya memperhatikan wajah Millan dengan seksama.

Millan menoleh dan terdiam sejenak. Ia bingung harus bagaimana merespon, karena sedari tadi, Giorgio terus menatapnya tanpa henti.

"ya... tenang aja rasanya. Kayak nggak ada beban." jawab Millan akhirnya.

Bibir Giorgio tertarik sedikit. "Kadang gue juga suka tempat-tempat yang sepi. Nggak ada orang yang mengganggu," katanya, lalu menoleh ke arah Millan dan menatapnya dengan lebih dalam. "Tapi... hari ini, sepertinya nggak terlalu buruk kalau ada yang menemani."

Millah jadi ingin salah tingkah entah kenapa, namun ia tahan agar tetap cuek terhadap protagonis disebelah nya ini.

"Ya udah, mending kita ke tempat bakar-bakaran, nanti kelamaan nggak keburu nyiapin apa-apa." ujar Millan cepat, berusaha mengalihkan pembicaraan.

Tanpa banyak bicara lagi, mereka semua akhirnya berkemas. Ikan-ikan hasil tangkapan mereka dimasukkan ke dalam ember besar, lalu mereka mulai berjalan menuju tempat yang sudah disiapkan untuk bakar-bakar.

Di perjalanan, filo yang membonceng Aland terus berceloteh ceria. "Eh, tadi aku liat kamu hampir jatuh pas nangkep ikan! Hahaha, untung aja gak kebawa arus, Land."

Aland hanya mengerucutkan bibirnya, "Iya, iya, ketawa aja terus. Yang penting gue dapet ikan juga, kok."

Filo mengedipkan mata sambil tertawa. "Iya deh, kamu hebat. Tapi nanti pas bakar-bakaran, kamu juga yang harus jagain ikannya ya, biar nggak gosong!"

"Deal!" Aland setuju sambil tersenyum lebar dan terdapat rona tipis di pipi nya. Ia merasa sudah cukup berjuang hari ini untuk menangkap ikan, apalagi karena kejadian penangkapan ikan dia bisa dekat sicantik yang membonceng nya.

Aga dan Pandawa menatap malas Aland, mereka tau bocah itu pura-pura jatuh agar bisa mendapatkan perhatian Filo.

"Licik bener tu anak." Sinis Pandawa.

"Gak heran, sering terjadi." Aga menggelengkan kepalanya.

Sedangkan di posisi ishan saat ini, wajah nya nampak masam karena dua sahabat nya malah membiarkan nya bersama manusia bermuka tembok. Ishan melirik sinis Cakra yang ada di sebelah nya.

Enter the Figuran BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang