Andai saat itu kami berdua saling menyatakan cinta, mungkin aku tidak menangis menyesal, tidak ada tangis rindu, ataupun tangis yang lain. Namun syukurnya kesedihan itu segera menghilang meskipun lama, saat setalah Tuhan memberikan dia yang baru. Namaku Rachelia Larren, dan mulai.
Siang yang berawan, dan waktu yang menunjukan jam sekolah telah usai, aku sedang berada di minimarket untuk membeli sebuah makanan ringan untuk ganjel perut semata, juga secangkir kopi panas mengingat udara di luar mulai dingin. Suasana yang pas buat melepas lelah selama sekolah, aku duduk sambil memegangi cangkir kopi juga merenungi hari itu.
Ditemani alunan musik pop santai dari minimarket, menambah nikmat hangat kopi serta tenangnya suasana hari itu. Tak lama setelah itu kopi di cangkirku sudah habis, yang membuatku untuk segera membayar ke kasir, “Promo Buy 1 Get 1” sebuah papan kecil yang terletak di meja kasir bertuliskan promo coklat beli satu gratis satu.
Tertarik dengan coklat itu, lantas akupun membelinya, pikirku lumayan dapat dua batang coklat dengan harga murah. Setelah itu aku berjalan keluar minimarket dan memutuskan untuk kembali ke sekolah, diluar aku hanya mnyelimuti badanku dengan jaket yang aku bawa karena tiba tiba saja cuacanya berangin.
Disekolah terlihat Kak Ezra yang risih dengan kelakuan seorang anak cewe, Kate namanya. Dia adalah Dancer Senior di SMK Peter Angel’s dan juga waketos (wakil ketua osis) dan lagi dia adalah incaran para cowo cowo goodlooking dan berduit di SMK dulu. Kak Ezra sedari awal menolak pemberian dari Kate yang nampak sebuah minuman.
Namun si cewe kegatelan itu mencoba terus untuk menarik perhatian Kak Ezra sampai terpaksa dia harus membentak cewe itu agar tidak mengganggunya lagi, Kate seketika terdiam dengan bentakan cowo itu. Di situasi tersebut aku samperin Kak Ezra dengan wajah polos, yang sekalian panas panasin si Kate.
“Kak Ezra tunggu” panggilku
“Rachel?” sahutnya
“Kak Ezra tunggu, liat aku bawa apaan buat kakak, ini coklat” beriku coklat
“Widih dalam rangka apanih kok bagi bagi coklat” tanyanya
“Kebetulan ada promo one get one sih kak, jadi aku beli aja” jelasku singkat
“Wahh makasih banyak lohh, ehh kamu kok belum pulang sih” kata Kak Ezra
“Nunggu jemputan kak, gatau kenapa ga dateng dateng” keluhku
“Tau gak kenapa jemputan kamu gak dateng” ujar Kak Ezra
“Emangnya apa?” tanyaku bingung
“Artinya kamu pulang sama aku” jawab Kak Ezra mengejutkan
“Hah? Maksutnya aku pulang bareng kakak gitu?” tanyaku lagi
“Iya apalagi kalo ga gitu” jawabnya santai
“Emm emang gapapa kak” tanyaku malu malu
“Kalo gaboleh ngapain aku nawarin, udah buruan” ujar Kak Ezra
Dengan cepat dan tergesa gesa Kak Ezra menarik tanganku, dengan terus mengisyaratkan untuk segera menaiki motor. Dari gelagatnya saja sudah tau siapa yang dia pengen hindari, tapi aku memilih gak peduli yang penting dapet ojek gratis buat pulang kerumah dan lagi supir ojek nya lumayan ganteng.
Selama perjalanan gelagatnya seketika berubah, yang semula ada rasa untuk segera menghindar dari seseorang berubah menjadi perhatian penuh kepadaku. Lantas aku bertanya kepadanya “Kak Ezra tadi buru buru buat ngehindari Kate?” tanyaku dengan nada polos “Emang” lalu tiba tiba dia menarik tanganku, mengisyaratkan untuk memegangnya lebih erat “Biar bisa berduaan sama kamu” katanya sambil mengelus tanganku.
Aku hanya bisa salting saat setelah dia mengelus tanganku, dan lagi aku hanya tersenyum kecil dengan perasaan campur aduk. Saat itu tanganku melingkar di pinggangnya, mau melepaskan tapi sulit, sebab sudah lemes banget gabisa digerakkan. Tapi kalau dilepas sayang, soalnya sekali seumur hidup, gaakan pernah terjadi kecuali dia menjadi milikku saat itu.
Duapuluh menit berlalu, aku pun tiba dirumah
“Neng, sampe lokasi tujuan” ujarnya berlagak tukang ojol
“Lah kok kakak tau alamat rumah aku? Kan aku gapernah ngomong ke kakak” jawabku
“Jangankan alamat rumah kamu, aku juga tau siapa Tuhan mu” sahutnya
“Hahahah siap Dilan, dan juga kita seiman jadi aku juga tau siapa Tuhan mu” jelasku
“Gimana kalau ga cuma seiman tapi kita juga sehati?” tanyanya
“Berat mau jawab, hanya Tuhan yang tau” jawabku
“Gaada yang tau alurnya emang, tapi aku tau alurnya gimana” tegasnya
“Dan juga gaada yang tau kalau alur yang kakak bikin bisa berubah seizin Dia” sahutku
“Hehe... okelah, Lena yang kasih tau alamat rumah kamu ke aku” jawabnya
“Iya udah tau, thanks udah nganterin Rachel” ucapku terimakasih
“Jalan dulu” sahutnya
“Hati hati..” jawabku singkat
Hari yang menyenangkan meski ada sedikit persaingan, bukan hal yang sulit kalau kompetisi bersama Kate, itu adalah hal yang mudah. Ezra adalah cowo yang kaku dan dingin, gak mudah buat luluhin hatinya meski dia seorang permaisuri sekalipun. Dia hanya bisa luluh pada orang yang benar-benar dia suka dan orang itu juga suka padanya.
Malam itu aku hanya melanjutkan menonton serial Drakor favorit, gak lupa juga matiin lampu dan diganti ke lampu LED biar menciptakan suasana remang remang. Ditemani segelas susu panas dan potato cips buatan mama, tidak lupa overtingking in apa yang terjadi tadi siang.
“Anak mama belum tidur, buruan gih besok takutnya telat” sapa mamaku tiba tiba
“Ehh mama, belum kurang dua episode lagi kok” sahutku dengan malas
“Huum, btw cowo tadi siapa yang sama kamu” tanya mama
“Temen doang” sahutku singkat
“Kamu kalo udah punya kenalin ke mama dong jangan diem aja hahaha” canda mama
“Huuhhh, apaan sih ma orang cuma temen doang kok” sahutku kesal namun ngantuk
“Udah udah, abis ini kamu tidur, besok masih sekolah” kata mama sembari nutup pintu
Malam semakin larut dan jam menunjukan pukul 12.30 malam, satu season berhasil aku tamatin malam itu. Puas menonton Drakor aku langsung meniduri ranjangku, memeluk guling yang empuk dan selimut yang hangat, tak lupa juga aku menggelapi seiisi kamarku namun membiarkan gorden jendela terbuka agar dapat cahaya dari luar.
Latar waktu berpindah di pagi hari, dimana handphone yang aku ajak tidur berdua tiba tiba berdering nada telpon, langsunglah aku terbangun saat itu juga dan mengangkat telpon yang entah mengapa Kak Ezra nelpon pagi pagi “Selamat pagi” sapanya dulu “Humm pagi juga” balasku “Ehhm, ga sekolah?” tanya nya “Sekolah kok” jawabku malas “Ga bangun?” tanya nya lagi “Yaelah masih jam berapa juga” sahutku malas “Coba dicek dulu” balas singkat Kak Ezra.
Akupun melihat jam di HP dan kaget banget karena jam udah nunjukin 7.30 pagi, artinya tigapuluh menit lagi aku masuk sekolah. Segeralah aku beranjak dari kasur ku, tanpa mandi, aku hanya mencuci muka lalu dilanjut dengan natural make up. Rambut hanya aku kuncir ekor kuda aja biar nambah kesan feminim namun simple.
Segera juga aku pakai seragam dan atribut sekolah, gak lupa bawa perlengkapan praktek karena saat itu kalau gak salah ada praktek. Setelah semua siap, berlarilah aku turun kebawah untuk siap berangkat sekolah. Dan ternyata dibawah dia sudah menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZRA ARKASA (A Main Target For Be Mine) ✓
RomanceDear Ezra Arkasa Andai saat itu kami berdua saling menyatakan cinta, mungkin aku tidak menangis menyesal, tidak ada tangis rindu, ataupun tangis yang lain. Namun syukurnya kesedihan itu segera menghilang meskipun lama, saat setalah Tuhan memberikan...