Alarm HP berbunyi tepat di telingaku, sehingga membuatku bangun seketika, tepat pukul enam alarm berbunyi, segera aku mengambil handuk untuk segera mandi. Saat aku beranjak dari kasur, satu yang belum aku sadari, dimana Kak Ezra pergi.
Hanya ku temukan sepucuk surat di meja riasku "Kakak pulang dulu, maaf ga pamit" dan tak hanya itu, aku temukan juga seragam sekolah yang tergantung rapi di gantungan belakang pintu. Melihat hal tersebut, tak bisa ku tahan lagi senyum ku, hingga saat selesai mandi dan hendak berangkat aku terus memikirkan itu, gak bisa berhenti.
Satu kalimat yang terus aku debatkan dengan pikiranku sendiri "Apakah kita saling suka? Namun tak berani ungkapinnya" namun segera aku alihkan pikiranku dengan hal hal yang ada di sekitarku.
"Tumben senyum senyum sendiri? Cerita dong" kata mama memecah hening
"Ehh, umm, ga kok, ohh ini, nanti ada Classmeet di sekolah" jawabku tebatah batah
"Masa? Raut wajahmu seperti menyembunyikan sesuatu" celetuk mama
"Sesuatu apa ma?" tanyaku bingung
"Mungkin seseorang yang udah atau akan membuatmu bahagia" sahut beliau
"Hahahaha, gaada kali ma yang bisa buat Rachel bahagia, cuma mama sama papa" sahutku
"Asal kamu tahu mama sama papa gak selamanya ada buat bahagiain kamu. Kelak kamu bakal nemuin seseorang yang bakal bahagia in kamu, sama seperti mama papa bahagiain kamu" jelas beliau
"Hahaha iya iya, masih jauh itu" jawabku singkat
Tiga puluh menit perjalanan pun berlalu, aku tiba tepat di depan gerbang sekolah, segera ku kenakan ransel ku, juga saat itu diadakan Classmeet selama seharian penuh, mulai pagi jam delapan hingga petang jam lima yang membuat seluruh pelajaran di hari itu ditiadakan. Lalu agenda setelah Classmeet adalah mapel jurusan dan ujian praktek akhir semester hanya untuk kelas 12 saja.
Lapangan basket outdoor sudah dipenuhi outlet outlet kecil milik siswa yang jualan selama masa Classmeet. Belum juga masuk kelas sambutan hangat dari teman temanku pun datang kepadaku, dengan cepat mereka mengajakku untuk keliling untuk cobain jajanan yang dijual oleh para siswa.
"Chel, nonton pertandingan basket yuk" ajak Lena temanku
"Ga deh, kalian berangkat dulu nanti aku nyusul" tolakku
"Yahh Chel, entar ga dapet duduk di tribun nanti" kata Lena lagi
"Yaudah gapapa, lagian aku ga gitu suka basket" jawabku
"Jadi kamu gamau nemenin kita nonton?" tanya Lena
"Iya iya aku temenin, tapi nanti aku mau jajan dulu, aku susul nanti Len" jelasku
"Yaudah deh, aku tunggu di tribun ya" sahut Lena, dan ku jawab dengan anggukan kepala
Kami pun pisah arah, Lena dan yang lain nya lurus untuk menuju lapangan basket indoor, sementara aku memutar balik menlanjutkan cari jajan. Dirasa sudah lelah, dan jam sudah menunjukkan jam 10 yang mengartikan matahari sudah mulai menyengat.
Akupun memutuskan keluar sekolah sebentar dan memutuskan duduk di sebuah Cafe yang tak jauh dari sana, menenangkan kaki dan diriku setelah hampir setengah jam berada di tengah hiru pikuk Classmeet dan sengatan mentari. Segelas Ice Cafe Latte, dan tenangnya suasana Cafe cukup membuatku perasaanku lebih ringan.
Chat dari Lena memberi kabar bahwa tribun sudah penuh, kecil kemungkinan untuk aku bisa mendapatkan tempat duduk. Sebenarnya bukan suatu masalah yang besar bagiku mengingat aku tidak terlalu suka basket, namun ini lagi nurutin sahabat, apa boleh buat. Segera aku membayar minuman ku dan beranjak dari Cafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZRA ARKASA (A Main Target For Be Mine) ✓
Roman d'amourDear Ezra Arkasa Andai saat itu kami berdua saling menyatakan cinta, mungkin aku tidak menangis menyesal, tidak ada tangis rindu, ataupun tangis yang lain. Namun syukurnya kesedihan itu segera menghilang meskipun lama, saat setalah Tuhan memberikan...