Happy Reading 🦢🤍
⩇⩇:⩇⩇ 🎀
.
.
.
.
......Pukul 04 dini hari, Shabira sudah bangun dan sudah siap - siap untuk mandi besar setelah masa haid nya selesai. Dengan malas - malasan sambil menguap lebar, Shabira memulai ritual mandinya. Untungnya, Gus Labib sudah mengajari Shabira cara mandi wajib yang benar dengan cara menulisnya di selembar kertas dan di selempitkan di meja tempat rias nya.
"Seger juga ternyata mandi jam segini. Air nya ga terlalu dingin" ujar Shabira setelah mandi dan sudah berwudhu untuk siap - siap berangkat ke masjid sholat berjamaah.
"Tumben masjid belum ada suaranya. Biasanya jam segini udah rame orang baca Qur'an"
Setelah bersiap dengan mukena dan sajadahnya, Shabira berangkat sendiri ke masjid.
Ternyata sampai disana, masjid masih dalam keadaan sepi. Lampunya bahkan masih dimatikan. Entah kegiatan apa yang sampai membuat para santri belum bangun.
Karena malas kembali ke asrama, Shabira memutuskan untuk kemasjid dan menghidupkan lampu serta menyiapkan alat sholat. 15 menit menunggu, Shabira mulai merasa heran karena tidak ada orang sama sekali yang datang ke masjid. Apakah hari ini sholat sedang libur?
Melihat jam dinding menunjukkan pukul 05:00, Shabira beranjak untuk ke ndalem. Membangunkan Gus Labib apabila memang dia sedang tidur.
Tok tok tok
"Assalamualaikum"
"Abah" Shabira memanggil sudah dengan suara yang keras. Tapi tidak ada yang menyahut. Padahal suasana sedang sepi, seharusnya suaranya terdengar jelas.
Shabira membuka pintu ndalem yang untungnya tidak terkunci. Shabira masuk ke kamar Gus Labib. Ternyata Gus Labib memang sedang tidur. Baru ingin membangunkan, Shabira dikejutkan dengan suara pintu kamar mandi yang terbuka di belakang. Belum sempat Shabira menghampiri, muncul Olivia dengan handuknya menandakan dirinya habis mandi. Sejak kapan dia ada disini?
"Loh Bira? Kenapa disini?"
Apa katanya? Kenapa disini? Lah gue menantunya anjir.
"Mau bangunin suami gue" Shabira melenggang pergi masuk kekamar gus Labib. Dan membangunkannya.
"Gus Labib. Bangun" ucap Shabira sambil menggoyangkan badan Gus Labib.
"Engh" Labib mengucek matanya dan mengusap wajah sebanyak tiga kali dan duduk.
"Shabira?, kenapa?"
Shabira memutar bola mata,"udah subuh tuh. Jam lima. Kok bisa kesiangan si?"
Wajah Labib langsung tercengang dan segera bangkit untuk mengambil air wudhu dan siap - siap berangkat ke masjid.
"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah" gumam Labib disepanjang perjalanan menuju masjid.
"Ini pasti santri - santri belum pada bangun"
"Iya emang belum" jawab Shabira sambil mengekori jalan Gus Labib.
"Kamu ke asrama santri putri ya. Bangunin mereka dan suruh segera siap - siap. Saya bangunkan santri putra" ucap Labib yang langsung diangguki oleh Shabira.
Karena Shabira tidak berpengalaman membangunkan para santri, alhasil dia membunyikan bel yang terbuat dari besi agar menghasilkan suara nyaring yang bisa dengan mudah membangunkan mereka.
Nah! Terbukti. Mereka langsung bangun seperti orang kaget. Shabira tertawa dalam hati.
"Ngapasi ganggu banget tidur gue?!" Nah siapa dia? Ya kalian sudah pasti tau lah ya siapa dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harus Terikat Dengan Gus Cuek
Spiritual(Spin off Menggapai Cinta Sang Gus) "JANGAN UNBOXING GUE MALEM INI!" Labib mengangkat satu alisnya,"Siapa juga yang mau unboxing kamu?" Shabira menghela nafas lega lalu bergumam,"lagian kan dia hidup di pondok. Mana mungkin mudeng ngena - ngena ka...