Bagian Tiga puluh Tiga

4.9K 229 38
                                    

Happy Reading 🦢🤍 
 

  ⩇⩇:⩇⩇ 🎀
.
.
.
.
.
.....

''Ryl'' ucap Shabira ditengah - tengah pelajaran yang sedang berlangsung.

''Hm'' saut Sheryl yang masih sibuk menyalin apa - apa yang sedang guru tulis di papan tulis.

''Gue masih bingung. Sebenernya gus Labib nikahin gue karena suka sama gue atau terpaksa ya? Secara kan kita gak pernah ketemu sebelumnya'' Shabira menghadap atas, seperti orang yang sedang melamun.

''Ya mana gue tau. Tanya sendiri lah'' saut Sheryl. Dia baru sadar, ternyata seorang Shabira bisa merasakan jatuh cinta yang benar - benar cinta. Bukan cinta monyet yang sering terjadi dikalangan usia remaja.

''Gengsi ege'' balas Shabira nge gas.

Akibatnya guru didepan langsung berhenti menulis dan menoleh untuk menegurnya.

''Shabira, Sheryl! Nanti lagi ghibah nya. Sudah tau ada guru malah berisik sendiri''

''Sidih tiu idi giri miyih birisik sindiri'' dumel Shabira sambil membuka buku catatan dan mencatat apa yang ditulis di papan tulis.

''Gara - gara lo kan gue jadi ikut kena tegor''

Shabira tak menyahut. Karena jika menyahut pasti akan panjang urusannya.

...

Jam pulang tiba dan sekarang Shabira ada di motor bersama gus Labib.

Tadinya Shabira sudah mempunyai rencana untuk marah karena tidak ada yang menjemput. Karena cuaca sekarang sedang panas - panasnya dan Shabira sangat malas jika harus berjalan kaki atau naik go-jek. Untungnya gus Labib datang tepat waktu. Katanya sekalian jemput karena habis mengisi kajian.

''Gimana sekolahnya hari ini?'' tanya Labib saat diperjalanan. Sedangkan Shabira yang memang tidak mendengarnya hanya diam dan memperhatikan sekeliling.

''Shabira!'' panggil Labib lumayan keras.

''Hah'' saut Shabira terkejut karena gus Labib memanggil sedikit membentak.

''Gimana sekolahnya hari ini?'' tanya nya kedua kali.

''Hah? Ohh sekolah?'' Shabira ngebug dulu. Karena sangat sulit mendengar saat suara gus labib ikut terbang bersama angin.

''Biasa aja sih. Gak ada yang spesial'' Shabira terdiam setelah menjawabnya. Bukankah pertanyaan itu seperti kata - kata 'how's your day?'.

''Bukannya kamu punya pacar?'' tanya Labib lagi.

''HAH?!'' shabira serius tidak dengar.

''Enggak.  Gak jadi'' ucap Labib saat Shabira sudah mendekatkan telinganya agar bisa mendengar lebih jelas.

''Ga jelas banget sih'' dumel Shabira sambil memasang raut merajuk.

๑:₊˚ ୨ ♡ ୧ ˚₊

Sampainya di ponpes, Shabira segera menuju ke asramanya yang ada di belakang. Tidak ke ndalem dulu. Karena kata gus Labib, Umma dan abah sedang pergi.

Tapi sebelum sampai di tempat tujuan, Shabira mendengar sesuatu yang membuatnya kesal bukan main.

''Kasian ya mba Windy. Gak punya temen. Cuma karena ning Shabira yang ngajakin dia waktu itu''

Shabira berhenti berjalan dan menguping pembicaraan mereka di belakang tembok.

''Ya resiko sih. Kan dia juga pernah tu sekali tidur enak di asramanya ning Bira, ya wajar kalo dia dijauhin. Siapa sih yang gak iri kalo di beda - bedain?'' ucap teman yang satunya.

Harus Terikat Dengan Gus CuekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang