Bagian Satu

9.8K 400 2
                                    

First meet

____________________

"SHABIRA!" mendengar itu, Shabira memutar bola mata malas. Pasti papa nya akan berbicara dengan durasi yang panjang. Dan Shabira, harus menyiapkan telinga nya mendengarkan meski tidak sampai masuk ke dalam otak.

"Kenapa sih pa!" tanya Shabira dengan nada tinggi. Dirinya baru pulang sekolah dan lelah. Kenapa papa nya tidak pengertian sih?

"Darimana saja kamu?!" tanya Malik, papa shabira dengan intonasi yang sama tingginya. Raela atau biasa dipanggil mama Ela itu hanya bisa mengelus punggung suaminya agar bersabar.

"Sekolah" jawab shabira cuek.

Mendengar jawaban Shabira membuat Malik geram."Mana ada sekolah pulang pukul 9 malam Shabira?!"

"Tenang mas. Jangan memarahi Shabira sampai seperti itu"

Shabira menggosok telinga nya pelan. Sedikit sakit mendengar papanya berteriak kencang. Juga merasa muak dengan mama ela- mama tiri yang sangat Shabira benci kehadirannya.

"Main sebentar pa"

"Lagian gak sampe jam 10 kok" lanjut Shabira tanpa ada nada bersalah sedikit pun.

Malik menghela nafas berat. Kenapa sangat sulit sekali mengatur anaknya ini?

"Segera masuk kamar dan tidur" Shabira membulatkan mata terkejut. Sudah selesai? Ah syukurlah. Padahal biasanya papanya akan berpidato kurang lebih 1 sampai 2 jam lamanya kepada nya.

Karena tidak ingin melewatkan kesempatan, Shabira mengangguk dan berjalan riang. Namun baru satu langkah, shabira mendengar papa nya berucap,

"Kunci motor kamu papa sita satu minggu"

Damn!

****

Sedangkan di pondok Pesantren Shiratul Karomah, Labib mengernyitkan dahinya saat ada nomer yang tidak dikenal mengiriminya pesan.

0822********
Assalamualaikum ustadz Labib

Labib
Waalaikumsalam warahmatullah. Maaf ini siapa?


Tiba - tiba nomer yang tidak dikenal tadi menelpon membuat Labib harus mengangkatnya karena penasaran.

"Assalamualaikum ustadz"

"Waalaikumsalam warahmatullah"

"Ini pak riski ustadz"

"Pak Riski?" tanya Labib. Siapa itu?

"Ah mungkin ustadz lupa. Saya guru PAI di SMA negeri dekat pondok pesantren ustadz"

Oh! Labib ingat sekarang. Beliau adalah seseorang yang tidak sengaja bertemu dengan Labib di supermarket dan berbagi ilmu agama. Masya Allah.

"Oh iya pak. Saya ingat. Maaf sempat lupa" ucap Labib tak enak hati.

Pak Riski terkekeh sebentar,"begini ustadz, saya mau meminta bantuan ustadz"

"Iya pak? Kalau saya sanggup saya pasti akan membantu"

"Tolong gantikan saya mengajar besok pagi di sekolah bisa tidak ustadz? Karena besok saya harus pergi bersama istri karena ada urusan mendadak. Dan tidak mungkin meninggalkan kelas karena jadwal besok adalah kelas yang paling susah diatur. Dan jika tidak ada guru, maka siswa akan berkeliaran dimana - mana tadz"

Harus Terikat Dengan Gus CuekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang