Bagian Dua Puluh Tiga

5.3K 262 43
                                    

Here we go

ShabiraLabib is back

Happy reading🤍
.
.
.
.
.
.
......

Shabira berangkat ke sekolah dengan abang - abang ojek yang selalu stay di pangkalan tak jauh dari Ponpes. Beginilah nasib orang yang buta kendaraan. Naik motor saja tidak bisa.

"Woy Ryl" Sheryl yang sedang melahap sarapannya itu pun hampir tersedak karena ulah Shabira.

"Ck. Apasih babi pagi - pagi ngagetin aja"

"Astagfirullah Sheryl gaboleh ngomong kasar gitu nyet" ucap Shabira dengan raut muka menasehati sambil mengelus - elus pundak Sheryl.

"Bacot lo Bi pagi - pagi. Mending duduk cepet" Sheryl membereskan wadah nasinya. Meskipun belum habis, selera makannya hilang karena Shabira sudah datang. 

"Loh sarapan lo gak dihabisin dulu?"

"Kenyang gue gara - gara lo dateng"

"Dih" Shabira memandang Sheryl aneh lalu duduk di kursi sebelahnya.

"Lo udah buka grup kelas belum?" tanya Sheryl. Shabira menggeleng. Jangankan membuka grup, memegang handphone saja tidak. Bahkan seingatnya benda pipih itu sudah sangat jarang digunakan akhir - akhir ini. Rasanya tinggal di pesantren membuatnya malas untuk bermain handphone.

"Kenapa emang?"

"Sebelum ngomong ini gue mau nanya dulu sama lo"

Shabira mendengus,"lo dari tadi ngapa sih Ryl bertele - tele banget. Tinggal ngomong aja pake lamaaaaaaa banget. Kayak bukan lo banget ngomong begini"

"Ck ini ada masalahnya sama Daffa. Lo kan, suka sama dia cok"

Shabira mengernyit, "ngapa emang si Daffa?"

"Lo beneran suka sama Daffa?"

Tanpa ragu Shabira mengangguk. Tentu dirinya suka. Daffa tampan dan keren. Siapa si di sekolah ini yang tidak menyukai Daffa? Kecuali Sheryl mungkin.

"Tadi pagi di grup rame bener gegara foto Daffa jalan sama cewe lain"

Brak

Mendengar apa yang baru saja Sheryl ucapkan membuat Shabira menggebrak meja karena reflek.

"Siapa woy?!"

"Gak tau gue. Muka cewe nya gak ke sorot cuma muka Daffa jelas banget"

"Coba lo tanya gih sama Daffa"

"Lah hak nya gue nanya sama Daffa apaan? Jadian aja kaga" Shabira mengangkat bahu acuh. Tampak tak peduli dengan berita yang didengar.

"Lo gimana sih bi? Katanya suka sama Daffa"

"Ya gue suka. Tapi ya biasa aja Ryl. Kan dari dulu emang di Daffa begitu dah. Suka jalan sama cewe - cewe laen"

Bahu sheryl merosot. Benar apa kata Shabira. Dari dulu Daffa tidak berubah. Dia tetap playboy yang suka mengumbar janji manis.

"Kok lo tumben ngomongin soal beginian? Bukannya lo dulu gak setuju ya kalo gue sama Daffa?" Shabira menatap Sheryl curiga. Sedangkan yang di tatap malah buang muka.

"Gak gitu loh Bi. Gue ngasih tau lo yaaa buat jaga - jaga aja gitu.  Takutnya lo kalo tau berita itu tiba - tiba nangis. Makanya gue ngasih tau duluan biar kalo lo nangis gue sumpel pake penghapus" Shabira masih memandang Sheryl curiga. Jawaban macam apa itu. Aneh.

Harus Terikat Dengan Gus CuekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang