Semalam, mereka semua menghabiskan waktu di lab KI untuk istirahat. Rasanya tulang-tulang mereka sudah seperti akan lepat satu persatu.
Namun, berbeda dengan Ajun, yang masih kelihatan baik-baik saja. Dirinya beralasan karena "Gue kan anak paskib". Padahal, seandainya saja Ajun tidak menjadi zombie mutasi, pasti ia sudah mati dari tadi.
Orang normal mana yang keadaan kepalanya sudah dibentur-benturkan ke tembok, hingga berdarah-darah, tapi tetap bisa berlarian dari lantai 3 ke lantai 1 lalu naik lagi ke lantai 2? Oh iya, Ajun kan bukan orang.- Hari ke lima -
Hari ini tepat hari ke-5 mereka terjebak di sekolahan ini dengan para zombie.
Lelah? Tentu saja lelah. Rasanya hari demi hari yang mereka lalui itu antara hidup dan mati, setiap hari mereka merasa seperti berada di ambang kematian.- Hari ke enam -
Hari ke-6 mereka masih setia menunggu di lab KI. Namun tetap saja hasilnya nihil, seperti tak ada perubahan di luar sana. Tetap saja terdapat banyak zombie yang berkeliaran. Serasa sekolah ini sekarang menjadi milik zombi, dan mereka hanya manusia nyasar di sana.
- Hari ke tujuh -
Dan, tibalah hari ini, hari ke tujuh, hari di mana sekarang sudah waktunya.
Mereka masih berharap kalau wabah ini sudah berakhir, namun apalah daya, di luar masih saja terdapat serangan.
Mau tidak mau, setuju tak setuju, dengan terpaksa, akhirnya mereka memutuskan untuk menjalankan opsi terakhir, 'bom bunuh diri'."Hehe, udah hari ke tujuh aja ni." -Nadine
"Artinya apa teman-teman?" -Kenan
"Wahhh...kita bakal mati dong bentar lagi." -Ajun
"Emang lu bisa mati, Jun?" -Naufal
"Ya gatau si."
"Tapi kan gue masih ada sisa-sisa setengah manusianya."
-Ajun"Serem anjir kalau si Ajun gaikut mati juga."
"Ntar temen-temennya jadi abu, dia masih muterin sisa bangunan sekolahan."
-Julio"Iya si klo gue ntar mungkin gaikut mati."
"Selamat, iya si selamat."
"Tapi kayaknya gila dikit deh."
-Ajun"Lu emang udah gila, Jun." -Nadine
"Anj."
"Gapapa, gue ga marah kok."
"Seenggaknya gue bisa mengontrol emosi dan bersikap baik kepada kalian, sebelum kalian menjadi abu."
-Ajun"Aduh, mulutnya Ajun minta di amplas." -Hanum
"Hehehe, ampun nyai." -Ajun
-
"Ini hidup kita kurang berapa jam lagi ges?" -Freya
"Ayo pelukan dulu, sebelum jadi abu." -Naufal
"Sumpah, jadi mules, mual, pengen muntah."
"Rasanya tu kayak mau ujian editingnya Pak Andre tau gak?!"
-Hanum"Duh sama, tiba-tiba perut gue mules lagi."
"Akibat ga boker seminggu."
-Naufal"Njir, kok perut lu kuat nampung, Pal?" -Julio
"Terpaksa njir."
"Ntar gue lagi enak-enak boker, tiba-tiba pintunya di dobrak sama zombie gitu."
"Terus gue digigit, gue jadi zombie, belum sempet cebok, belum sempet pake celana, ntar gondal gandul."
-Naufal"STOP!"
"HENTIKAN!"
-Shelli"APASI ANJIR, PAL?!" -Ajun
"Gue jadi bayangin, Nopal jadi zombie gondal gandul njir."
-Kenan"Punya temen gini banget si, asu." -Julio
Mendengar celotehan dari Naufal tadi, seketika suasana menjadi cair kembali, mereka semua tertawa lepas. Hingga hal yang mereka takutkan akhirnya sebentar lagi akan dilaksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL HOME ATTACK
Teen Fiction"pokoknya kita semua harus selamat, kita harus keluar dari sini bareng-bareng".