26. adek

2.9K 167 24
                                    

Happy reading!!🐣

Mark membuka pelan pintu kamar Haechan. Melihat Haechan yang sudah tidur dengan lelap.

Mark mendekat dan duduk dilantai dengan mata yang terus menatap ke arah wajah cantik Haechan saat tidur.

"Terimakasih dan maafkan aku," sepertinya Mark tak akan pernah lelah untuk mengatakan hal ini terus menerus.

"Sebentar lagi adek lahir. Itu artinya kita tidak akan bertemu lagi. Bolehkan sekali saja aku bermimpi kita bisa menjadi keluarga yang lengkap lagi. Haechan..apa aku bisa mengurus dan merawat adek sendiri? Apa kamu tidak ingin merawatnya bersamaku?" Mark berucap lirih sambil menatap wajah tenang Haechan. Selalu, hal ini sudah menjadi rutinitas Mark. Menceritakan apa yang ingin ia sampaikan ketika Haechan sudah tertidur lelap.

"Haechan, jika nanti adek sudah besar dan bertanya dimana mommynya. Aku harus menjawab apa? Jika adek tahu, bahwa aku lah yang menyebabkan semua kekacauan dan kehancuran di hidup mommynya. Apa nanti adek juga akan ikut membenciku?"

"Haechan. Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk mendapatkan maafmu. Kesalahanku memang tak bisa dimaafkan, apalagi diberi kesempatan adalah hal fana yang tidak mungkin terjadi. Jika dengan tidak bertemu denganku bisa membuatmu memaafkanku, akan aku lakukan Haechan.-

-Haechan apa kamu tidak mau menertawakan keadaanku sekarang? Apa kamu tidak bertanya? Kenapa Mark yang sekarang tidak bisa menjadi Minhyung?

-Minhyung telah mati, dan sekarang aku sadar karenamu. Tenang saja Haechan, aku berjanji tidak akan mati terlebih dahulu dan akan menjalani hidupku dengan rasa penyesalan terus menerus tanpa tau cara menghentikannya. Kamu berhasil. Dan aku mengakui kekalahanku."

Mark berdiri mengambil sebuah minyak, dan Mark membuka selimut yang menutupi kaki Haechan.

Melihat telapak kaki Haechan yang bengkak membuatnya semakin merasa bersalah.

Mengambil minyak itu, kemudian memijat kaki Haechan pelan.

"Maafkan aku. Karenaku kamu jadi menderita seperti ini. Terimakasih telah mengizinkan adek untuk bertahan di sana. Akan aku ceritakan ke adek nanti, bahwa mommynya adalah orang yang hebat. Mommynya adalah malaikat yang berhasil membawa adek lahir ke dunia. Akan aku ceritakan nanti, bahwa mommynya adalah orang paling baik dan paling kuat yang harus disayangi. Aku akan membuat dia sangat mencintaimu seperti aku yang mencintaimu selamanya Haechan. Terimakasih pernah percaya dan mencintaiku, terimakasih karena pernah mencintai bajingan sepertiku. Terimakasih karena telah menjadi istri terbaik untukku. Aku mencintaimu selalu."

●○●

Saat ini, Haechan dan Mark berada dalam satu ruangan yang sama. Ya. Hari kelahiran anak mereka.

Mark terus merasakan rasa cemas dan khawatir apalagi ketika melihat Haechan beberapa kali meringis kesakitan.

Ingin rasanya, Mark memeluk tubuh Haechan dan memberikan kekuatan, namun jikalau Haechan sendiri yang menolaknya bagaimana.

Mark terus memohon dan berdoa agar Tuhan menyelamatkan Haechan dan juga anaknya.

Haechan menangis, baru kali ini ia merasakan rasa sakit seperti ini seumur hidupnya.

Mengerahkan segala sisa tenaganya, untuk mendorong sang bayi agar segera lahir dan melihat dunia.

Dan membebaskannya dari penderitaan ini.

Setelah berjuang selama hampir dua puluh jam, akhirnya tangisan bayi terdengar memenuhi ruangan itu, membuat suasana di dalam ruangan menjadi haru.

Mark meneteskan matanya, putranya telah lahir.

Secret Story in Our Marriage | MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang