BAB 4 CAHAYA ( TOPENG)

132 8 4
                                    

Hari demi hari tlah berlalu aku dan Ayahku meninggali sebuah rumah kecil di tengah hutan kota dimana tidak ada orang yang mengetahuinya.
Untuk sementara kami meninggali rumah tersebut.

Lalu tiba-tiba aku mendengar sebuah kabar bahwa Andre menyerahkan dirinya ke polisi dengan suka rela atas tuduhan pembunuhan ibuku.

Aku pun berfikir apa kah ini adalah rencana ROSE HERFINA.
Mengapa Andre Fahrov menyerahkan diri dengan suka rela.

Waktu demi waktu tlah berlalu kami pun mendapatkan kabar bahwa Rose Herfina mendirikan club dan meluaskan pertahanan serta memperbanyak pengawal untuk melindunginya.

Lalu 3 bulan tlah berlalu kami berpindah ke rumah ayah yang sangat megah dan indah.
Tak ku sangka Ayahku adalah pria terkaya dan juga orang terpandang di kota ini.

Lalu Rintik hujan mulai turun di kota kami, Aku berjalan menyusuri kota menggunakan topi hitam yang ayah berikan padaku beberapa waktu lalu.
Aku merenungi banyak hal atas semua yang terjadi kepadaku sehingga tak tersadar air mata terjatuh.
Aku bertanya tanya apakah luka ini akan sembuh rasanya luka ini melubang begitu besar.
Lalu tiba tiba di depanku ada seorang gadis menggunakan payung warna-warni yang tak jauh dari jarak aku berdiri.
Ia menggunakan celana levis, hoodie hitam, dan rambut panjangnya yang terikat.

"Meow!!! Meoww!! Meow!!!... "

"Aght kucing yang manis pasti kau kesepian?? Makanlah ini sebelum teman-temanmu datang!!.. "
(Mengelus dan tersenyum).

Tiba tiba aku menangis mengingat ibu yang selalu memberikan makanan untuk kucing yang hadir di depan pintu cafe kami.

"Ibu!!!... Ibu!!!... Ibu... " (Ucapku dengan berteriak lalu menepuk pundak gadis itu).

"Apa itu?? Hey kau Aku bukan ibumu, bagaimana aku bisa punya anak sebesar kau, aghht kau ini!!!... '' (Ucap gadis itu dengan menunjukan jari).

"Maaf!!!.. " (Ucapku dan menangis).

"Heh kau menangis?? Mengapa kau menangis? Apakah aku tlah kasar kepadamu? Ah tolong maafkan aku!! Maafkan aku!!... "

Aku pun berusaha menutupi wajahku yang menangis dengan topiku dan menunduk.
Lalu tiba tiba wanita itu mengusap air mataku dan berkata.

"Percayalah!!! Semua akan baik-baik saja.
Hidup memang terkadang tidak adil tapi jika kau hidup dengan benar dan sabar semua akan menunjukan jalannya dan pasti kau akan baik-baik saja.
Terimalah apa yang sudah terjadi karna badai tidak akan selalu datang, begitu badai mereda pasti akan ada sebuah pelangi.
Semangatlah!!!..."
(Menepuk pundakku).

"Terimakasih!!!.. " (Ucapku dengan rintihan).

"Aku punya mempunyai dua kebap di tanganku kau ambilah semua kebap ini dan makanlah yang banyak.
Pasti kau akan merasa tenang setelah memakan kebap ini.
Kebap ini sangat enak loh..."
(Ucap wanita itu dengan tersenyum).

Aku pun tersentuh dan tersenyum di balik topi tersebut, seakan akan aku tlah terbangun dari mimpi yang gelap ini.

"Apa itu? Kau tersenyum,, syukurlah kau pasti baru tinggal disini.
tunjukan dimana rumahmu?...
aku akan mengantarmu!!.. "

"Tidak usah!!, aku akan pulang sendiri.."

Gadis itu terheran-heran melihat pria itu yang seperti kehilangan arah.
Tetapi ia tidak memaksa jika itu yang ia inginkan.

"Kau terlihat seperti warga baru apakah kau tidak mempunyai seorang teman?..."

Pria itu hanya terdiam menunduk dan tidak menjawab pertanyaan itu.
Bahkan ia terus menunduk tidak memperlihatkan wajahnya.

TOPENG (Revisi+hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang