BAB 10 SAAT-SAAT SULIT (TOPENG)

28 5 1
                                    

CINTA
dulu aku kehilangan kata itu, bahkan rasa itu aku lupa bagaimana merasakannya.

Cinta yang aku rindukan hanya Kepada ibuku seorang, tapi apakah rasa cinta ini akan datang hadir kembali.
Yang ingin aku katakan saat ini adalah ibu aku merindukanmu maafkan aku yang tidak bisa menjagamu, tapi aku akan berusaha menunjukan padamu bahwa aku akan baik-baik saja dan aku bisa menjalani hidup bahagia seperti yang kau inginkan saat kau melindungiku.

Aku akan berusaha menyembuhkan luka ini meski kau tidak di sampingku sungguh aku mencintaimu IBU.

Bertahun tahun tlah berlalu aku menyadari suatu hal bahwa aku merasakan kembali perasaan itu "CINTA", aku menemukan kembali rasa itu sehingga lubang yang membesar itu dengan perlahan tertutup.

Tapi apakah cinta ini akan berlangsung lama.
Apakah aku layak menjaga cinta ini?
Aku berusaha untuk merubah perasaan ini tetapi aku tidak bisa.

Semakin aku ingin melupakannya, semakin ingin aku memilikinya.
Apakah aku layak merasakan perasaan itu?
Sang Cahaya yang menerangi gelapnya jalan itu membuatku menuntunku ke arah jalan pulang.
seakan-akan aku tidak ingin melakukan hal ini lagi.

Apakah aku bisa menjaga cahaya itu agar tetap selalu bersinar?...
Yang aku takutkan adalah bahwa aku membuatnya dalam bahaya sehingga cahayanya redup.

aku akan membiarkan cahaya itu menerangi siapapun.
kini tugasku hanya menjaganya dari kejauhan agar ia selalu bersinar.

Saat itu aku melihatnya kembali dengan tatapannya yang penuh kesedihan dan juga ketakutan yang mungkin akan selalu ia ingat.
ia telah melihat apa yang telah aku lakukan, aku rasa kini aku bukan yohan yang dulu lagi.
bahkan aku kini seperti pembunuh berdarah dingin.

"Apa yang akan kau lakukan kepadaku? Apakah kau akan membunuhku??.... "
Wanita itu sangat ketakutan.

" Apa kau bodoh!!!, Aku sudah mengatakannya tadi!!... "

Aku menggenggam erat tangan wanita itu lalu membawanya.

Aku melihat keadaan sekitar dengan berjalan sehingga kami telah sampai di sebuah ujung hutan kota.

Kami berjalan memasuki hutan kota yang sangat lebat itu.
setelah berjalan dengan cukup jauh, terdapat sebuah rumah tua dan rumah itu adalah tempat kami berkumpul untuk menyusun sebuah rencana, rumah tua itu adalah markas kami.

Salah satu dari anak buahku melihat Ririn dengan penuh kebingungan lalu berjalan ke arah kami.
Inilah pertama kalinya aku membawa seorang wanita lain ke dalam rumah tua itu.

"mengapa kau membawa wanita itu?"
pria itu terlihat penuh kebingungan.

"Aku ini bosmu, apapun yang aku lakukan semua terserah aku!!!. "
(Ucap yohan sarkas)

"Bagaimana jika ia membongkar siapa kami???... "

"Aku yang akan mengurusnya".

" Baiklah!!.. "

Aku menatap wanita itu dengan penuh rasa penyesalan.
dia telah masuk dalam perangkapku dan pengawal saudara tiriku itu melihatnya.

Aku harus tetap menjaganya sehingga ia tidak terlepas dari pengawasanku.

"Kau masuklah, dan tenanglah aku tidak akan membunuhmu asal kau dengarkan perintahku... "

"Baiklah".
(Ucap wanita tenang)

kami memasuki sebuah rumah tua lalu wanita itu melihat sekeliling rumah kami dan melihat sebuah figura dinding dimana terdapat foto anak kecil dengan seorang wanita tua.

" Siapa wanita itu?? Dan siapa pria kecil itu??.... "

" Itu aku dan Ibuku."

wanita itu hanya menatapku dan lalu menunduk.
kami terdiam seketika...
sepertinya wanita itu sangat takut kepadaku, ia seperti memikirkan hal yang menakutkan karna tatapannya yang sayu.

TOPENG (Revisi+hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang