[FOLLOW SEBELUM BACA OKE]
Sepertinya hari itu adalah hari tersial untuk aka.
Malam hari, saat Aka berjalan sendirian di pinggir jalan, tiba-tiba ada seseorang yang mencegatnya.
Aka kira itu adalah malaikat penolong yang mau memberinya tumpangan, nam...
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ Jangan lupa dipencet bintang nya 🖤 Satu komen kalian bisa memberi EL semangat, jangan lupa komennya ya🥺
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💋💋💋
(AUTHOR POV)
Pukul 07:00.
Gorden abu-abu didalam kamar itu perlahan-lahan terbuka secara otomatis, membiarkan cahaya matahari masuk dan menerangi kamar dengan nuansa putih abu-abu itu, didalamnya terdapat sesosok pemuda manis yang tengah terlelap dalam tidurnya diatas ranjang king size.
Cahaya matahari jatuh diwajahnya yang manis, merasa terganggu pemuda manis itu perlahan membuka mata.
Dia adalah Aka, sesosok pemuda yang baru berusia 18 tahun, namun kini telah sah menjadi pasangan hidup dari seorang Tian--Sosok lelaki yang Aka temui malam itu.
Aka menggosok-gosok matanya, dan sedikit melakukan peregangan otot.
Aka merasa sangat lelahhhh sekali, perlahan aka membuka matanya, dan disaat kedua mata hazel bulat itu telah terbuka sempurna, Aka seketika langsung memekik terkejut, sampai-sampai kedua mata hazelnya membola sempurna.
Tunggu sebentar! Ini......ini......INI BUKAN KAMAR AKA!!!.
Aka bangkit saking terkejutnya bahkan sampai melompat dari atas ranjang, pemuda itu melihat sekeliling, dan memang benar jika ini bukan kamarnya, kamar aka tidak selebar dan semewah ini.
(AKA POV)
"Weh ini gue dimana??".
Oke tenangin diri dulu Aka......Huftt tarik napas......
Gue gak tau ini kamar siapa, dan rumah siapa, gue berusaha menenangkan diri, dan berusaha mengingat-ingat kembali apa yang terjadi tadi malam.
Hingga helaan nafas panjang keluar dari bibir saat gue berhasil ingat kalau tadi malem gue nikah sama Tian.
Oh iya, ngomong-ngomong soal Tian, tu manusia dimana ya?.
Untuk menjawab penasaran gue yang bersarang di otak, akhirnya gue memutuskan berjalan keluar dari kamar ini.
Dan disaat gue sudah keluar dari kamar, hanya satu kata yang bisa keluar dari mulut gue adalah.....
WOW.
Mulut gue cuma bisa bilang Wow doang.
Ini rumahnya bukan lagi disebut rumah, tapi udah kayak istana cuyy, super duper guedeeee, aestetich, mewah, megah dan interiornya ditata rapi sedemikian rupa.
Gila ini udah kayak rumah impian gue waktu kecil dulu.
Gue mulai berjalan mengekspor rumah mewah ini, dan sepanjang langkah kaki gue gak ada henti-hentinya bilang wow dengan mata gue yang berbinar.
