6

157 26 0
                                    

"kau tak sekolah?"

Suara itu membuat Yoojin yang sedang mengambil eskrim tersentak kaget dan menoleh.

"Libur semester kak..." Jawab Yoojin berusaha tersenyum. Meski sudah dua bulan semua berlalu dan Lia pun tak pernah melakukan hal buruk padanya, namun Yoojin tetap saja merasa agak canggung pada Lia.

Mendengar jawaban itu, Lia pun mengangguk pelan lalu berjalan menuju mesin kopi untuk membuat kopinya.

"Tak mau liburan? Aku yakin Johnny akan mau membawamu liburan. Hilangkan stresmu dari pelajaran sekolah sebentar. Itu penting juga..." Ucap Lia sedikit menoleh dan tersenyum memberi saran namun malah membuat Yoojin makin tak enak.

"Eemm...kak Lia libur juga?"

"Hhmmm... Hujan juga. Malas keluar..." Jawab Lia sambil terkekeh pelan yang diangguki oleh Yoojin. Lagipula, baru pertama kali selama dua bulan ini ia dengar Lia libur.

"Mau aku buatkan kopi, teh atau susu hangat?" Tawar Lia yang dijawab gelengan oleh Yoojin yang diam-diam memperhatikan Lia. Sungguh ia sebagai wanita saja tak pernah bosan melihat Lia karena memang nyatanya cantiknya Lia tak pernah membosankan.

"Kamu musim hujan lebih baik makan atau minum yang hangat-hangat. Kalau makan eskrim, nanti bisa cepat sakit. Biar aku buatkan teh susu hangat. Aku rasa kau akan suka..." Ucap Lia membuat Yoojin akhirnya meletakkan kembali eskrimnya. Tawaran Lia terdengar menarik soalnya.

"Kak..."

"Iya?"

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Yoojin yang berdiri lebih dekat dengan Lia.

"Katakan..."

"Kak Lia... Tak lelah seperti ini?" Tanya Yoojin membuat Lia mengerutkan alis dan menoleh.

"Seperti...ini?"

Mendengar itu Yoojin langsung panik takut Lia salah paham dengan maksudnya.

"Maksudku... Kak Lia dan kak Johnny. Kalian seperti melukai diri masing-masing. Maaf kalau aku lancang atau pertanyaanku tak berkenan untuk kakak..." Cicit Yoojin diakhir kalimat membuat Lia tertawa pelan.

"Kau mencintainya?" Tanya Lia balik membuat Yoojin gelagapan. Yah, bohong jika dia tak jatuh cinta pada Johnny. Hei, Johnny memperlakukannya dengan sangat baik. Apalagi tak ada pemberontakan dari Lia membuatnya nyaman disana. Tapi bukan itu penyebabnya dia bertanya. Dia hanya penasaran bagaimana Lia bisa bertahan disana dengan keadaan mereka sekarang.

Sikap panik Yoojin tentu langsung bisa ditarik kesimpulannya oleh Lia hingga wanita itu mengangguk paham.

"Andai aku bisa, aku akan pergi sejauh mungkin. Aku akan senang membiarkan kalian bahagia bersama. Kau mencintainya, begitu juga dengan dirinya. Aku suka itu..." Jawab Lia tersenyum namun membuat Yoojin terdiam dengan pikirannya.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Lia yang dijawab gelengan pelan oleh Yoojin.

"Tapi ini semua berdiri di pondasi yang salah. Kak Johnny sudah berkeluarga. Dan aku... Aku membohongi mamaku. Ini menyakitkan..."

Lia yang mendengar itu pun menyelesaikan minuman untuk Yoojin lalu diberikan pada gadis itu. Menatap Yoojin seakan menunggu lanjutan ceritanya.

"Aku... Mama bertanya mengenai biaya operasinya. Aku membohonginya dan mengatakan aku bekerja paruh waktu dan meminjam uang pada bosku. Jika mama tau darimana aku mendapatkan uangnya, dia pasti akan sangat kecewa padaku..." Ucap Yoojin menahan tangisnya membuat Lia merasa kasihan juga. Ia mengusap punggung yang lebih tinggi dengan lembut.

"Kadang Tuhan memang menguji kita luar biasa beratnya. Bahkan rasanya sampai kita ingin mengakhiri hidup kita. Itu sebabnya ada orang yang sering melakukan hal nekat. Tapi kamu, aku masih bisa katakan beruntung kau masih punya jalan meskipun memang tak bisa dikatakan benar. Setidaknya, kau tak mengakhiri hidupmu dan meninggalkan mamamu..."

Yoojin menoleh pada Lia. Dia merasa, Lia seperti memahami atau bahkan mungkin pernah merasakan luka yang sama. Mungkinkah?

"Kau pernah mengalaminya?"

"Aku—"

"Lia...sayang..."

Ucapan Lia terhenti tatkala mendengar suara panggilan membuat keduanya menoleh dan bersamaan dengan tamu yang baru tiba disana. Mata Yoojin membulat kaget. Siapa yang datang ini?

"Mamaku. Bersandiwara lah dan ikuti ceritaku..." Bisik Lia yang diangguki saja oleh Yoojin. Keduanya memasang senyumnya lalu Lia lebih dulu mendekat pada sang mama.

"Mama... Mama kenapa tak bilang akan datang?" Tanya Lia memeluk sang mama.

"Cckk... Mertuamu saja bilang kalian sulit sekali dikabari. Jadi aku datang sendiri. Dan lihat, siapa gadis cantik ini. Temanmu?" Tanya Hyoyeon menoleh pada Yoojin dan Lia pun memanggil gadis itu mendekat.

"Iya ma. Kenalkan, ini Yoojin. Dia masih SMA tapi kami berteman baik..." Jawab Lia yang membuat Yoojin tersentuh. Bisa-bisanya Lia sebaik itu padanya? Jika saja Lia jahat, dia bisa saja menyerang Yoojin sekarang.

"Wahh... Mama senang kau punya teman dekat sekarang. Sampai dibawa pulang. Perkenalkan, sayang. Saya Hyoyeon,mamanya Lia. Kamu bisa memanggil saya dengan mama juga..." Ucap Hyoyeon ramah yang diangguki oleh Yoojin.

"Salam kenal ma. Maaf mengganggu waktu kalian disini jadinya..." Ucap Yoojin merasa tak enak.

"Ah...tak apa. Mama senang malah Lia mau berteman..."

"Iya sudah, kalian bicara dulu di ruang keluarga. Biar aku siapkan kue untuk teman ngobrol..." Ucap Lia yang akhirnya membuat Hyoyeon mengajak Yoojin pergi ke ruang tamu juga. Meskipun Yoojin nampak ragu, tapi Lia memberikan tatapan untuk meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.

"Hah... Semoga mama papa tak datang juga. Bisa pusing nanti mencari alasannya..."










.
.
.











sorry (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang