3

179 23 5
                                    

Yoojin canggung. Bagaimana bisa ia makan dengan tenang saat ia harus duduk berhadapan dengan istri dari pria yang berstatus sugar Daddy nya? Meskipun sejak tadi Lia nampak ramah menyapanya bahkan menanyakan keadaannya dan makanan yang ingin dia makan untuk sarapan.

Bahkan Lia lah yang memasak dan saat ia mandi, Lia juga yang merapikan ranjang di kamar tempatnya dan Johnny tidur. Yoojin sampai heran sendiri. Apa sebegitu tak ada rasanya kah pasangan suami istri itu? Atau memang benar kata Johnny. Mereka hanya menganggap satu sama lain sebagai saudara dan pernikahan mereka hanya karena perjodohan semata.

"Kau yakin mau sekolah hari ini, Rin?" Tanya Johnny ditengah sesi lamunannya Yoojin membuat gadis itu menoleh sedikit kaget dengan alis berkerut. Ia melirik ke arah Lia dan Johnny bergiliran. Melihat tatapan serius Johnny membuat tenggorokannya terasa kering seketika.

"Hhmm... Ada ulangan hari ini..." Jawab Yoojin pelan sambil melihat respon Lia namun wanita itu nampak santai saja sambil sesekali memperhatikan tabnya.

Ya, Yoojin sudah sedikit banyak mengetahui tentang Lia dari Johnny. Boleh Yoojin akui wanita itu luar biasa. Bisa mengelola perusahaan sendiri bahkan tanpa bantuan Johnny. Apalagi dia juga bertanggung jawab atas mertua dan mamanya yang kadang mendadak sakit, faktor usia mungkin karena orang tua Lia baru memiliki keturunan setelah lama berjuang. Itu kenapa Lia menjadi anak tunggal. Bahkan dari cerita Johnny, ia tahu kalau Lia ternyata bukan hanya lulusan bisnis saja, tapi juga lulusan kedokteran yang sempat ia lakukan sembari bekerja. Yap. Kuliah sambil bekerja.

Kurang apa lagi coba. Mungkin sedikit benar kata Johnny. Lia terlihat agak kaku dan membosankan karena sibuk dengan pekerjaannya saja. Penampilannya pun bisa Yoojin lihat sama sekali tak terlihat seperti orang kantoran. Dia terlihat lebih remaja daripada dirinya. Menyesuaikan dengan penampilan fisiknya mungkin. Karina sempat iri, apa dia bisa seawet muda itu nanti?

"Jangan kelelahan nanti disekolah. Mau bawa bekal?" Tawar Lia yang membuat Yoojin gelagapan dan agak bingung juga. Faktanya, masakan Lia itu enak. Ia akui itu. Poin lebih lagi lah buat Lia.

"Boleh. Supaya dia tak perlu jalan ke kantin..." Ucap Johnny menoleh pada Lia dan wanita itupun meminum airnya lalu segera menyiapkan bekal untuk Yoojin membuat gadis itu merasa makin tak enak hati namun bicara juga takut.

Setelah beberapa menit, Lia datang dengan tas bekal juga Tumbler air untuk Yoojin dan ia letakkan di sebelah gadis itu. Yoojin tentu kaget pasalnya Tumbler air yang Lia berikan bukan Tumbler biasa. Itu Tumbler limited edition milik salah satu member blackpink yang sempat viral itu. Bisa-bisanya Lia memberikannya membawa Tumbler langka itu yang mungkin saja bisa jadi rebutan dikelas nanti.

"Sudah ada buah dan susunya. Habiskan kalau bisa supaya tak membuang-buang makanan. Aku pergi duluan..." Ucap Lia tersenyum dan Yoojin pun mengangguk senyum kaku juga.

"Terimakasih, kak..."

Lia mengangguk lalu segera merapikan tabnya dan pergi begitu saja tanpa pamit lagi pada Johnny. Yoojin melihat ke arah pria itu yang nampak seperti sudah biasa dengan kelakuan Lia membuatnya heran lagi.

"Aku jadi kak Lia bakal ngerasa kayak di rantai emas kayak gini. Bisa terbang tapi gak bebas..."






























































"Haechan?!"

Mata Yoojin membulat sempurna mendengar ucapan Jeno itu dan pemuda itupun mengangguk pelan.

"Iya. Jadi jangan sampe dia tau kalau Lo sama abangnya ada main. Dia itu sayang banget sama kakak iparnya. Kenal dari kecil. So...yah... Begitulah..." Ucap Jeno yang membuat Yoojin membayangkan apa yang akan Haechan lakukan kalau saja dia ketahuan menjadi simpanan kakaknya. Simpanan? Simpanan apa yang dibawa terang-terangan ke depan istri? Adakah julukannya?

Haechan itu pemuda yang menyenangkan sebenarnya. Sering membuat keributan. Intinya ada dia ramai, tak ada dia, sepi. Aneh dan banyak tingkahnya. Tapi semua orang juga tahu Haechan itu ambisius. Meski tak terlihat, tapi dia itu termasuk sangat kuat. Badannya berisi dibanding anak lain bukan karena gendut, tapi otot yang tertata rapi di tubuhnya. Berbeda dengan Jeno yang berotot namun jelas sekali terlihat karena tubuhnya yang lebih ramping dari Haechan.

"Lo...udah di cicip nih sama kak Johnny?" Tanya Jeno jahil karena tak sengaja melihat bercak merah di leher Yoojin membuat gadis itu menggeleng dan  merapikan kerah seragamnya hingga mengancing bagian yang paling atas. Melihat itu, Jeno pun tertawa puas melihat wajah panik Karina.

"Gimana kak Lia tadi responnya?"

Mendengar pertanyaan itu, Yoojin memanyunkan bibirnya mengingat bagaimana baiknya wanita itu.

"Gue yang ngerasa berdosa sama dia. Baik banget orangnya. Mana muda banget lagi keliatannya. Cantik, imut, mandiri, pinter banyak hal. Gila... Gue pertama kali liat dia, gue pikir anaknya kak Johnny..." Ucap Yoojin yang membuat tawa Jeno makin lepas. Untung saja yang istirahat di kelas hanya beberapa anak saja.

"Dia emang gitu. Keknya dia udah gak bertambah tua dari SMA deh. Gue sama yang lain aja heran liatnya. But for your information. Tau Abang gue sama bang Jaehyun kan?" Tanya Jeno yang membuat gadis itu terdiam sebentar mengingat wajah dua pria kemarin itu lalu mengangguk pelan. Ya mana dia bisa lupa, kan baru kemarin. Apalagi kakak Jeno dan pria bernama Jaehyun itu memang termasuk yang paling tampan diantara lainnya. Ibaratkan, andai mereka group KPop, maka Jaehyun dan Taeyong itu visualnya.

"Iya...kenapa mereka?"

"Naksir kak Lia dulu. Gatau sekarang. Apalagi mereka masih single sampe sekarang. Mereka mungkin keliatan gak suka sama kak Lia. Tapi itu mungkin karena mereka sakit hati kak Lia mau dijodohin sama Johnny..." Ucap Jeno santai yang diangguki oleh Yoojin. Makin iri saja dia dengan Lia. Tapi sayang saja Lia memilih menikah dengan pria yang salah.

"Andai dia menikah sama pria yang menyukainya, pasti dia bakal bahagia..."













.
.
.









sorry (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang