16

378 27 4
                                    

Lia memegang erat tangan Johnny yang menuntunnya dengan mata tertutup. Entahlah, katanya ingin memberi kejutan. Tapi Lia tentu harus lebih waspada karena perutnya sudah besar. Membawa 2 nyawa dengannya bukanlah perkara mudah. Apalagi kata dokter ukuran perutnya akan lebih besar dari orang hamil biasa.

Jujur saja rasanya berat. Tubuh pegal, sulit bergerak, mood swing, dan sering ingin makan makanan yang tak ada dirumah. Merepotkan. Dia bahkan pernah menangis karena merasa bersalah pada Johnny yang selalu berusaha mati-matian menuruti keinginannya meskipun itu harus meninggalkan meeting sekalipun.

Namun Untung saja Johnny sudah berubah. Jauh lebih baik, sangat baik malah. Sabar menghadapi sifat istrinya di masa kehamilan itu dan terus berusaha membuat istrinya bahagia.

Seperti saat ini, saat penutup mata Lia dibuka, wanita itu tak bisa berkata-kata lagi atas apa yang suaminya itu lakukan.

"Aquarium...!!"

Seru Lia dengan mata berkaca-kaca saking senangnya. Melihat itu, Johnny terkekeh pelan dan memeluk Lia dari belakang sambil mengusap perutnya lembut.

"Kau bilang ingin memelihara ikan, tapi kau tak mau membuat kolam,khawatir nanti putra kita terjatuh disana. Jadilah ini. Supaya kau tetap bisa memelihara ikan. Suka?" Tanya Johnny pelan yang diangguki oleh Lia dengan perasaan bahagianya.

"Terimakasih. Andai aku bisa memelukmu, pasti sudah aku lakukan..." Ucap Lia teringat pada dirinya dengan perut besar yang mempersulit acara pelukan mereka.

Mendengar itu, Johnny terkekeh lagi dan mengecup pipi gembil istrinya. Sungguh kata orang, istri hamil akan terlihat jelek dan membosankan. Tapi entah kenapa Lia dengan perut besarnya malah membuatnya makin cantik dan menggemaskan di matanya. Ah, bukan hanya dimatanya. Bahkan teman-teman dan pegawainya saja memuji bagaimana Lia nampak jauh lebih menarik karena sejak hamil wanita itu lebih banyak tersenyum hingga eyesmile nya terlihat. Johnny sampai cemburu setiap mendengar pujian untuk istrinya itu.

"Tak apa. Aku masih bisa memelukmu. Dan dua bulan lagi, akan ada tiga orang yang memelukmu..." Ucap Johnny sambil mengusap perut besar Lia lalu menarik pelan dagu Lia untuk dia berikan ciuman. Lumatan lembut penuh cinta yang selalu mereka bagikan setiap hari namun tak pernah bosan baginya.

Memeluk tubuh Lia lebih erat sambil menahan wajah Lia supaya tak berpaling. Dia suka. Sangat suka dengan segala perasaan yang ia rasakan untuk istrinya itu. Rasa bahagia yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Hingga akhirnya mereka mengakhiri sesi itu dengan kecupan terakhir dari Johnny dan mengusap bibir Cherry istrinya dengan gemas.

"Kau sudah katakan akan mengambil cuti?"

Lia mengangguk pelan lalu matanya kembali fokus pada aquarium indah dengan banyak tanaman dan ikan itu.

"Aku mengangkat Xukun menjadi sekretaris ku dan Jackson menjadi asistenku. Jadi dia tak akan kewalahan sendiri nanti dengan semuanya..." Ucap Lia terdengar santai namun nyatanya tak semudah ia bicara. Apalagi Jackson yang mengeluh karena tak akan bisa lagi melihat perut buncit Lia yang katanya menggemaskan dan akan menjadi keponakan kesayangannya. Jackson memang begitu. Sangat suka dengan anak-anak. Mungkin nanti setelah Lia kembali bekerja, pria itu akan sibuk bermain dengan putra kembarnya.

"Aku tak bisa bulan ini karena masih ada project. Bulan depan dan setelah kau melahirkan, aku akan mengambil cuti untuk merawat kalian..."

"Tak perlu selama itu. Kau juga harus tetap bertanggung jawab pada pekerjaanmu..."

"Bagiku, tanggung jawab terbesarku saat ini adalah kalian. Istriku dan dua pangeran kita nanti..." Ucap Johnny mengecup kepala Lia dan memeluknya lembut.

sorry (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang