11

152 22 3
                                    

Johnny masuk dengan menggendong Yoojin kedalam rumah. Sebenarnya dia sudah menyalakan ponselnya yang sebelumnya lupa sampai kehabisan daya namun belum sempat melihat isinya karena terlalu senang mendengar kabar Yoojin sudah boleh pulang asal masih harus banyak istirahat karena salah makan yang membuat perutnya sakit hingga baru diketahui kalau Yoojin memiliki masalah dengan lambungnya.

Tentu saja itu mudah. Toh Lia tak pernah merepotkan Yoojin dan gadis itupun tak pernah mengerjakan tugas apapun di rumah.

Selama Yoojin di rumah sakitpun dia malah mendapat kabar ada masalah dengan salah satu cabang perusahaannya hingga membuatnya sibuk total bahkan tak sempat mengabari Lia.

"Kau ingat kata dokter tadi. Jangan terlalu banyak aktivitas dan pikiran dulu. Kau harus pulih dengan baik..."

"Apa kak Lia tau?"

"Aku belum memberi tahunya. Tapi nanti akan aku jelaskan padanya. Dia pasti akan mengerti..." Ucap Johnny merasa tak enak juga telah meninggalkan Lia dua hari hari tanpa kabar. Dia pun sudah sangat merindukan masakan Lia karena selama menjaga Yoojin ia hanya makan makanan di kantin yang rasanya sama sekali tak cocok dengan lidahnya.

"Baru pulang?"

Langkah kaki Johnny terhenti dengan wajahnya dan wajah Yoojin yang nampak kaget luar biasa mendengar suara itu. Segera setelah mereka menoleh, keduanya sama-sama tak bisa bicara lagi sekarang.



Haechan.


Pemuda itu turun dari tangga dengan membawa nampan bekas makan Lia lalu segera diambil alih oleh pelayan yang datang.

Dengan wajah datar, pemuda itu mendekat ke arah Johnny dan Yoojin membuat keduanya menelan ludah kasar.

"Haechan..."

"Sudah puas menerima karmanya? Atau masih belum?" Tanya Haechan datar yang membuat mereka makin kaget lagi.

"Apa maksudmu, Chan?"

"Apa maksudku sudah jelas. Kalian saja yang tak sadar. Tuhan sedang menghukumnya karena menjadi pelakor..." Jawab Haechan tanpa dosa dengan kekehan sinisnya membuat Yoojin meremat pelan bahu Johnny merasa sakit dengan ucapan Haechan sedangkan wajah Johnny sudah memerah karena kesal. Bisa-bisanya Haechan berbicara sekasar itu pada wanita.

"Kau! Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu,hah?! Kau tak bisa menghargai perasaan—"

"Aku hanya menghargai perasaan orang yang benar. Dan karena itu aku lebih memilih menemani kak Lia dalam mengurus pemakaman mertuamu daripada mencarimu..." Ucap Haechan yang membuat mata Johnny membulat sempurna karena kagetnya.

"Mertua? Apa maksud—"

"Kau tak tau? Makanya, punya hp dipakai. Punya istri diperhatikan. Bisa-bisanya istri sedang berduka kehilangan mamanya, suaminya sibuk mengurus simpanannya..." Sinis Haechan dengan gelengan pelan lalu hendak berbalik menuju kamar Lia lagi.

"Apa maksudmu Haechan?! Katakan bahwa kau tengah berbohong!" Bentak Johnny menggema ke seisi rumah namun sama sekali tak membuat Haechan takut. Pemuda itu berbalik dengan tampang watadosnya dan seringaiannya.

"Rantai emas yang mengikat kak Lia bersamamu sudah tak ada lagi. Surat perceraian kalian sudah ada di meja kerjamu. Hari ini aku akan membawa kakak ipar pergi supaya kalian bisa bebas membuat hal kotor. Bye...!"

Haechan berbalik dan pergi kembali menaiki tangga menuju kamar Lia.membuat Johnny dan Yoojin panik.

"Kak—"

"Gak... Lia tak boleh pergi kemanapun. Haechan hanya sedang mengerjaiku..." Ucap Johnny meyakinkan dirinya sendiri namun tanpa ia sadari hal itu sangat menyakitkan bagi Yoojin. Ia bisa melihat Johnny sangat panik membawanya menuju kamar dan ia yakin Johnny akan menahan Lia.

"Sebenarnya, bagaimana perasaanmu padaku,kak?"



















































Lia terdiam tak bergerak saat Johnny berdiri di depannya dengan nafas yang tak beraturan sedangkan Haechan yang memegang koper Lia berdiri dibelakang kakak iparnya itu dengan wajah datarnya. Menonton drama penyesalan kakaknya itu secara langsung sepertinya bukan hal yang buruk. Kapan lagi,kan?

"kak..."

Johnny menggeleng pelan menatap mata Lia langsung. Tatapan yang jujur saja tak pernah mereka lakukan satu sama lain selama itu.

"Maafkan aku,Lia. Aku mohon..."

"Air mata buaya. Kalau selingkuhannya masih dibawa buat apa minta maaf? Buat mengulangi kesalahan lagi?" Sindir Haechan sambil memutar bola mata malasnya.

"Yoojin sedang tak baik, Lia. Dia masih belum pulih dan kau tahu mamanya juga masih melakukan perawatan di rumah sakit..." Ucap Johnny tak teratur karena dirinya yang sedang emosional. Tak lama dari belakangnya terdengar suara pintu terbuka yang merupakan pintu kamarnya. Itu Yoojin. Dia penasaran mendengar suara keributan jadi ingin mengetahui apa yang terjadi.

"Apa kak John bisa janji mau balikin Yoojin setelah dia sembuh? Putusin semua hubungan kalian dan sumpah setia sama kak Lia?" Tanya Haechan dengan senyum sinisnya ke arah Yoojin. Gadis itupun nampak menggigit bibirnya menatap punggung Johnny yang nampak bergetar.

"Chan... Dia..."

"Kak John gak bisa lepas dia,kan? Kenapa? Karena kak John yang pertama kali nidurin dia? Karena kalian saling cinta? Kalau gitu lepas kak Lia. Toh kak Lia gak rugi pisah sama kakak..." Jawab Haechan membuat Johnny kembali menggeleng dan matanya  masih menatap mata Lia dengan wajah merah dan mata berkaca-kaca.

"Lia... You know I can't... I can't leave her now and I can't far from you..."

Mendengar itu Lia malah memasang senyum tipisnya. Ia tak percaya dengan apa yang Johnny katakan. Bisa-bisanya suaminya itu berkata demikian seakan ingin tetap menggenggam keduanya.

"Tapi maaf kak. Aku gak bisa. Aku gak bisa terima berbagi hati lagi sama siapapun. Sekali lagi, maaf..."

Dengan begitu, Lia melepaskan pandangan juga hatinya dari Johnny lalu pergi lebih dulu dari pria itu yang terus memanggilnya dengan suara frustasinya.

"Kamu tau,kak. Ah...aku rasa kamu gak pernah pengen tau..."

Johnny sedikit melirik ke arah Haechan yang tersenyum sinis ke arahnya dan Yoojin juga yang ikut mendengarkan dengan menahan isakannya.

"Kak Lia bisa jadi sedingin dan sekaku itu karena om Jiyong. Kakak tau kan kak Lia satu-satunya anaknya? Om Jiyong neken kak Lia supaya cuma fokus belajar sampe kak Lia gak bisa bersosialisasi sama siapapun. Itu kenapa kak Lia punya sifat kayak sekarang setelah bebas dari om Jiyong. Apalagi dulu setiap kak Lia ngebantah atau ngebuat om Jiyong kecewa, kak Lia selalu dipukulin sama om Jiyong.  That's why, aku dulu gak setuju kalian nikah soalnya aku tahu sifat kak John yang gak peka dan gak sabaran..."

Mendengar itu Johnny tentu kaget. Pasalnya yang ia lihat dan ketahui, keluarga Lia itu sangat normal dan baik-baik saja. Bahkan bisa dibilang keluarga Lia itu dianggap panutan banyak orang. Suaminya yang sukses, istrinya yang setia,lembut, penurut dan cantik serta anaknya yang sangat pintar dan berprestasi. Tapi siapa sangka dibalik kesuksesan Lia, gadis itu mendapat didikan yang luar biasa keras juga. Bahkan Johnny sendiri tak pernah mengalaminya.

"Haechan—"

"Aku udah lama tau kak John selingkuh. Aku marah dan kecewa sama kak John. Tapi aku milih diem karena aku maunya bikin pernikahan kalian tetep bertahan. Tapi... Kak John yang emang udah gak pantes buat kak Lia..." Ucap Haechan dengan kekehan sinisnya lalu menoleh pada Yoojin.

"Gue tau hidup Lo gak sebaik gue. Tapi bukan artinya Lo bener dengan ngerusak pernikahan orang lain. Gak ngerasa malu Lo tidur sama suami orang? Kalau gue sih malu ya. Apalagi kalau mama gue tau. I hope your mother never know about this or she Will feel disappointed with you and blame her self a whole life..."

"...dia terluka dan kalian bikin dia sekarat..."

Yoojin merunduk menahan tangisnya dengan ucapan Haechan yang serasa menusuknya lagi itu lalu pemuda itupun berjalan menarik dua koper milik kakak iparnya untuk dibawa pergi ke rumah baru Lia yang gadis itu sudah beli kemarin.

"I'm sorry, Lia. I really sorry. I just realized that I have fallen in love with you..."



.
.
.











sorry (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang