7

150 25 2
                                    

"Yoojin?"

"Kak John..."

Pria yang baru tiba di rumah itu mendekat pada Yoojin dan mengecup keningnya.

"Ada masalah?"

"Gak... Tadi udah di handle sama kak Lia..." Jawab Yoojin jujur yang diangguki oleh Johnny.

"Dimana dia sekarang?" Tanya Johnny melihat sekeliling. Beruntung Lia ada di rumah. Bayangkan saja jika Yoojin sendiri disana dan mertuanya datang. Kan lebih mencurigakan jadinya.

"Itu... Kak Lia bilang mau disana sendiri..." Jawab Yoojin menunjuk pada gazebo di taman. Lia memang biasa sendiri disana apalagi jika musim hujan seperti sekarang. Dia akan bermain piano yang sengaja diletakkan disana lalu bernyanyi, kata pelayan. Tapi jujur saja, suaranya tak sampai ke rumah karena suara hujan jauh lebih deras.

"Aku akan menghampirinya. Sudah jam makan siang..." Ucap Johnny hendak pergi untuk menyusul Lia namun Yoojin menahannya.

"Kak Lia udah masak tadi sama mama Hyoyeon sebelum mama pulang..."

"Mama?"

Yoojin mengangguk pelan.

"Mama sendiri yang minta aku panggil gitu. Mama baik banget..." Ucap Yoojin tersenyum senang mengingat bagaimana perhatian dan terutama bagaimana wanita itu memanjakan putrinya. Bukan hanya Lia saja tapi. Bahkan Hyoyeon juga memanjakan Yoojin dan ia menceritakan itu semua pada Johnny sembari mereka makan siang.

"Mama memang begitu. Dia suka teman bicara. Semangkin Ramai dia semakin suka..." Ucap Johnny yang disetujui oleh Yoojin.

"Apa Lia sudah makan tadi?"

"Sudah. Kak Lia juga bawa minuman infuse dan kue ke sana..." Jawab Yoojin yang diangguki oleh Johnny.

Dari jendela besar yang basah, Johnny bisa melihat bagaimana Lia nampak tengah menerima panggilan hingga membuatnya mengerutkan alis bingung. Siapa yang menelfon Lia? Dan, untuk apa juga dia penasaran? Bukan bagaimana. Ini pertama kalinya dia ada dirumah di jam segitu dan melihat Lia menerima telfon yang ia tak tahu dari siapa. Jackson kah?

Rasa penasarannya buyar saat suara dering ponselnya terdengar dan ternyata merupakan panggilan dari Taeyong. Ada apa temannya itu menelfon?

"Siapa kak?" Tanya Yoojin penasaran.

"Taeyong. Tunggu sebentar..."

Johnny segera menerima panggilan setelah meminum airnya.

"Halo?"

"Hai, John! Mau datang berkumpul?" Tawar Taeyong yang membuat alis Johnny mengkerut.

"Dalam rangka apa?" Tanyanya sementara matanya melihat pada Lia yang nampak mulai meninggalkan gazebo, melewati setapak taman beratap tumbuhan bunga mawar menjalar untuk kembali ke dalam rumah. Satu hal yang ia baru sadar. Lia tak menggunakan kaos seperti biasa. Tapi kali ini menggunakan gaun rumahan namun membuatnya terlihat sangat anggun.

"Iseng saja. Ayo bertemu di cafe milik Ten. Disini ada party kecil-kecilan. Lia juga akan datang..."

"Kau menelfonnya tadi?"

"Bukan aku, tapi Ten dan dia bilang akan datang. Mau datang juga? Aku tak memaksa. Jika kau tak—"

"Aku akan datang..." Putus Johnny yang membuat Yoojin mengerutkan alisnya. Datang kemana lagi?

"Good! Ajak juga Yoojin. Lia bilang akan memintamu mengajaknya jika kau ikut..." Ucap Ten yang mengambil alih ponsel Taeyong.

"Dia mengatakan itu?"

"Hhmm... Dia bilang supaya Yoojin tak bosan juga jika ditinggal..."

Mendengar itu, Johnny melihat pada Yoojin lalu pada Lia yang baru saja masuk lewat pintu sebelah jendela kaca sambil meniriskan air hujan yang sedikit membasahi ujung gaunnya. Pelayan juga datang langsung membawakannya handuk untuk mengeringkan kakinya yang basah.

"Hhmm...kami akan datang..."

Johnny mengakhiri panggilannya lalu menoleh pada Yoojin karena Lia sudah kembali ke kamarnya.

"Kemana kak?"

"Kita akan ke cafenya Ten. Disana yang lain sedang ada acara kecil-kecilan. Mau?" Tawar Johnny yang tentu saja diangguki oleh Yoojin. Toh selama dua bulan ini dia hanya bulak balik sekolah dan kantor Johnny saja. Ke rumah sakit pun jarang.

"Tapi kak Lia..."

"Dia juga ikut..."














































Johnny turun dengan Yoojin dan melihat sekeliling dengan alis berkerut. Memberi kode pada pelayan untuk mendekat karena ingin menanyakan sesuatu.

"Lia mana?" Tanya Johnny saat tak melihat keberadaan Lia. Apa dia belum selesai bersiap? Biasanya dia sangat cepat dalam hal itu.

"Nyonya Lia sudah pergi tadi tuan..." Jawab sang pelayan membuat alis Johnny dan Yoojin berkerut heran. Bukankah mereka mau berangkat bersama?

"Dengan supir?"

"Tidak tuan. Tadi tuan Jaehyun datang menjemputnya..." Ucap pelayan itu membuat mata Yoojin membulat kaget. Dia kan sudah tahu kalau Jaehyun itu menyukai Lia. Yoojin pun menoleh pada Johnny yang nampak mengangguk saja.

"Oke..."

"Oke?!" Tanya Yoojin heran membuat Johnny menoleh padanya.

"Kenapa?"

"Kak Lia berangkat dengan kak Jaehyun..."

"Lalu?" Tanya Johnny bingung.

"Kakak gak marah?" Tanya Yoojin lagi yang membuat Johnny tertawa sambil menggeleng pelan.

"Cckk...kami semua bersahabat, Jin. Bahkan adik-adik mereka juga bersahabat dengan Lia. Kami semua seperti saudara..." Ucap Johnny sambil membawa Yoojin ke mobilnya membuat Yoojin menghela nafas pelan.

"Kakak saja yang gak sadar gimana perasaan mereka ke kak Lia..."


.
.
.








sorry (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang