33. Fighting, Papa!

31K 3.4K 218
                                    

From: Starky
Maaf ya untuk beberapa hari ke depan mungkin aku gak bisa nengok Shane. Ada sedikit masalah di kantor.

Shane membaca chat Papanya baik-baik. Jika dia hitung, sudah lima hari Papanya tidak pernah berkunjung sama sekali.

Sambil membawa ponsel milik Rhea, Shane datang ke dapur dan duduk di meja makan. Mamanya sedang sibuk mencuci sayuran, belum menyadari kehadiran Shane di situ.

Barulah ketika Rhea berbalik untuk memasukkan sayuran ke kulkas, dia sedikit terlonjak karena kehadiran Shane di sana. Bocah itu hanya duduk memperhatikan Mamanya tanpa bicara satu kata pun.

"Ngagetin Mama aja," ujar Rhea. Dia melanjutkan kegiatannya menyusun sayuran ke dalam kulkas.

"Ma, Papa marah ya sama aku?" tanya Shane.

Tangan Rhea berhenti bergerak. Dia segera menutup pintu kulkas dan duduk di depan Shane.

"Enggak kok. Ada apa emangnya?"

Shane menggeser ponsel ke arah Rhea untuk memperlihatkan chat dari Papanya. "Papa gak bisa ke sini. Apa Papa cuma alasan aja sibuk di kantor padahal Papa marah karena aku diemin?"

"Memangnya Shane udah mau ketemu Papa?" tanya Rhea.

"Aku gak pernah bilang gak mau ketemu Papa. Aku cuma... waktu itu gak mau ngomong aja sama Papa."

Rhea mengelus kepala Shane. "Shane, Mama tau Shane kecewa sama Papa karena waktu itu Papa gak lihat kamu tampil ya?"

Shane mengangguk pelan. "Sebenarnya gak apa-apa sih Papa gak datang," jawabnya dengan nada sok jual mahalnya yang seperti biasa. "Tapi Papa sendiri yang janji mau datang," lanjutnya.

Rhea tersenyum. Dia yang melahirkan anak ini sehingga dia tahu kalau kalimat pertama yang diucapkan Shane hanya bentuk gengsi dari Shane. Dia benar-benar mengharapkan kedua orang tuanya datang pada hari itu.

"Shane tau gak alasan Papa gak datang itu apa?"

Shane terlihat berpikir beberapa saat. "Karena lagi bareng Tante Nadira?"

Rhea menggeleng. "Papa tiba-tiba ada kerjaan yang gak bisa ditinggalin di kantor."

"Papa lebih sayang kantor ya dari pada aku?"

"Enggak dong," jawab Rhea. "Tapi coba Shane pikir deh. Selama ini Shane pernah kekurangan sesuatu gak? Contohnya kayak, pas mau beli buku ensiklopedia atau mau beli action figure. Action figure kamu mahal-mahal lho. Mama pernah bilang gak ada uang?"

Shane mencoba mengingat-ingat. Dia bahkan tidak perlu merengek untuk meminta sesuatu. Dia hanya perlu meminta dan Mamanya langsung mengabulkannya kalau memang yang dia minta bernilai positif. Kalaupun Mamanya pernah menolak permintaannya, Mamanya tidak pernah bilang alasannya karena kemahalan atau lagi tidak punya uang.

"Gak pernah," jawab Shane kemudian.

"Itu karena Papa selalu memastikan semua kebutuhan kamu terpenuhi. Kerja itu capek. Kalau bisa disuruh pilih, mungkin Papa bakal lebih suka tinggal sama Mbah Uti. Bisa main game seharian atau mancing aja di kolamnya Eyang. Tapi karena Papa gak mau anaknya hidup kekurangan, Papa kerja keras. Kamu tau kan, Papa hampir tiap hari pulang malam?"

"Papa pernah cerita kalau Papa kerja sering sampai malam," ucap Shane.

"Iya. Itu supaya Papa bisa selalu membiayain Shane."

"Bukannya Mama yang beliin semuanya? Kan aku tinggalnya sama Mama?"

"Mama juga beliin. Cuma ya karena uang Papa lebih banyak, Papa beliinnya lebih banyak. Kayak kemarin tuh pas salon Mama di Makassar bangkrut, mungkin Mama bisa nangis kalau kamu minta beliin sesuatu yang mahal karena uang Mama hampir habis. Untungnya Papa sangat bisa diandalkan."

Three YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang