39. How Does It Feel?

35.3K 3.1K 350
                                    

Rhea menjerit histeris ketika Starky tiba-tiba saja tersungkur di dekat kakinya. Mereka baru saja turun dari mobil dan Ares secara tiba-tiba menghajar Starky.

"Mas! Starky lagi sakit, Mas!" Rhea mencoba menghentikan Ares dengan cara memeluk pria itu. "Mas, please."

Ares baru berhenti memberontak ketika dia melihat Rhea benar-benar menangis ketakutan. Adiknya itu segera beralih ke Starky dan membantunya berdiri.

Rana dan yang lain langsung beramai-ramai mendekati Ares, memastikan agar pria itu tidak kembali menyerang. Mereka tidak menyangka kalau Ares akan tiba-tiba menyerang seperti tadi.

"Starky," panggil Rhea seraya memperhatikan seluruh wajah Starky. Tadi Ares memukulnya tepat di pipi pria itu.

"I'm okay, Rhe," ucap Starky menenangkan, rautnya juga terlihat tenang meski sedikit pucat.

"Mas!" seru Rhea. "Mas apa-apaan sih?"

Ares bersedekap menatap Starky dan Rhea bergantian. "Apa-apaan lo tanya? Lo yang apa-apaan. Ngapain lo nginap di rumah si brengsek ini?"

"Shane semalam gak mau tidur karena kangen Papanya. Ternyata Starky lagi sakit. Gak mungkin aku tinggalin Shane berdua sama Starky yang lagi sakit, Mas," jelas Rhea.

"Gue udah ngasih lo terlalu banyak toleransi karena gimanapun, lo bapaknya Shane. Tapi bukan berarti ibunya juga bisa lo dekatin lagi. Lo lupa apa dulu lo nalak adek gue gara-gara perempuan lain?" marah Ares tanpa ampun.

"Mahareswara! Cukup!" bentak Rhea.

Ares terdiam mendengar bentakan Rhea. Selama 33 tahun hidupnya dan 29 tahun mengenal Rhea sejak bayi sampai dewasa, ini pertama kalinya Rhea menyerukan namanya seperti itu.

"Oh, lo bentak gue gara-gara dia? Lo lupa waktu lo disakitin habis-habisan sama si brengsek ini lo larinya kemana kalau bukan ke gue, Ibu, sama Juno," ucap Ares seraya berjalan ke arah mobilnya sendiri. "Mulai sekarang, terserah lo. Anggap aja gue udah bukan kakak lo lagi."

Rhea yang masih tersulut emosi karena kelakuan Ares tadi makin kesal dengan kalimat terakhir kakaknya itu. Dia berdiri bertolak pinggang dan menatap Ares dengan raut menantang.

"Terserah lo juga! Gue juga gak mau punya kakak kayak lo! Dikit-dikit mainnya emosi. Padahal lo udah denger penjelasan gue," balas Rhea sengit.

Ares menunjuk Starky dengan tatapan memperingatkan. "Lain kali gue habisin lo," ancamnya.

"Coba aja. Gue laporin lo ke polisi," sahut Rhea.

Ares tidak berucap apa-apa lagi dan masuk ke dalam mobil. Ia melajukan mobilnya gila-gilaan meninggalkan pelataran ruko.

Rhea tersengal-sengal karena berbicara terlalu keras. Seumur-umur dia tidak pernah sampai lepas kontrol begini. Dia bahkan baru menyadari kalau tangan dan kakinya bergetar hebat karena seluruh emosinya bercampur aduk.

"Kak, minum dulu. Kakak sampai gemeteran gitu," ucap Pinkan yang tahu-tahu sudah muncul dengan segelas air putih.

Rhea menengguk air itu banyak-banyak hingga gelasnya tandas. Dia kemudian mendudukkan dirinya di undakan tangga depan ruko. Tubuhnya melemas seketika.

Dia tidak habis pikir dengan kelakuan Ares. Rhea paham kalau Ares begitu kecewa terhadap Starky, tapi memakai kekerasan seperti itu bukan cara yang tepat. Untunglah tadi Shane sudah lebih dulu diantar ke sekolah sehingga dia tidak perlu melihat Papanya dihajar oleh Pamannya sendiri. Sekitaran ruko juga masih sepi karena waktu masih menujukkan pukul tujuh pagi.

Rana memberi kode agar karyawan lain masuk ke dalam untuk memberikan Starky dan Rhea waktu sejenak. Mereka menuruti Rana dan meninggalkan Rhea dan Starky berdua di depan ruko.

Three YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang