Suasana sekolah mulai sepi. Satu persatu orang sudah pulang. Yang tersisa hanya beberapa guru dan para pekerja yang bertugas membereskan sisa-sisa acara.
Rhea, Starky, Banyu, dan Shane sedang berada di taman samping sekolah. Shane duduk di ayunan tanpa mau menatap Papanya. Starky sendiri hanya berdiri menghadapi Rhea yang bersedekap dan memasang raut penuh intimidasi. Banyu memilih duduk agak jauh dari mereka, dia terlihat menikmati ketegangan antara Rhea dan Starky.
"Shane, Papa minta maaf ya. Papa udah ingkar janji sama kamu," jelas Starky penuh penyesalan.
Shane tidak bergeming. Dia lebih memilih menekuri rumput dibandingkan melihat wajah Papanya.
"Shane mau pulang duluan sama Om Banyu? Naik sepeda. Seru banget lho. Tadi Mama udah nyobain," ucap Rhea.
Shane melirik Banyu yang tersenyum lebar padanya. Perlahan, dia mengangguk.
"Banyu, gue titip Shane ya. Nanti diantar ke ruko aja. Kasih tau sama anak-anak kalau gue balik agak telat," ucap Rhea pada Banyu.
"Sip." Banyu berujar seraya berdiri dan mengulurkan tangan pada Shane. "Yuk, pulang."
Shane menggandeng tangan Banyu dan berlalu dari tempat itu tanpa menatap Papanya sama sekali. Padahal biasanya se-ngambek apapun Shane dia tidak bisa mendiami Papanya seperti ini.
"Oke, sekarang gue mau denger penjelasan lo," tuntut Rhea.
"Aku mendadak harus menghadap ke Dirut perusahaan pagi ini," ucap Starky.
"Mendadak harus bertemu atasan lo dan lo batalin janji sama anak lo. Lo gak lihat wajah kecewa Shane tadi waktu nyariin lo dari awal sampai akhir dan ternyata lo baru muncul pas acara selesai," ucap Rhea penuh kekesalan. "Harusnya lo gak usah janji kalau emang lo kemungkinan gak bisa datang. Shane bacain puisinya asal-asalan karena lo gak dateng dan dia jadi bahan cemoohan orang-orang."
Starky terdiam tanpa berani menatap mata Rhea. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. Rhea baru menyadari lingkaran hitam samar yang mulai terlihat di bawah mata pria itu. Kulitnya juga terlihat sangat pucat.
Rhea tidak tahu banyak tentang Starky yang sekarang. Namun dulu, selelah apapun Starky bekerja, pria itu tidak pernah terlihat sekacau ini. Karena itu, Rhea berasumsi keadaan Starky sekarang adalah efek putusnya dengan Nadira.
"Shane berusaha untuk tampil di depan umum meskipun dia paling gak suka itu. Gue gak pernah nuntut lo harus selalu luangin waktu untuk Shane, tapi please lain kali lo gak usah ngasih dia harapan lagi." Nada suara Rhea mulai bergetar.
"Maaf, Rhe. Walaupun maafku gak akan mengubah apapun."
Rhea menghela nafas sembari melemaskan bahunya yang sedari tadi tegang. "Sekarang gue gak tau lagi harus bujuk Shane dengan cara apa," ucapnya lelah.
"Kamu fokus ke Shane aja. Masalah dia marah ke aku, gak apa-apa. Nanti pelan-pelan aku ajak ngobrol."
"Ya udah. Gue balik sekarang," ujar Rhea.
"Aku anter ya?"
Rhea memperhatikan lahan parkiran yang kosong. Tidak ada tanda-tanda kehadiran mobil milik Starky berada di sana.
"Mobil lo mana?"
"Ah." Starky seperti baru teringat akan sesuatu. "Aku tinggalin di depan pertokoan tadi soalnya macet," jelasnya.
"Terus lo ke sini naik apa?"
"Naik ojek pangkalan. Mau nyari ojol takut lama," jawab Starky kemudian tertawa kecil. "Sia-sia juga sih karena telat."
"Ya udah kalau gitu lo gak bisa anter gue kan? Gue balik sendiri aja."
"Kamu jalan kaki?"
Rhea mengangguk. "Dekat doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Years
RomancePernikahan Rhea dan Starky hanya berlangsung selama tiga tahun. Meskipun mereka telah dikaruniai seorang putra, ternyata Starky belum juga bisa usai dari masa lalunya. Rhea merasa, Starky belum bisa membuka hatinya untuk Rhea. Starky hanya sanggup m...