41. Banyu's Story

16.6K 2K 96
                                    

To: Banyu
Gue di depan gedung ini, duduk di bawah pohon.

From: Banyu
Sip. Gue meluncur kesana sekarang. Baru bubar ini.

"Wah! Keterlaluan. Beneran gak dipakai undangannya," protes Banyu sambil berjalan mendekati Rhea.

Rhea memasukkan ponselnya kembali ke dalam slingbag-nya dan mengambil buket bunga yang tadi dia letakkan di bangku. Buket itu sudah Rhea pesan sejak kemarin saat Banyu datang membawa kabar wisudanya. Meskipun dirinya dan pria itu masih terhitung baru kenal, tapi Rhea sering terbantu oleh Banyu. Jadi menurutnya, tidak ada salahnya dia membawakan buket untuk Banyu.

"Lo lagi wisuda apa jualan souvenir?" ejek Rhea melihat Banyu membawa segala macam jenis hadiah di tangannya.

Banyu mendengus kesal. "Bantuin napa."

Bukannya membantu, Rhea malah menyodorkan buket bunganya. "Nih, gue tambahin beban lo," ucapnya.

Banyu makin kesal begitu Rhea meletakkan tambahan buket berukuran lumayan besar di tangannya. "Happy graduation, Jaka stress," ucap Rhea.

Banyu menggerutu tapi tetap berterima kasih. "Thanks, Nawang Wulan. Gue kira lo gak datang. Udah gue tungguin dari tadi."

"Rencananya emang gak datang, tapi berhubung gue udah anggap lo temen, ya gue sempat-sempatin."

"Harusnya lo datang lebih awal biar bisa lihat gue wisuda."

"Gak minat. Gue kan kemarin udah bilang, gue gak bisa pakai undangan lo," Rhea menekan tiap ucapannya agar Banyu mengerti kalau sedari awal dia enggan datang sebagai pendamping. Ia hanya ingin mengucapkan selamat sebagai teman, tidak lebih.

"Jahat ah. Ya udah, ke mobil gue bentar yuk. Nyimpen ini dulu."

Rhea mengangguk dan mengikuti Banyu melenggang ke parkiran kampus. Suasana begitu ramai sehingga mereka harus berjalan hati-hati agar tidak bertabrakan dengan orang lain.

Pelataran kampus dipenuhi dengan para wisudawan yang sibuk mengabadikan gambar, banyak juga para fotografer yang menawarkan jasa foto. Terkadang ada yang menawari Banyu untuk berfoto, tetapi pria itu menolak dengan sopan.

"Lo gak foto-foto?" tanya Rhea ketika Banyu sedang memasukkan hadiah-hadiahnya ke dalam mobil. "Gue lihat-lihat fans lo cukup banyak sampai dapat hadiah sebanyak ini."

"Gue udah bilang kan kalau gue ini idola fakultas. Dan ya, gue males foto-foto. Bosen."

"Tapi ini kan momen wisuda," ucap Rhea.

Banyu mengangguk. "Wisuda yang ketiga kali. Kedepannya mungkin masih ada wisuda lagi."

Rhea memandang Banyu takjub. "Lo udah tiga kali wisuda?"

"Yap. Waktu masuk semester 3 di program sarjana dulu, gue kuliah di dua kampus. Jadi setahun setelah gue wisuda di kampus pertama, gue wisuda lagi di kampus kedua. Sekarang yang ketiga."

"Woh! Pinter juga lo ya."

"Jelas itu," ucapnya jumawa.

"Emang motivasi lo apa kuliah sampai berkali-kali?" tanya Rhea iseng.

Banyu menyusun hadiah terakhir di kursi penumpang kemudian mengambil kembali bunga yang dibawakan Rhea. "Pengen pinter aja."

Rhea menukikkan alisnya. "Seriusan? Bukan karena kerjaan atau apa gitu?"

"Iya. Soalnya gue pernah dicampakin karena tuh cewek lebih milih cowok paling pinter di angkatannya," jawab Banyu cuek. "Yuk kita foto dulu."

"Eh? Foto berdua?"

Three YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang