Hal yang pertama Rhea lakukan ketika memasuki rumah adalah mengecek suhu tubuh Starky menggunakan termometer. Begitu melihat hasilnya, Rhea menghela nafas dan menatap Starky dengan tatapan mengintimidasi.
"Jadi sejak dua hari lalu itu kamu sakit?" tanya Rhea.
"Cuma agak kecapekan aja," jawab Starky tanpa menatap Rhea.
"Memang kecapekan," tekan Rhea. "Kamu nggak pernah istirahat ya?"
"Istirahat kok."
"Lihat ke sini kalau aku bicara," titah Rhea yang langsung dituruti oleh Starky.
Rhea mendengus lalu menunjuk mata Starky. "Mata pandamu gak bisa bohong," ucapnya.
Starky terdiam melirik Shane yang sepertinya tidak ingin ikut campur. Ia beranjak ke ruangan sebelah, menyibukkan diri dengan melihat-lihat jejeran action figure dan koleksi Lego milik Starky yang terjejer rapih di dalam lemari kaca.
"Star, kamu itu punya anak. Kamu lihat sendiri kan, dia sampai merengek minta diantar ke kamu malam-malam begini? Ikatan batin anak dan orang tua itu erat. Kalau kamu sakit, Shane juga gak bisa tenang." Rhea mulai mengomel sambil mencari-cari paracetamol di kotak obat. "Kamu kerja sampai segitunya, memangnya tim kamu nggak ada yang bisa diandalkan?"
Rhea menatap Starky. Pria itu hanya diam dan tertunduk, kebiasaannya jika melakukan kesalahan. Kebiasaan yang ia turunkan pada putranya, jadi Rhea sangat paham.
"Oh atau sebenarnya ada. Gak mungkin dong perusahaan sebesar itu ngerekrut karyawan sembarangan. Kamu masih kayak dulu ya? Nge-handle semuanya sendiri?" tudingnya.
"Aku baru bisa tenang kalau aku sendiri yang pastiin kerjaannya gak ada yang salah," sahut Starky.
"Gak ada salahnya percaya sama orang lain, Star. Terutama bawahanmu sendiri," ucap Rhea. "Aku emang gak pernah berada di posisi mentereng kayak kamu, tapi aku juga punya karyawan. Awalnya aku selalu mengira kalau mereka gak bisa tanpa aku, alhasil aku selalu mengkhawatirkan segala hal tentang kerjaan. Sampai aku sadar. Kalau aku mau tangani semua sendiri, untuk apa aku nge-hire mereka? Dan ternyata pas aku coba berikan mereka tanggung jawab masing-masing, mereka bisa kok. Malah bakat-bakat mereka mulai menonjol."
Starky tersenyum. "Mulai malam ini aku akan coba untuk lebih percaya sama staffku. Thanks, Rhe."
Rhea mengeluarkan satu tablet paracetamol. "Kamu gak mau ke dokter aja?" tanyanya.
"Aku beneran cuma butuh istirahat kok," jawab Starky.
"Udah makan belum? Ini mau minum obat lho."
"Cuma sempat makan roti tadi siang."
Rhea meringis. "Istirahat gak pernah, jarang tidur, makan telat. Kamu mau bikin Shane jadi yatim?"
Starky mengerucutkan bibirnya. Persis yang Shane lakukan ketika dia tidak senang mendengar sesuatu. "Kamu do'ain aku yang gak baik ya?"
Rhea mengedikkan bahunya tak peduli. "Bukan aku do'ain yang gak baik, tapi kamu yang gak bisa jaga kesehatan."
"Aku lebih milih jadi anak broken home dari pada anak yatim." Shane tiba-tiba berceletuk dari ruangan sebelah.
Rhea sama sekali tidak menyangka Shane sedang menyimak dari ruangan sebelah. "Hush! Shane."
Starky memicingkan mata pada Rhea. "Gara-gara kamu."
"Emang bener kan. Aku anak broken home," ucap Shane lagi. Anak itu sudah kembali ke ruangan tempat Starky dan Rhea berada.
Rhea menghampiri Shane. "Shane, nemu dari mana kata-kata itu?" tanyanya hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Years
RomancePernikahan Rhea dan Starky hanya berlangsung selama tiga tahun. Meskipun mereka telah dikaruniai seorang putra, ternyata Starky belum juga bisa usai dari masa lalunya. Rhea merasa, Starky belum bisa membuka hatinya untuk Rhea. Starky hanya sanggup m...