25. Parent-things

28.8K 3K 68
                                    

Begitu Shane sudah kembali ke tempat duduknya, Rhea dan Starky juga kembali ke bangku yang tadi mereka duduki. Rhea masih syok, sedangkan Starky sudah mulai mencerna kejadian John Denver tadi.

Tiba-tiba Starky tertawa. Rhea menoleh untuk memastikan bahwa pria itu benar-benar tertawa. Matanya melengkung seperti bulan sabit, deret gigi rapihnya terlihat dengan ciri khas taringnya yang sedikit lebih panjang dibanding gigi lainnya. Senyuman yang dia turunkan pada Shane.

"Bisa-bisanya lo ngakak," ucap Rhea.

Setelah tawanya reda, Starky berbicara. "Di luar dari lagunya gak cocok untuk anak TK, aku cuma ngerasa lucu aja. Ini pertama kalinya aku dengar Shane nyanyi. Kayaknya sekarang Country Roads bakal ada di list teratas playlistku."

Rhea menangkupkan wajah pada kedua tangannya. "Harusnya gue lebih merhatiin dia," ucap Rhea.

"Kenapa, Rhe?" tanya Starky bingung.

"Lo dengar kan dia nyanyi lagu yang bukan untuk anak-anak? Gue harusnya lebih bisa dampingi dia, ngajarin dia tentang dunia anak-anak yang seharusnya. Gue selalu cari aman dengan gak banyak ngelarang dia, jarang negur dia karena gue pikir terlalu banyak larangan bisa bikin perkembangan dia terhambat."

"Kamu lagi nyalahin diri kamu sendiri?" tanya Starky.

Rhea menunduk. Rasanya lebih nyaman memandang sepatunya dibandingkan harus menatap mata Starky.

"Rhe, kamu ibu yang baik. Aku selalu kagum dengan cara kamu menghadapi Shane. Hanya saja anak kita itu agak... spesial."

Rhea mengangkat pandangannya. Dia tidak mengerti dengan arti spesial yang dimaksud Starky. "Spesial?"

"Kamu lihat gak ciri-ciri yang ada di Shane itu mendekati ciri-ciri anak gifted."

"Maksudnya, semacam orang-orang ber-IQ tinggi?"

Starky mengangguk. "Ya ini hanya dugaan karena Shane belum pernah melalui tes. Nanti kalau dia udah agak besaran kita ikutin dia tes Mensa."

"Gue khawatir gue gak mampu ngimbangin Shane."

"Kamu bisa. Kamu yang mengandung dan ngelahirin dia. Kamu yang paling bisa menangani dia."

Rhea menghembuskan nafas. "Kalau lo mau balik duluan, balik aja. Gue mau nungguin Shane sampai pulang," ucapnya.

"Aku juga ikut nunggu aja sampai Shane pulang."

Setelahnya, mereka tidak lagi terlibat dalam percakapan. Rhea sibuk memperhatikan Shane terutama saat jam istirahat tiba dan putranya itu sama sekali tidak bergabung dengan teman-temannya di luar kelas. Untunglah ada satu anak laki-laki dan satu anak perempuan yang mendekati Shane. Sepertinya mereka penasaran dengan buku yang dibaca Shane. Akhirnya mereka duduk di hadapan Shane dan Shane membacakan buku itu untuk mereka.

Rhea terus memandangi Shane melalui jendela sampai waktu pulang. Ia berdiri begitu melihat kelas Shane sudah selesai berdo'a. Saat semua anak-anak sudah keluar dari kelas, Bu Bilqis tampak berbicara sebentar pada Shane kemudian dia mempersilahkan Shane untuk keluar kelas.

"Shane!" seru Rhea memanggil. Dia seakan lupa akan kehadiran Starky dan melengos begitu saja menghampiri Shane. "Tadi kamu keren banget!"

Mata Shane membulat, dia tidak menyangka ternyata Mama dan Papanya ada di sini menyaksikan dia saat bernyanyi tadi. Anak itu tidak bergeming sampai Rhea tiba-tiba memeluk dan mengangkat tubuh Shane.

"Mama gak marah?" tanya Shane.

Rhea menggeleng. "Enggak dong. Masa Mama marah kalau anaknya berani tampil, nyanyinya keren lagi."

Three YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang