TWENTY SIX ( NI JUU ROKU )

60 40 76
                                    

( KEI )

Sudah beberapa hari berlalu setelah pertemuan tak sengaja kami dengan Alex, dan sejak itu Ryu terlihat berbeda dari biasanya. Dia kadang terlihat bingung, marah bahkan ada kalanya dia terdiam dan hanya mengucapkan satu dua kata yang penting saja. Dia juga terus menatap ponselnya seperti ingin menghubungi seseorang tetapi dia ragu.

Tapi, saat di sekolah Ryu bersikap seperti biasanya, atau lebih tepatnya mencoba untuk seperti biasanya, terutama saat dihadapan Fayra. Sebenarnya, apa yang terjadi dengannya dan Alex hari itu?

Aku terkejut saat melihat Ryu yang tiba-tiba memukul Alex, bahkan Alvan dan Fayra hampir berlari keluar menghampiri Ryu. Tapi, aku dan Zion berhasil mengehentikan mereka.

Tidak biasanya Ryu terbawa emosi. Ryu yang kutahu adalah seorang yang tenang dalam pengambilan sikap, sekalipun lawan berusaha memancing emosinya. Tapi, hari itu, Alex berhasil memecahkan ketenangan Ryu dengan emosi yang meluap.

Haah, apa yang mereka bicarakan? Atau itu seperti yang aku pikirkan? Kalau itu adalah hal yang berhubungan dengan Fayra?

TOK! TOK!

Hm? Siapa yang mengetuk pintu kamarku?

"Kei, bisakah kau membuka pintu untukku?" ucapnya dari balik pintu.

Ryu?

Mengetahui itu adalah Ryu, aku dengan segera membukakan pintu kamarku dan mendapati Ryu yang masih memasang wajah anehnya.

"Ada apa, Ryu? Tidak biasanya kau mengetuk pintu kamarku lebih dulu?" tanyaku.

Memang aneh aku bertanya seperti itu. Tapi, ini Ryu yang sedang ku bicarakan. Tidak peduli apa yang sedang kulakukan di dalam kamar, dia selalu menerobos kamarku tanpa izinku lebih dulu.

Apa masalah Fayra bisa membuatnya lebih sopan dan menghargaiku, huh?

"Hei, apa kau bisa menghubungi ayahku atau ayahmu?" tanyanya.

"Eh? Kenapa bertanya padaku? Apa kau ingin aku menghubungi mereka? Tapi, kenapa kau tidak menghubungi mereka sendiri?" tanyaku kembali padanya.

Ryu mendecih kesal. Sebelum dia kembali berbicara, dia memasuki kamarku dan duduk di kursi belajarku tanpa meminta izinku.

Ah! Ternyata dia masih tetaplah seorang Ryu yang aku kenal, haha...

"Kenapa kau terlihat aneh akhir-akhir ini?" tanyaku lagi sambil menutup pintu dan duduk di tepi kasurku.

"Eh? Apa aku terlihat seperti itu?" tanyanya terkejut.

Ternyata dia sendiri pun tidak menyadarinya. Atau memnag itu hanya aku yang merasakannya?

"Kau memang bertingkah seperti biasanya, atau lebih tepatnya, memaksa untuk terlihat seperti biasanya. Tapi, setelah pertemuanmu dengan Alex hari itu, kau terlihat jadi lebih diam, bingung dan sedikit menunjukkan rasa kesal." jelasku. "Apa terjadi sesuatu diantara kalian? Tidak biasanya kau menunjukkan emosimu padanya."

Bukan membalas pertanyaanku, Ryu malah menyengir senang padaku. "Kei, kau memang yang paling mengerti aku lebih jauh dari ayahku dan aniki, walaupun masih tertinggal jauh dibawah kaasan, hehe..."

Aku tersenyum. Tentu saja aku hampir tau semua tentangmu, aku yang selalu berada disampingmu sejak kecil. Jadi, sudah sewajarnya, kan?

"Lalu, apa itu ada hubungannya dengan Fayra?" tanyaku kembali ke permasalahan awal.

"Hm ... ya, kau benar." jawabnya.

"Apa itu juga kenapa kau bertanya kalau aku bisa menghubungi ayahku dan ayahmu atau tidak?"

Gangster x LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang