25. satu tuju

738 63 23
                                    

"Lepaskan aku!"

"Tidak! Aku mencintaimu, Jungkook!"

Terus memberontak dari Taehyung yang memeluknya erat adalah usaha yang masih Jungkook lakukan saat ini. Dia menjerit begitu kuat meminta dibebaskan hingga urat lehernya tampak menonjol.
Jungkook harusnya tidak kemari. Harusnya setelah makan malam dia pulang saja dan menjalani hari baru keesokannya, tanpa Taehyung.
Bukannya menuruti keinginan Taehyung untuk bertemu. Di sini, di ruang kelas mereka dulu.

"Kubilang lepaskan!"

"Asal kau tahu, Kim Taehyung. Aku benar-benar berniat untuk mengakhiri 'kita' hari ini! Tapi masalahnya adalah kau—BERHENTILAH MENGIRIM PESAN DAN MENELEPONKU!"

Entah apa yang Taehyung makan hingga pemuda itu sekuat ini menahannya. Jungkook berkeringat. Tubuhnya terus memberontak meski tetap tak mampu.
Jungkook marah, dia sedih dalam waktu yang bersamaan.

"Maaf, maaf. Tapi aku mencintaimu, Jungkook." Dengan begitu lembut, Taehyung berucap tepat di dekat telinga Jungkook. Dia mengendurkan dekapan yang terlampau erat itu saat dirasa Jungkook tak lagi memberontak.

"Aku ingin melupakanmu." Jungkook berbicara dengan napas yang tersengal-sengal. Udara malam yang masuk lewat jendela kelas menyapu matanya yang mulai berair. "Tapi aku tidak bisa ketika kau justru mendorong dirimu sendiri mendekat padaku, ke dalam hidupku!"

Merasa mendapat kesempatan. Jungkook akhirnya mampu melepaskan diri dari Taehyung. Dia memejamkan matanya dengan memunggungi Taehyung dan kedua tangannya mengepal.
"Dan aku bukan raja!!! Itu bukan aku. Aku hanya seorang pemuda biasa—yang ingin bersama dengan orang yang kucintai." Jungkook menunduk begitu dalam. Menatap ujung sepatu yang dikenakannya dengan tatapan yang layu.
"Dan aku ingin menyentuhnya, sebagaimana orang lain melakukannya. Jadi, kau berhentilah menganggap aku raja. Aku pemuda biasa."

Mendengar itu pupil mata Taehyung mulai bergetar. Menatap nanar pada punggung ringkih Jungkook yang naik turun mengatur napas. Kemudian melontarkan pertanyaan bodohnya. "Apakah kau memiliki seseorang yang kau cintai, Jungkook?"

Kim Taehyung! Bajingan yang tak mampu paham apapun mengenai perasaan Jungkook!

Dengan marah Jungkook berbalik. Matanya yang layu berubah tajam menatap Taehyung.
"ITU KAU!!! Berapa kali kau akan membuatku mengatakan hal ini, bodoh?!"
Jungkook merasa dirinya hilang sabar malam ini. Dia mampu menahannya selama ini, bersabar dan berharap Taehyung akan menyadari bahwa Jungkook telah berada di satu jalan yang sama dengannya.
Tapi kenyataannya Taehyung tak kunjung paham. Dan Jungkook kehabisan rasa sabar untuk menunggunya.

"Sungguh?" Taehyung sama sekali tak menyangka. Lalu dari mana semua ini dapat dipercaya? Dia tak mampu percaya.

"Aku tidak akan berbohong tentang hal seperti ini." Jungkook menghela napas berat mencoba menahan sesak di dadanya. "Aku menciummu di hari kelulusan. Tapi kau ... kau bahkan tidak mengejarku saat aku pergi, meski kau terus mengatakan betapa kau mencintaiku. Aku tidak mengerti denganmu."
Akhirnya Jungkook menangis. Air matanya tumpah bersamaan dengan habisnya kalimat yang dia ucapkan juga dengan getaran dan isakan tipis di bibirnya.

"Jungkook, mengapa kau mencintai seseorang sepertiku?"

"Aku harap aku tahu jawabannya, Kim Taehyung."

Benar. Siapa yang menyangka dan menduga bahwa Jungkook sebetulnya telah menaruh rasa semenjak mereka duduk di bangku sekolah menengah? Dan Jungkook menunggu Taehyung datang dengan ucapan cintanya. Tapi pemuda itu tak mengatakan apapun di hari kelulusan yang sebenarnya merupakan hari yang Jungkook risaukan.
Siapa yang menyangka rasa nyaman mulai dirasakan olehnya dari pemuda dungu macam Taehyung?

pulchritude • tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang