27

603 7 0
                                    

Now.

Om Fadly merasa menyesal atas segala perbuatannya dulu. Sekarang ia berpikir sedang menerima karmanya.

Sebenarnya om Fadly rutin mengirim bulanan untuk Adelia hingga 4 tahun lalu, ketika bisnisnya mulai bangkrut. Saat itu ia berhenti mengirim bulanan tanpa memberitahu apa-apa ke Adelia.

"Lagi mikirin apa, pa?," tanya tante Silla yang membawakan makanan dari dapur.

"Ma... mungkin sudah saatnya memberitahu anak-anak semuanya."

Tante Silla terdiam sebentar, kemudian ia memegang tangan om Fadly dan tersenyum mengangguk.

"Makan dulu yuk, pa. Setelah makan kita bicarakan lagi."

°°°

Di tempat lain.

Nathan yang sedang pesta bersama teman-temannya melihat panggilan di ponselnya. Mama? Panggilannya tidak digubris, ia sedang bersenang-senang bersama teman-temannya. Ia pikir besok pagi saja baru menghubungi ibunya.

°°°

Keesokan harinya.

Nathan terbangun dan melihat seorang wanita yang sedang dandan di kamarnya.

"Hey, you're leaving?," tanya Nathan. Wanita itu tersenyum manis padanya dan mendekat.

Diciumnya Nathan di bibir sekilas dan berkata, "have to go, baby. Terima kasih semalam, you are amazing. Hubungi aku lagi ya."

Wanita itu pun melenggang pergi dari apartemen Nathan.

Nathan baru mau tidur lagi, namun ponselnya berbunyi, membuat Nathan mencari-cari benda itu. 'Siapa sih? Pagi-pagi sudah ribut saja!,' pikir Nathan.

Setelah ketemu, ia mengangkatnya.

"Halo"
"Ya, bro"
"Oke, nanti siangan gw kesana"
"Beres, bos"

Nathan jadi tidak bisa tidur lagi, otaknya sudah ingin bekerja. Buru-buru ia bangun dan bersiap-siap.

Sebelum pergi, sekali lagi Nathan mengamati dirinya. Beginilah tampilannya sehari-hari, tidak jauh dari kemeja dan blazer. Ia sudah berkarir sebagai pengacara yang cukup sukses.

Kehidupannya diwarnai dengan kerja, kerja, kerja. Sesekali ia menghibur diri dengan pesta dan para wanita yang sukarela menjadi teman tidurnya.

Nathan menuruni lift dan menuju ke mobilnya. Melihat ponselnya sekilas, ada beberapa pesan masuk terkait pekerjaan dan salah satu dari ibunya.

Mama
Nathan, tolong sempatkan datang ke rumah nanti malam. Mama dan papa mau bicara.

Nathan menghela nafas. Kalau sudah begini, pasti masalah soal kehidupan cintanya. Ia sudah bosan dijodohkan sana sini. Jujur saja, sejak Adelia meninggalkannya begitu saja 10 tahun lalu, hati Nathan seakan mati. Ia berusaha melupakan dan menyukai perempuan lain, tapi tidak bisa. Hingga tanpa terasa ia sudah berumur 27 tahun. Ia pun memutuskan untuk tidak menikah daripada menikah tanpa cinta.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang