67🔞

1.9K 5 0
                                    

'Damn, so sexy!,' pikir Nathan. Ia tidak tahan dengan pemandangan ini dan bertukar posisi. Adelia kini kembali di bawahnya.

"Let me do it, thanks for the idea," ucap Nathan tersenyum. Ia meletakkan penisnya di antara buah dada Adelia dan menekannya untuk menjepit penisnya.

"Aah," desah Adelia ketika payudaranya diremas kuat. Kini Nathan bergerak maju mundur dengan cepat. Penisnya yang dijepit kedua payudara Adelia membuat sensasi nikmat tiada tara.

Nathan sudah hampir orgasme. Gerakan maju mundurnya semakin cepat, hingga ranjang ikut bergoyang.

"Oooh, fuck. I love your tits!," desah Nathan mencapai orgasmenya. Spermanya otomatis menyembur ke wajah Adelia sangat banyak. Adelia dengan senang hati menampung sperma Nathan dengan mulutnya. Dari dulu ia memang kecanduan rasa sperma Nathan.

"Hah, hah," deru nafas Nathan setelah orgasme. Ia membaringkan dirinya di kasur. Sementara Adelia beranjak berdiri namun lengannya ditahan oleh Nathan.

"Mau kemana?," tanya Nathan posesif. Ia tidak ingin Adelia jauh-jauh darinya.

"Lepas, Nathan. Aku hanya ke kamar mandi sebentar." Nathan tersenyum dan melepaskan lengan Adelia, wanita itu memutar bola matanya karena manjanya Nathan kumat.

Setelah beberapa saat, Adelia keluar kamar mandi dengan lingerie. Ia pun bersandar di dada bidang Nathan. Tangan Nathan membelai-belai rambutnya.

"Sekarang... kita bisa bicara," ucap Adelia. Nathan menunggu apa yang ingin diucapkan Adelia.

"Biar aku jelaskan kenapa aku pergi begitu saja. Maafkan aku, Nathan. Aku baru menyadarinya pagi ini sebelum kamu datang. Tapi... tadi pagi kamu tidak mau mendengarku."

Nathan langsung merasa bersalah, "maafkan aku. Seharian ini aku merasa seperti sampah. How could I do that? I promise I will cut my hands if I ever hurt you again."

Adelia menggeleng, "I understand." Adelia pun melanjutkan, "semalam Arka mendatangiku dalam mimpi, sepertinya ia ingin memberitahuku untuk melanjutkan hidup dan..."

Adelia melihat ke arah mata Nathan dengan serius dan berkata, "aku baru sadar aku masih mencintaimu. Dari hari pertama kita bertemu lagi setelah 10 tahun, tidak seharipun aku berhenti memikirkanmu. Aku hanya... berusaha menutupinya dengan mencintai Arka. Bukan berarti aku tidak mencintainya, tapi sepertinya aku mencintai kalian berdua. Ada dua pria di hatiku. Kurasa itulah alasanku kenapa aku merasa sangat bersalah ketika Arka pergi dan sulit untuk melanjutkan hidup. But now... I think I'm ready and be who I am."

Nathan tidak menyangka ternyata seperti itu. Ia merasa lega sekaligus bersalah. Lega karena Adelia ternyata masih mencintainya selama ini, tapi ia sendiri malah berpikir sebaliknya. Dasar bodoh!

"Aaaah," teriak Adelia. Nathan langsung memeluknya erat dan meminta maaf berkali-kali.

"Iya, Nathan. Iyaaa. Udahan donk maaf-maafannya." Kini Nathan dan Adelia saling berpandangan dan tertawa.

Mereka berangkulan sepanjang malam dengan posisi Adelia membelakangi Nathan.

"Adelia."

"Mmm.."

"Ingatlah... kamu bisa bicara apapun mengenai Arka padaku. Don't hesitate," ucap Nathan. Adelia memutar tubuhnya menatap Nathan.

"Really?"

"Yes, I promise I won't get jealous or mad even when you miss him," ucap Nathan sambil membelai rambut Adelia.

Kalimat Nathan membuat Adelia terharu, ia berusaha menahan tangis namun air matanya tetap menetes.

"Now... tell me how you guys met and married?," tanya Nathan. Adelia pun menceritakan semua kenangan yang ia simpan tentang Arka. Ia merasa lega bisa meluapkan kerinduannya pada seseorang.

Nathan lebih banyak diam dan tersenyum memandangi Adelia yang bercerita panjang lebar.

Nathan lebih banyak diam dan tersenyum memandangi Adelia yang bercerita panjang lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang