20🔞

2.4K 7 0
                                    

Malam hari.

Sesuai janji, Adelia diperbolehkan menemui Nathan di kamarnya.

"Nathan," panggil Adelia. Sudah beberapa hari ini ia tidak melihat Nathan. Kekasihnya terlihat lebih kurus. Hati Adelia terasa sakit, Nathan dikurung seperti tawanan saja oleh orang tuanya sendiri.

"Miss! Are you okay? Aku merindukanmu," ucap Nathan langsung memeluk Miss Adelia.

Oh, betapa hangat pelukan ini, pikir Adelia memejamkan mata menikmati pelukan Nathan. Mereka berdiam diri sambil berpelukan untuk beberapa saat.

"I'm fine, Nathan. Orang tuamu memperlakukanku dengan baik. They even let me meet you now," ucap Adelia berdusta.

"Iya, mama memberitahuku kalau situasi sudah agak membaik, so you don't have to worry."

"Hmm... Nathan."

"Yes, Miss?"

"Tomorrow I'll leave your house."

"What? Kenapa cepat banget?", tanya Nathan reflek melepas pelukan mereka, ia tidak rela Miss Adelia pergi.

"Aku harus kembali ke apartemen, Nathan. Ini bukan rumahku."

Nathan menarik rahangnya, Miss Adelia memang benar. Kekasihnya tidak akan nyaman berada disini.

"Wait for me after school tomorrow, okay. Aku akan mengantarmu," ucap Nathan.
Adelia tersenyum mengangguk.

Nathan jadi menghela nafas. Nathan mulai bisa kembali ke sekolah besok. Tapi bagaimana dengan Miss Adelia? Ia sangat merasa bersalah.

"I'm sorry, Miss. I'm so sorry," ucap Nathan sambil menangis dan memeluk Miss Adelia.

"Hey, big boy don't cry," ucap Miss Adelia. Ia mengusap-usap punggung Nathan dan membiarkan kekasihnya menangis sebentar dalam pelukan.

"So, what are you gonna do now?," tanya Nathan setelah agak tenang dan melihat ke mata Miss Adelia.

"Easy... aku bisa mencari kerja lain. Dunia belum berakhir, sayang," jawab Miss Adelia sambil mengusap sisa-sisa air mata Nathan.

Nathan menyukai sikap positif Miss Adelia, "kamu wanita luar biasa."

Jarak wajah mereka hanya beberapa centi. Mereka saling memandang sendu. Miss Adelia ingin memberitahu Nathan soal kehamilannya, ia juga ingin mengucapkan selamat tinggal, tapi lidahnya keruh.

Sebaliknya Miss Adelia dengan mata berkaca-kaca mencium bibir Nathan dan mengucapkan, "good night, Nathan. I love you so much."

Miss Adelia hendak keluar kamar, ia sudah membuka pintu namun tiba-tiba ditarik oleh Nathan. Miss Adelia kaget karena Nathan langsung menciumnya.

"Hmm... mmm," desah Miss Adelia kaget karena Nathan tiba-tiba menciumnya.

Nathan membuka mulut Miss Adelia sedikit demi sedikit dengan mulutnya. Nathan mulai memainkan lidahnya memasuki mulut Miss Adelia sementara kepala Miss Adelia ditahan oleh kedua tangan Nathan.

Lenguhan Miss Adelia semakin terdengar, ia mengalungkan tangan ke leher Nathan dan menikmati ciuman ini. Bagian bawahnya sudah mulai basah.

Nathan berhenti untuk memandang Miss Adelia.

"I want you... Nathan," ucap Miss Adelia dengan suara mendesah dan tatapan sayu.

"Fine, buka bajumu...," pinta Nathan.

Miss Adelia langsung menurut pada Nathan. Tak dipungkiri, ia memang merindukan belaian Nathan. Miss Adelia melepas seluruh pakaiannya dan berbaring di kasur dengan tubuh polos tanpa sehelai benang.

Glek! Melihat hal itu, gairah Nathan langsung memuncak. Ia juga melepas seluruh pakaiannya sendiri dan langsung menindih Miss Adelia.

Nathan menciumi seluruh tubuh Miss Adelia mulai dari bibir, leher, telinga, payudara. Cukup lama Nathan memainkan, menghisap dan mengulum kedua payudara Miss Adelia bergantian, hingga vagina Miss Adelia membanjir. Miss Adelia juga bisa merasakan kerasnya penis Nathan menggesek-gesek klitorinya.

"Oh, oh, Nathan. Kumohon masukkan sekarang," ucap Miss Adelia tak tahan lagi. Ia bahkan sampai menarik penis Nathan dengan tangannya untuk memposisikan di depan vaginanya.

"Ah, Miss, jangan ditarik," ujar Nathan agak kesakitan.

"Ah, Miss, jangan ditarik," ujar Nathan agak kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang