Cemburu tanda cinta, marah tandanya sayang?
×××
Setelah makan siang, Nabila dan Rony memutuskan untuk langsung berjalan-jalan keliling mall guna mencari beberapa barang yang memang di butuhkan untuk acara Lusa. Saat ini mereka tengah berada di salah satu toko sepatu. Misi mencari barang-barang untuk pensi telah usai, kini Rony sedang menemani Nabila untuk membeli sepatu.
"Gimana udah dapet yang pas?" Tanya Rony ketika melihat Nabila sudah membawa satu pasang sepatu di tangannya.
"Bingung."
"Bingung kenapa lagi Nabila?"
"Bagusan ini apa ini Kak?" tanya Nabila menunjukkan dua pasang sepatu kepada Rony.
"Ya kamu sregnya sama yang mana?"
"Dibilang bingung kok. Aku bingung antara dua ini, makannya nanya ke Kak Rony."
"Kalau gue sih yang kanan."
"Tapi yang kiri bagus tahu Kak, lucu."
"Ya kalau loe suka yang kiri, beli yang kiri Nab."
"Tapi kata Kak Rony bagusan yang kanan. Yang kanan aja berarti?"
"Astaga Nabila. Dua-duanya bagus, tapi kalau loe suka yang kiri ambil yang kiri."
"Tapi Kak Rony sukanya yang kanan. Jadi aku ambil yang kanan aja," Jawab Nabila sembari menaruh sepatu yang ada di tangan kirinya kembali ke rak dengan ekspresi yang tidak senang. Rony yang menyadari itu pun mengambil sepatu itu diam-diam dan langsung ia bawa ke kasir. Sementara Nabila ia tengah mencoba sepatu yang ada di tangan kanannya untuk menyesuaikan ukuran dengan kakinya.
Ketika ia sedang menunduk memakai sepatunya, tiba-tiba ada sepasang tangan yang membantu Nabila untuk mengikat tali sepatunya. Ia mendongak ke atas untuk melihat siapa itu dan ternyata orang itu adalah Renald. Sahabatnya dari kecil yang sampai sekarang masih bersahabat dengannya.
"Ree? Kok di sini?"
"Harusnya gue gak sih yang nanya? Kenapa loe di sini? Tadi gue ajak aja gak mau, alesannya pengen girls time di rumah Anggis kok malah di sini?" Tanya Renald.
"Hehe, lagi beli perlengkapan buat pensi."
"Bukan tugas loe itu Nab, tugas si Ratu kan?"
"Dia sakit Re, makannya dia nyuruh gue buat bantuin."
"Kok minta bantuannya ke loe? Gak ke anggota yang lain?"
"Ya kenapa sih? Gue juga gak keberatan bantuin dia."
"Ini pasti ada alesannya. Loe kesini sama Rony pasti, iya kan?"
"Itu tahu."
"Pantes oke aja dimintain bantuan sama Ratu. Sekalian ngedate."
"Bestie ku satu ini ngerti banget keknya tentang gue," Ujar Nabila sembari mencubit pipi Renald.
"Sakit anjir," Kata Renald sembari melepaskan tangan Nabila dari pipinya.
"Hehe, maap. Btw jadinya loe kesini sendiri?"
"Ya menurut loe?"
"Jomblo sih, cari pacar sana biar gak gue mulu yang nemenin."
"Jomblo teriak jomblo, udahlah gue mau balik. Gue udah dapet sepatunya, duluan ya Nab," Pamit Renald sembari mengelus pelan puncak kepala Nabila.
"Oke, tiati."
Tanpa Nabila dan Renald sadari sejak tadi ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari jauh. Tidak terlalu jauh memang, namun cukup untuk mendengar setiap kata yang mereka bicarakan. Hati orang tersebut tiba-tiba panas, ia tidak suka melihat Nabila bersama laki-laki lain. Namun mau marah pun ia belum berhak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presma Itu Pacarku
Fanfiction"Akan ku kejar cintamu secara ugal-ugalan, tapi elegan dan gak kelihatan kalau aku yang suka duluan" -Nabila Khansa Sananta