Latihan

1.5K 148 11
                                    

Yuk bisa yuk peka Ron

×××

Hari ini harusnya Nabila libur, namun karena ia harus latihan pensi dengan Rony. Membuatnya harus berada di kampus. Padahal ia sudah menyusun rencana untuk bermalas-malasan di weekend ini, namun itu semua gagal hanya karena ia harus berlatih. Seperti saat ini, ia sedang berada di ruang musik, menunggu Rony yang tak kunjung datang padahal mereka janjian sudah dari sejam yang lalu. Sampai akhirnya ia latihan untuk lagu solonya dulu, tapi yang di tunggu belum juga datang.

"Kak Diman, ini Kak Rony kemana? Udah sejam loh. Aku juga sampe udah selesai latihan lagu solonya," Cibir Nabila sembari merebahkan diri di sofa yang ada di ruang musik.

"Sabar, dia udah otw ke sini kok."

"Aelah, dari tadi bilangnya otw tapi gak sampe-sampe."

"Tuh orangnya," Ujar Diman sembari menunjuk Rony yang sudah berada di depan pintu ruang musik.

"Sorry gue telat."

"Bukan telat sih, tapi gak niat," Sindir Nabila karen ia sudah ditahap sangat kesal dengan presmanya itu.

"Gak usah ngambek, nih matcha biar ngambeknya ilang," Kata Rony sembari menyerahkan satu cup matchalatte ke arah Nabila. Nabila diam tak bergeming dari duduknya. Ia hanya melirik sekilas matcha yang Rony tawarkan.

"Gak mau?" Tanya Rony sekali lagi.

"Yaudah kalau gak mau, gue minum sendiri," Ujar Rony sembari menarik lagi tangannya, namun belum sepenuhnya di tarik, Nabila bangkit dari duduknya dan langsunh mengambil matcha itu dengan ekspresi yang masih sama.

"Katanya gak mau, tapi di ambil juga," Cibir Rony ikut duduk di samping Nabila.

"Rejeki gak boleh di tolak dosa," Jawab Nabila dengan nada yang bisa di bilang ketus.

"Nabila doang Ron yang di beliin? Gue enggak?" Tanya Diman yang sedari tadi hanya diam melihat drama Rony yang merayu Nabila.

"Itu di meja ada kopi Dim, ambil aja."

"Wedeeeh makasih brodie."

Rony hanya mengangguk sebagai jawaban. Rony melihat ke arah Nabila yang masih saja menampilkan ekspresi kesalnya, ia paham kenapa Nabila kesal dan ia juga sudah memprediksi hal itu sebelum datang ke ruang musik ini. Oleh karena itu, ia mampir ke salah satu kafe di depan kampus, untuk membelikan Nabila matcha agar gadis itu tidak terlalu marah kepadanya dan ya ternyata rencana itu berhasil.

"Jadi kita mau bawain lagu apa Nab?" Tanya Rony, Nabila yang awalnya tengah menikmati matchalatte nya pun akhirnya menoleh ke arah Rony dan menggelengkan kepala sebagai tanda kalau ia tidak tahu harus menyanyikan lagu duet apa dengan Rony.

"Gak tahu, bingung. Kak Rony ada referensi mungkin?" Tanya Nabila sembari menaruh matchanya ke meja yang ada di depannya.

"Terlukis indah aja, lagunya Rizky Febian sama Ziva Magnolya," Kata Diman ikut menimpali obrolan Rony dan Nabila.

"Boleh tuh Kak, atau mau lagunya HiVi yang siapkah kau tuk jatuh cinta?"

"Terlukis indah aja gak sih?"

"Oke fiks, terlukis indah," Putus Nabila sembari mengulurkan tangannya seolah mengajak Rony untuk bersalaman. Rony pun menerima uluran tangan itu dan mereka pun berjabat tangan sebagai tanda kesepakatan dalam pemilihan lagu yang akan mereka bawakan.

"Udah pada hafal liriknya?" Kini giliran Diman yang bertanya.

"Aku sih udah, gak tahu kalau Kak Rony. "

"Belum gue."

"Yaudah, sekarang kita bagi aja dulu bagian nyanyi kalian. Mo di samain kek Rizky Ziva aja gimana?"

"Boleh tuh, biar lebih gampang latiannya."

"Oke, tonton dulu aja video mereka."

"Iyaa."

"Gue pamit bentar, ntar kesini lagi."

"Oke."

Nabila dan Rony pun akhirnya memilih untuk menonton video mv dari lagu terlukis indah. Mereka berdiskusi membagai part dalam bernyanyi.

"Mau coba dulu Kak? Sambil nunggu Kak Diman?"

"Boleh, bentar gue ambil gitar dulu."

Rony berdiri dan mengambil gitar yang ada di dekat piano. Ia mengambil gitar itu dan kembali duduk di samping Nabila.

"Bagian Kak Rony dulu."

"Iyaa, ini gue lagi nyari kuncinya dulu. Sabaarr."

"Iya igh, siapa yang buru-buruin juga."

Rony mulai memainkan gitarnya. Di petik gitar itu sesuai dengan lagunya. Ia mulai bernyanyi karena di bagian awal memang bagiannya, dilanjut dengan Nabila. Rony terdiam ketika mendengar suara indah Nabila. Ia terpaku dengan suara yang ia dengar sekarang dan hal itu membuatnya lupa part dimana harusnya ia bernyanyi.

"Gue baru sadar suara Nabila selembut ini," Gumam Rony dalam hati.

"Kak, kok diem?" Tanya Nabila sembari menyenggol tangan Rony yang masih memainkan gitarnya, namun tatapannya tidak lepas dari seoarang Nabila Khansa Sananta.

"Kak Rony, halooo," Kata Nabila lagi sembari menggoyangkan tangannya ke atas bawah di depan wajah Rony. Rony pun tersadar dari lamunannya. Ia beberapa kali mengerjabkan matanya, berusaha bersikap biasa saja di depan Nabila.

"Ahh sorry, gue lupa liriknya," Alibi Rony padahal sejak tadi ia di depannya terpampang nyata lirik dari lagu tersebut.

"Lah, itu di depankan lirik Kak," Jelas Nabila membuat Rony bingung harus alasan apalagi, karena ia tidak mungkin bilang kalau ia terpesona mendengar suara langit Nabila.

"Iya ya? Hehe maap-maap. Di ulang deh," Ujar Rony dia akhiri dengan ekspresi cengengesannya.

"Yaudah."

Rony kembali memetik gitarnya, memulai lagu tersebut dari awal. Ia kembali menyanyikan bagiannya dan setelah itu bagian Nabila. Kali ini Rony tidak lagi kehilangan fokusnya, ia menyanyi dengan semestinya. Kurang lebih satu jam mereka berlatih lagu tersebut, di latihan ke 3 Diman datang dan ia membantu Nabila dan Rony dalam hal membagi suara. Memang Diman dari jurusan seni musik alhasil ia tahu dan paham mengenai pembagian suara dalam bernyanyi.

"Akhirnya selesai juga," Ucap Nabila lega ketika berhasil menyelesaikan latihannya.

"Aku pamit duluan ya Kak? Udah di tungguin soalnya," Pamit Nabila sembari berdiri dari duduknya.

"Balik sama siapa Nab?" Tanya Rony.

"Sama Kak Paul Kak. Duluan yaa," Ucap Nabila sembari berjalan keluar dari ruang musik. Rony yang mendengar nama Paul di sebut sedikit bingung, ya dia bingung karena merasa Nabila dan Paul tidak sedekat itu. Bahkan mereka tidak pernah terlihat bersama di kampus dan sekarang secara tiba-tiba Nabila pulang bersama dengan Paul?

"Jadi? Nabila lagi deket sama Paul?" Gumam Rony pelan namun berhasil di dengar oleh Diman, karena posisi Diman yang berada tepat di samping Rony.

"Nungguin loe peka kelamaan sih Ron, makannya jadi cowok tuh peka dikitlah, ada cewek cantik suka sama loe malah loe diemin aja, sok-sok an gak tahu lagi. Sekarang dia deket sama orang lain loe nya bingung. Derita loe kata gue mah," Cibir Diman sembari berjalan keluar dari ruang musik meninggalkan Rony sendirian di ruang musik tersebut.

"Masak iya Nabila suka sama gue?" Gumam Rony lagi. Ia masih tidak yakin dengan apa yang Diman katakan. Karena menurut pandangan dia, Nabila memang orangnya baik sama semua orang, termasuk dirinya, jadi ia tidak pernah berpikiran ke sana.

------
See you next chapter 🤍
Jangan lupa streaming 'kisah' ya guys🙌


Presma Itu PacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang