Rumah Sakit??

2K 185 26
                                    

Bukan masalah tempatnya, tapi situasinya. Selamat berbahagia....

×××

Pagi ini Rony sudah berada di depan rumah Nabila. Ia rela bolos kuliah demi menemui gadis itu dan menemaninya. Ia sudah menghubungi Nabila sejak pagi tadi, namun tidak ada balasan dari gadis itu. Oleh karena itu ia memutuskan untuk langsung ke rumah Nabila saja. Sesampainya di rumah Nabila, ia langsung mengetuk pintu rumah Nabila. Beberapa menit menunggu akhirnya pintu itu terbuka dan menampilkan sosok perempuan paru baya yang sedang memegang sapu di tanganya.

"Cari siapa ya Den?" Tanya perempuan paru baya tersebut.

"Nabilanya ada bi?" Tanya Rony.

"Oh Non Nabila? Ada den, silakan masuk.  Aden duduk di sini aja dulu, Bibi panggilin Non Nabila nggih."

"Iya Bi, makasih."

"Sama-sama."

Perempuan paru baya tersebut ternyata adalah ART yang membantu pekerjaan rumah di rumah Nabila. Bibi pun pergi dari hadapan Rony untuk memanggil Nabila. Beberapa saat kemudian, Nabila datang dengan muka yang masih sedikit pucat, namun tetap saja senyumnya selalu menghiasi wajahnya.

"Kak, udah lama ya? Maaf," Ujar Nabila sembari duduk di samping Rony.

"Gak kok Nab, baru beberapa menit yang lalu. Gimana? Udah baikan?"

"Alhamdulillah, udah lumayan baik kok Kak."

"Syukurlah kalau gitu, btw pagi ini udah minum obat belum?"

"Belum, sarapan aja belum aku. Bibi udah masak sih, tapi akunya aja yang gak nafsu makan."

"Sarapan Nabila, sarapan itu penting. Habis itu minum obat."

"Nanti Kak. "

"Sekarang, nih aku bawain bubur ayam buat loe dan harus dimakan."

"Gak nafsu Kak."

"Nabila Khansa makan atau mau gue suapin?"

"Mau," Jawab Nabila dengan penuh antusias membuat Rony tersenyum tipis melihat tingkah calon gadisnya itu. Rony mulai membuka bubur ayam tersebut dan menyuapi Nabila yang saat ini entah mengapa tiba-tiba tingkahnya seperti anak kecil yang ingin di manja ketika sakit.

Rony terus menyuapi Nabila, sesuap demi sesuap bubur berhasil masuk ke dalam perut Nabila. Namun di suapan ke 10 Nabila tiba-tiba merasa mual dan ia langsunh berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya. Rony yang panik pun langsung mengikuti langkah Nabila dengan berlari juga.

Ketika di kamar mandi, Rony memijit leher belakang Nabila berharap bisa membantu Nabila untuk mengeluarkan makanan yang sudah masuk ke dalam perut Nabila, namun di keluarkan lagi.

"Nab, ke rumah sakit yuk? Gue khawatir," Ucap Rony sembari terus mengusap-usap pelan punggu Nabila yang masih membungkuk di wastafel kamar mandinya. Setelah merasa lega Nabila pun bangkit dan melihat ke arah Rony yang sejak tadi setia menemaninya tanpa rasa jijik sedikit pun. Padahal sejak tadi, Nabila menyuruh laki-laki itu untuk pergi karena Nabila takut Rony jijik dengan muntahannya namun nyatanya Nabila salah. Rony sama sekali tidak jijik dan ia benar-benar di samping Nabila sejak Nabila masuk ke dalam kamar mandi.

"Gak usah Kak, Nab oke kok."

"Oke apannya? Mual muntah begitu kok di bilang oke."

"Kak Rony tenang aja, aku gak papa. Udah yuk balik ke ruang tamu," Ujar Nabila mendahului Rony. Nabila berjalan di depan Rony, baru lima langkah berjalan tubuh Nabila sudah oleng ke belakang. Untung saja Rony langsung sigap menangkap tubuh Nabila yang terhuyung ke belakang itu.

Presma Itu PacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang