3

31 5 0
                                    

Keesokan harinya.

Nayeon mulai terbangun dari tidurnya, dia menggeliat dan sedikit membuka matanya.

Degh

Dia menyadari ada sesuatu yang asing.

'Aku di mana?' batinnya.

Nayeon kaget lalu membuka matanya hingga terbelalak. Dia mengamati sekeliling dan melihat pakaian yang tergeletak di lantai.

'Tidak mungkin' gumamnya dalam hati sembari mengecek tubuhnya.

'Ya tuhan... apa yang semalam aku lakukan?!' Nayeon sangat syok saat mendapati tubuh polosnya di balik selimut tebal itu.

"Coba berpikir Nayeon... berpikir" gumamnya pelan.

Setelah itu dia memejamkan matanya untuk mencoba mengingat kejadian yang semalam dia lewati.

"Semalam aku akan memesan kamar hotel tapi di tolak karena tak membawa kartu identitas. Lalu kenapa aku bisa tidur di kamar ini?"

Nayeon berusaha mengingat kejadian semalam.

"Aku akan membawanya ke kamarku"

Nayeon mengingat ada seorang pria yang membawanya ke kamar itu.

"Apa ini kamar pria itu??" gumam Nayeon lalu memberanikan diri menoleh ke belakang.

Dan benar, di belakangnya ada seorang pria yang masih memejamkan matanya, pria itu bertelanjang dada tapi entah hanya bagian atasnya atau bersamaan dengan bagian bawah.

"Nayeon apa yang kau lakukan" perempuan itu histeris sendiri.

"Aku harus pergi. Sekarang"

Dia turun dari tempat tidur secara perlahan lalu memungut pakaiannya dan memakainya. Setelah itu dia langsung keluar dari kamar hotel itu.

"Aku yakin aku tak memesan kamar jadi langsung pulang saja"

Gumam Nayeon sambil bergegas keluar dari hotel itu, toh dia tak melakukan check in jadi tak perlu melakukan check out.

Nayeon berjalan cepat menuju jalan raya untuk mencari taxi.

Pagi ini nasibnya tak seburuk kemarin malam, dia langsung mendapatkan taxi lalu menaikinya.

Di sepanjang perjalanan pulang perempuan itu masih berusaha mengingat kejadian semalam. Tapi anehnya dia belum bisa mengingatnya. Dia hanya berhasil mengingat sampai tiba di kamar hotel, setelah itu bayangannya buram.

Dia keluar dari hotel di saat hari masih sedikit gelap, jadi saat sampai di rumah orang tuanya pun hari masih tergolong pagi.

Saat membuka gerbang dia sangat terkejut saat mendapati Wooje ada di balik gerbang itu.

"Ayah"

"Kau baru pulang? Sekarang kau mulai berani nakal ya" Wooje.

"Maaf... Apa ayah menungguku semalaman?"

"Tidak, untuk apa aku menunggu orang yang sedang bersenang-senang. Kau pasti tidak ingat orang yang ada di rumah kan?" Wooje.

"Lalu kenapa ayah ada di luar?"

"Tidurku tak nyenyak dan terbangun cukup awal. Aku memilih keluar untuk melihat salju yang turun di pagi hari" jawab Wooje.

Nayeon merengut merasa bersalah.

"Sudah sana masuk, di luar sangat dingin" suruh Wooje.

"Ibu sudah bangun?"

"Belum, dia masih terbungkus selimut. Di musim panas saja dia bangun siang apalagi di musim dingin seperti ini" canda Wooje.

Ot[her] | About herTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang