4

37 7 0
                                    

SG Group

Di sebuah ruangan yang cukup luas itu terlihat dua  orang lelaki yang sedang duduk di sofa. Satu lelaki tengah menandatangani tumpukan berkas, sedangkan yang satunya sibuk memperhatikan sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku dengar kau sedang bolak balik ke rumah sakit" tanya lelaki yang melipat kedua tangannya itu.

Lelaki yang sedang sibuk dengan tumpukan berkas itu tak menjawab.

"Kalau begitu kenapa nanti malam kau tak membatalkan pertemuan perjodohan itu? Kalau kau tidak bisa, ya batalkan saja" tambahnya.

"Itu adalah cara satu-satunya untuk mendapat perhatian komisaris" lelaki itu menutup dokumen terakhir dan menjawab pertanyaan yang tadi dilontarkan.

"Kau sudah tau perempuan itu berasal dari keluarga mana?"

"Wone Group"

"Wone Group? Bukankah putri mereka sudah bertunangan dengan putra pemilik Hiil Construction?"

"Entahlah, kita lihat saja nanti. Mungkin mereka memiliki putri lebih dari satu"



.
.



Di tempat lain.

Nayeon tengah berada di ruang kerjanya yang berbarengan dengan tiga rekannya yang lain. Rekannya yaitu Dahyun, Chaeyoung dan Chan sebagai pria satu-satunya di ruangan itu.

"Semuanya... ada kabar baik" ujar Chaeyoung yang baru saja memasuki ruangan itu.

"Kabar baik apa sampai-sampai kau berlarian seperti anak kecil"

"Saran kita mendapat tanggapan yang positif"

"Benarkah?" tanya Dahyun dan Chan merasa tak percaya.

"Benar"

"Kalau begitu aku harus bersiap-siap, sepertinya sebentar lagi aku akan dipanggil untuk mengikuti rapat lanjutan" ujar Chan sembari membetulkan dasinya.

"Untuk merayakannya bagaimana kalau kita pergi minum?" tanya Chaeyoung.

"Yang kau pikirkan hanya minum. Sedang stress kau ingin minum, senang kau ingin minum" sindir Dahyun.

"Bukan kau yang menentukannya" jawab Chaeyoung. Selanjutnya dia menatap Nayeon untuk bertanya.

"Menurutmu bagaimana kak manager? Apa kita harus merayakannya?"

"Eum... Rayakan saja. Tapi maaf aku tak bisa ikut. Malam ini aku sudah memiliki janji" jawab Nayeon.

"Untuk apa merayakannya kalau kau tidak ikut" Chan cemberut.

"Kalau begitu besok bagaimana?" tanya Nayeon.

"Oke, call" Chan.

"Call call" setuju yang lain.


.
.




Hari telah gelap, dan di sinilah Nayeon sekarang. Sebuah restoran mewah di salah satu hotel ternama. Dia sedang menunggu pria yang akan dijodohkan dengannya. Di tengah waktu menunggu itu Nayeon memperhatikan jalanan di luar yang terlihat ramai.

"Kenapa dia belum datang juga" gumam Nayeon yang sesekali mengecek pesan percakapannya dengan pria itu.

Ya, mereka sudah bertukar pesan untuk perkenalan secara singkat sekedar untuk mengetahui nama saja.

"Nayeon-ssi?"

Mendengar namanya dipanggil Nayeon pun menoleh ke sumber suara. Dan di sana seorang pria tampak sedang memastikan apa benar perempuan yang sedang duduk itu merupakan perempuan yang akan ditemuinya.

Ot[her] | About herTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang