17

37 7 1
                                    

"Dasar rubah" sindiran manis dari Nayeon sembari menangkup wajah Jungkook dan mendekatkan wajahnya.

Kecupan singkat berhasil mendarat di pipi Jungkook.

"Ya tuhan" kaget Nayeon sambil menepuk bahu Jungkook lalu turun dari pangkuan pria itu.

"Hey, apa ini? Keagresifanmu hanya sampai situ?" tanya Jungkook yang sudah mengharapkan lebih.

"Aku lupa melepas kabel hair dryer dari stop kontak. Itu membuang-buang energi" jawab Nayeon yang kini sudah berdiri di dekat meja riasnya.

"Kan sudah dimatikan"

"Dari yang pernah aku baca. Kabel yang masih terpasang di stop kontak akan tetap mengalirkan arus listrik meskipun alat elektroniknya sudah dimatikan. Artinya itu membuang-buang energi" Nayeon menuturkan.

"Sekali-kali tak apa"

Nayeon menatap Jungkook.

"Huft... Tapi aku belum mengantuk. Kita tak langsung tidur kan?" tanya Jungkook sembari mendekati window seat di kamar Nayeon. Setelah itu dia memakai baju yang tadi belum sempat dipakainya.

"Mau apa kalau tak tidur? Ini sudah malam. Besok kita harus pergi bekerja" Nayeon.

"Ayo kita mengobrol terlebih dulu" ajak Jungkook yang kini menepuk-nepuk tempat duduk disampingnya.

Nayeon mendekat ke sana.

"Window seat ini biasanya kau gunakan untuk apa?" tanya Jungkook.

"Merenung, membaca buku, dan bekerja" jawab Nayeon.

"Apa yang kau renungkan?" tanya Jungkook ingin tau sekaligus untuk mengulik cerita yang belum diketahuinya.

"Banyak. Ada banyak yang aku renungkan dan sesali. Kalau bisa, aku ingin meminta sesuatu. Tapi itu mustahil" Nayeon.

"Memang apa yang ingin kau minta?"

"Aku ingin ibu dan ayahku tak pernah bertemu dan tak saling mencintai. Dengan begitu aku tak perlu lahir ke dunia ini" Nayeon menceritakan keinginan yang sampai kapanpun tak akan pernah bisa terjadi.

"Ish... permintaanmu menakutkan sekali" Jungkook.

"Tenang, waktu yang telah dijalani kan tak dapat terulang" kata Nayeon sambil terkikik.

"Hah, aku akan mengambil minum. Tetaplah di sini" selanjutnya Nayeon keluar dari kamar.

Di luar sudah sepi, mungkin kakaknya juga sudah masuk ke kamar. Nayeon langsung menuju ke dapur untuk mengambil minum.

Setelah berhasil mengambil minum, di tengah perjalanan kembali ke kamar Nayeon dikagetkan oleh Mingyu yang sudah berada di depannya.

Nayeon kaget, tapi dia tak boleh lama-lama terdiam karena harus mengecek situasi.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Nayeon setelah di rasa kakaknya tak ada di sana.

"Kakakmu mengunci pintu kamarnya"

Apakah pria itu sedang mengadu?

"Lalu apa urusannya denganku?" Nayeon bertanya karena merasa heran.

"Bisakah kau memintanya untuk membukakan pintu"

Sekarang pria itu meminta tolong?

"Aku yang memintanya? Apa kau tak tau situasinya? Tak mungkin bisa. Dan akupun tak mau. Jika kau sudah tak dibiarkan masuk, berarti kini saatnya kau pulang" Nayeon.

"Kunci mobilku ada di kamar kakakmu" Mingyu menuturkan.

"Malangnya... Tapi mau bagaimana lagi, aku tak bisa membantumu. Kalau begitu tidurlah di ruang tamu. Hanya itu yang bisa aku sarankan" ujar Nayeon lalu beranjak pergi.

Ot[her] | About herTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang