Di sore harinya.
Jungkook memainkan batu kerikil dengan kakinya sambil menunggu Nayeon keluar dari dalam rumah neneknya. Perempuan itu benar-benar tak memperbolehkan Jungkook untuk masuk. Dan sekarang dia mulai bosan. Padahal belum terlalu lama.
Rumah itu tak terlalu besar bagi kalangan orang kaya, namun terlihat elegan dan memiliki halaman yang sangat luas. Mungkin itu rumah nenek dari pihak ibunya. Bahkan tadi Nayeon sempat mengatakan kalau Jungkook boleh memperkenalkan diri disaat ada ibunya. Jadi sepertinya benar.
Tiba-tiba ada seorang pria paruh baya yang menyapa Jungkook, sepertinya dia salah satu orang yang bekerja di sana.
"Maaf anda siapa ya? Kalau boleh tau ada kepentingan apa anda di sini" tanya pria itu pada Jungkook.
"Ah saya hanya mengantar cucu pemilik rumah ini, namanya Nayeon. Kalau saya Jungkook, calon suaminya" Jungkook sudah membanggakan diri menjadi 'calon suami' untung Nayeon tak ada di sana. Kalau ada mungkin kepalanya sudah dipukul oleh perempuan itu.
"Oh calon suami nona Nayeon" pria paruh baya itu mengangguk mengerti.
Jungkook lalu memiliki ide untuk bertanya-tanya. Mungkin Nayeon hanya membohonginya.
"Paman, aku dengar nenek tak menyukai orang asing apa itu benar?"
"Sebenarnya bukan orang asing tapi- tuan mendengar itu dari nona Nayeon?? Itu benar"
Jungkook kurang puas dengan jawaban itu, terlebih lagi pria paruh baya itu sempat menggantung kalimatnya.
"Lalu bagaimana cara agar nenek mau menerimaku? Kalau terus tak menyukai dan tak mau bertemu berarti akan terus jadi orang asing"
"Dengarkan saja apa yang dikatakan nona Nayeon. Dia tak akan menyesatkanmu" pria paruh baya itu tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi. Saya masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan" pada akhirnya pria paruh baya itu pergi meninggalkan Jungkook.
"Apa keluarga ini penuh misteri?" gumam Jungkook.
"Yah, apa yang kau harapkan Jungkook. Kau juga tak sempurna seperti kelihatannya" Jungkook bermonolog.
Dia kembali memainkan batu kerikil dengan kakinya.
Tak berselang lama Nayeon keluar, Jungkook langsung mengembangkan senyumnya. Tapi tiba-tiba perasaannya tak enak. Nayeon terlihat beda.
"Cepat sekali bertemu dengan neneknya" tanya Jungkook.
"Ayo pergi" ajak Nayeon.
Jungkook mengangguk lalu masuk ke dalam mobil.
"Ada apa? Kau merasa pusing?" tanya Jungkook saat menyadari kalau sedari tadi Nayeon menaruh telapak tangannya di pelipis.
"Tidak" Nayeon menggeleng.
Saat keluar dari dalam rumah Nayeon memang sudah menaruh telapak tangannya di pelipis, tapi saat itu Jungkook mengira kalau Nayeon sedang menutupi wajahnya dari silau cahaya matahari yang hampir terbenam.
Tapi kenapa setelah di dalam mobil Nayeon masih menutupinya.
Merasa ada yang aneh Jungkook pun terus memperhatikan Nayeon, meskipun sesekali dia harus fokus ke jalanan karena dia sedang mengemudi.
Beberapa saat kemudian tangan Nayeon sedikit bergerak, dan Jungkook melihat sesuatu berwarna merah di telapak tangan perempuan itu. Jungkook bisa menebak itu adalah darah, kemudian dia menepikan mobilnya.
"Kenapa kau berhenti?" tanya Nayeon. Namun pria itu tak menjawab, dia malah menarik tangan Nayeon agar bisa melihat apa yang sedang perempuan itu tutupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ot[her] | About her
RomanceAbout Her : Ketika dia selalu menjadi orang yang harus mengalah. Apakah selamanya akan seperti itu? Dapatkah dia bisa merubahnya? Akankah dia bahagia?