"Datanglah ke hotel G. Lalu di sana kita berpura-pura tak sengaja bertemu. Setelah itu aku akan menawarkan kalian untuk bergabung bersama kami. Selanjutnya biarkan Seol Ah mengurus semuanya"
Jungkook terus mengingat-ingat pesan Jeoyun beberapa waktu yang lalu.
Hari ini adalah dimana dia akan mengajak Nayeon untuk makan malam, lebih tepatnya untuk melancarkan rencananya agar dia mendapatkan kepercayaan perempuan itu.
Sekarang Jungkook sudah berada di depan rumah Nayeon untuk menjemputnya. Dia terus menggerak-gerakan kaki karena merasa gugup.
Bagaimana jika rencana ini tidak berhasil? Apa dia benar-benar belum bisa melupakan mantan kekasih yang sekarang akan menjadi kakak iparnya? Kira-kira seperti itulah gelisahan Jungkook.
"Jungkook-ssi"
Jungkook langsung menoleh ke arah datangnya suara.
"Oh kau sudah siap"
"Ya"
"Kalau begitu kita bisa berangkat sekarang?"
"Bagaimana kalau besok saja?" Nayeon memutar bola matanya.
Jungkook tertawa.
"Baiklah ayo cepat masuk" Jungkook membukakan pintu mobil untuk Nayeon.
"Kita akan makan malam di mana?" tanya Nayeon.
"Hotel G. Kau pernah kesana?" jawab Jungkook yang dilanjutkan dengan pertanyaan.
"Hotel G? Tentu saja pernah. Bahkan sering. Keluarga dari temanku adalah pemiliknya" sahut Nayeon sambil tersenyum.
"Oh begitu ya. Syukurlah berarti kau familiar dengan makanan di sana"
Jungkook merasa bersyukur.
"Sepertinya semua teman-temanmu berasal dari keluarga yang berada. Pemilik hotel, pemilik waralaba cafe, bahkan sampai anak mantan presiden" lanjut Jungkook.
Dia juga menyebut anak presiden untuk hiburan.
"Kau masih ingat itu? Tentang anak mantan presiden?" tanya Nayeon sambil tertawa. Itu membuat rencana Jungkook berhasil.
"Ya, itu terdengar lucu jadi aku terus mengingatnya" jawab Jungkook tersenyum.
"Aku tak ingin sombong, tapi karena ayahku orang yang berada, aku pun sekolah di sekolah yang bagus. Dan kebanyakan yang sekolah di sana memang dari kalangan itu" Nayeon mengakui pendapat Jungkook tentang teman-temannya.
"Tapi selain itu aku juga memiliki teman-teman dari kalangan sederhana, dan itu tak sedikit. Karena aku tak memilih teman dari kekayaannya" tambahnya.
"Oh begitu" Jungkook mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kalau kau? Bagaimana kau memilih teman? Kau kan dari keluarga yang berada juga" Nayeon balik bertanya untuk sedikit mengetahui kepribadian Jungkook.
Apa dia pria yang sombong atau rendah hati.
"Aku tak memiliki banyak teman. Teman dekatku hanya satu, yaitu sepupuku. Kalau teman yang hanya kenal ada beberapa" Jungkook menjawab pertanyaan Nayeon.
"Kau pasti terlalu menutup diri. Sebenarnya kalau dilihat-lihat kau adalah tipe orang yang akan disukai orang dari pandangan pertama. Kau kaya, tam- ah pokoknya tipe idaman orang-orang" Nayeon mengutarakan pendapatnya mengenai Jungkook.
"Tapi dari banyaknya orang-orang itu kenapa sepertinya kau tidak termasuk? Kenapa? Tadi kau bilang aku tipe idaman orang-orang. Kenapa kau rlridak" Jungkook mempertanyakan. Kenapa? Kenapa? Kenapa Nayeon tak tertarik kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ot[her] | About her
RomanceAbout Her : Ketika dia selalu menjadi orang yang harus mengalah. Apakah selamanya akan seperti itu? Dapatkah dia bisa merubahnya? Akankah dia bahagia?