N

346 24 3
                                    

"Chan kau kenapa ?" Tanya Hye Kyo menghampiri Chanyeol yang tengah terduduk di lantai di mall tersebut.

"Eomma" ucapnya sambil terisak.

"Ada apa nak ?" Jawab Hye Kyo sedikit panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa nak ?" Jawab Hye Kyo sedikit panik.

"Baekhyun mau menikah eomma hiks ... hiks"

"Mwoo ... Benarkah?"

"Iya"

Merasa mulai banyak yang memperhatikan, Hye Kyo mengajak Chanyeol untuk pulang. Tangisan Chanyeol terdengar sangat pilu, sehingga mengundang perhatian orang - orang yang penasaran dengan apa yang terjadi.

Di dalam mobil Hye Kyo memperhatikan Chanyeol yang masih belum berhenti dari tangisannya. Meskipun tak terdengar suara tangisan, namun isakannya masih terdengar. Hye Kyo memandang sendu wajah putranya yang nampak kacau setelah kehilangan istrinya itu.  Hye Kyo tidak bisa menyalahkan Baekhyun jika menemukan penganti Chanyeol secepat ini, bahkan Chanyeol yang lebih dulu membawa orang lain.

Hye Kyo tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Faktanya memang Rose yang melemparkan dirinya kedalam Chanyeol yang tengah terpengaruh obat perangsang. Jadi semisal Chanyeol tak mau menikahi Rose juga bukan sepenuhnya salah Chanyeol, karena Chanyeol sedang tidak sadar pada waktu itu. Namun kehadiran calon cucunya dalam rahim Rose juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Jika Chanyeol tak menikahi Rose, bagaimana nasib cucunya nanti?

"Chan, kau tau darimana jika Baekhyun mau menikah ?" Tanyanya setelah melihat Chanyeol sedikit tenang.

"Dia yang mengatakannya, tadi kami bertemu"

Chanyeol menghela nafasnya berat, seandainya dia lebih ketat menjaga Baekhyun mungkin tidak akan pernah kejadian kecurangan yang dilakukan oleh neneknya. 10 tahun bukan waktu yang singkat, kenapa ia tidak curiga ?

Bahkan ia sempat merasa bahagia ketika Rose mengatakan jika dirinya hamil. Chanyeol berniat bertanggung jawab tanpa sepengetahuan Baekhyun. Namun Rose malah meminta lebih, memintanya untuk menceraikan Baekhyun. Sekeras apapun ia menolak, jika neneknya yang memintanya ia tidak akan berdaya sama sekali. Lalu jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan ?

"Aku sangat mencintainya eomma" lirihnya.

"Eomma tahu, Nak. Tapi, jika benar Baekhyun sudah menemukan penganti dirimu, kau harus ikhlas. Jangan mengacaukannya. Biarkan dia bahagia, bukankah kau akan ikut bahagia saat melihat Baekhyun bahagia? Itu yang selalu kau katakan dulu kepada eomma ?"

Chanyeol melihat ke arah ibunya.

"Jika memang benar Baekhyun sudah menemukan penggantimu, itu berarti kalian sudah tidak mungkin bersama lagi. Sekalipun Baekhyun masih sendiri saat ini, belum tentu juga ia mau kembali bersamamu. Baekhyun adalah perempuan yang sangat baik, dia tidak mungkin mau tetap bersama mu sementara kau memiliki anak dengan perempuan lain. Chan .. cobalah untuk membuka hatimu untuk Rose, terimalah kehadiran anakmu. Hubungan mu dengan Baekhyun memang sudah selesai, namun kalian bisa menjalin hubungan sebagai teman kan ? Kau tetap bisa menjaganya dari jauh dengan kekuasaan yang kau miliki. Eomma akan membantumu, tapi bertanggungjawablah dengan anakmu"

Chanyeol kembali memalingkan muka ke kaca mobil. Ucapan eommanya sama dengan ucapan Baekhyun yang menginginkan dia untuk bertanggung jawab atas anaknya. Hari itu dia memang sangat bahagia dengan kehadiran calon anaknya itu. Namun semenjak kepergian Baekhyun, ia jadi membenci anak itu. Dia sepenuhnya paham, bahwa bayi itu sama sekali tidak bersalah. Hanya saja kehadirannya di rahim yang salah membuatnya enggan untuk menerima bayi itu.

Rose ???
Chanyeol sangat mengakui jika Rose juga tak kalah hebatnya dengan Baekhyun. Kecantikannya pun juga hampir sama, Rose juga pandai dalam segala hal. Dulu Chanyeol sangat menyukai ketika bertukar pikiran dengan Rose, ia merasa Rose bisa mengimbanginya. Tapi, perasaannya pada Baekhyun sama sekali tidak hilang sedikitpun meskipun ia mencoba menerima kehadiran Rose.

Dulu saat kebohongan neneknya belum terbongkar, Chanyeol sempat merasa yakin jika pilihan neneknya memanglah yang terbaik. Ia yakin kelak setelah anaknya lahir pasti perasaannya untuk baekhyun akan perlahan hilang dengan sendirinya.

"Baekhyun saat ini sedang hamil eomma" ucapnya tanpa melihat kearah Hye Kyo.

"Mwooo ... Apakah itu juga anakmu ?"

Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku sangat terkejut ketika Jackson memberitahuku jika Baekhyun hamil. Aku sangat gembira membayangkan jika setelah ini kami akan kembali bersama lagi karena ada buah cinta kami di rahimnya. Aku sangat bahagia hari itu eomma. Namun fakta jika yang dikandung nya bukanlah anakku, itu membuat merasakan kesakitan yang luar biasa. Dadaku rasanya sesak sekali, bahkan untuk menghirup udara saja rasanya sangat kesulitan"

Air mata Chanyeol kembali menetes, rasanya tak sanggup melanjutkan ucapannya lagi. Penyesalan yang sangat dalam yang ia rasakan karena sudah menorehkan luka yang luar biasa sakitnya kepada wanita yang masih sangat dicintainya.

Kini ia tahu kenapa Baekhyun memutuskan untuk pergi ke bar dan mabuk-mabukkan hari itu. Karena kesakitan yang dirasakan nya memang sangat luar biasa.

"Chan .." Hye Kyo menyentuh pundak anaknya dan mengusapnya pelan.

"Aku sangat mencintainya eomma. Bagaimana aku bisa hidup dengan Rose sementara di hatimu sepenuhnya diisi oleh Baekhyun? Aku memang sangat menginginkan keturunan, namun jika bukan dengan Baekhyun aku tidak mau eomma. Kenapa kalian memaksa ku bertanggungjawab atas kehamilan Rose? Itu memang anakku, tapi dia yang mengingatkan nya bukan aku. Aku tidak mau menikah dengan Rose. Aku akan menunggu Baekhyun sampai kapanpun ia bersedia kembali bersamaku. Tolong aku eomma"

Hye Kyo menjadi ikut terisak mendengar curahan hati Chanyeol. Semenjak Chanyeol mengetahui perbuatan neneknya kepada Baekhyun, Chanyeol memang sangat kacau. Tak jarang ia tidur sambil memanggil - manggil nama Baekhyun, ia jadi suka melamun, dan yang paling parah adalah mengkonsumsi alkohol dengan kadar tinggi.

"Kau tidak perlu menikahi Rose, cukup bertanggung jawablah dengan anakmu" ucapnya pada akhirnya sambil memeluk Chanyeol.

"Tenanglah nak. Eomma akan mempertaruhkan segalanya untukmu kali ini. Eomma akan melawan siapapun yang berani menghalangi keinginanmu"

.

.

.

"Annyeong Tuan Park, maaf saya terlambat" ucap Baekhyun sopan.

"Tak masalah, duduklah"

Baekhyun mengambil tempat duduk tepat dihadapan kakek dari mantan suaminya itu. Selama berumah tangga dengan Chanyeol kakeknya itu sama sekali tidak menganggapnya ada, ia cukup terkejut ketika lelaki paruh baya itu mengajaknya untuk bertemu di salah satu restoran paling mewah di Seoul.

"Kau nampak baik-baik saja setelah bercerai dengan cucuku, aku jadi meragukan cintamu yang katanya sangat tulus untuk cucu kesayangan ku" ucap Tuan Park dengan senyum sinisnya.

Baekhyun menghela nafasnya pelan. Tidak ada kegugupan sama sekali meskipun kini mereka hanya berdua di ruangan privat tersebut. alih-alih merasa takut dengan tekanan yang akan diberikan oleh Tuan Park, Baekhyun justru lebih ke penasaran dengan apa tujuan orang tua itu bertemu dengan nya.

"Dengan atau tanpa Chanyeol saya akan tetap baik-baik saja" jawabannya santai.

"Kau sedang hamil ?" Tanyanya lagi dengan pandangan matanya yang mengarah ke perut Baekhyun yang masih sama seperti sebelumnya..

Rewrite the starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang