7.

236 65 0
                                    

.
.
.

Selesai makan bersama, mereka berlima kini tengah mendudukkan tubuh mereka dihalaman rumah Leon.

Raka yang pada awalnya malu malu kepada Nalen dan lainnya padahal biasanya malu maluin kini sudah lumayan dekat dengan mereka.

"Satu, dua, tiga, em- bjir banyak bener bintangnya," ucap Raka menghitung bintang dengan telunjuknya.

"Iya, cantik banget langit nya kaya gue," Ucap Sheira sembari memotret bintang dengan kamera ponselnya.

"Cih, yang ada lo mirip sempak!" Ucap Leon membuat semuanya tertawa.

Drttttt.. drrtttt...

Sedang asyik, mereka semua menoleh kala mendengar suara ponsel yang berbunyi. Nalen yang mengetahui, bahwa ponsel tersebut adalah milik langsung bergegas masuk kedalam rumah Leon.

Nalen kembali setelah beberapa menit berada didalam rumah, ia kemudian keluar dengan tas yang sudah bertengger dibahu kanannya.

"Gue pulang ya!" Ucap Nalen sembari berlari meninggalkan lainnya yang kini menatapnya aneh.

"Gue juga ya!" Ucap Sheira menyusul Nalen yang kini sudah menghilang dari pandangan.

"Bjir mereka berdua kenapa?" Ucap Raka mendongakkan kepalanya menatap kearah langit dengan kamera yang ia pegang.

"Gatau," ucapnya sembari berpose kala Raka yang menyorot kamera kearahnya.

Leon mengintip kebawah. Dapat ia lihat ada Nalen dan Sheira yang bersama berlari.

Kenapa?

Setetes keringat jatuh mengenai pelipisnya, Nalen berhenti ia kini menetralkan nafasnya sebelum masuk melewati pagar rumah.

Nalen berjalan dengan Sheira yang berasa dibelakang punggungnya. Sheira sudah siap dengan berbagai alasan kala Argantara yang akan memarahi Nalen.

Nalen melihat diruang tamu saat tak sengaja melewati ruangan itu, ia melihat seseorang yang lama tak ia jumpai.

Terakhir, ia bertemu dengan orang itu ketika dipemakaman Arlo, sahabatnya.

"Ck! Gue kira kenapa," ucap Sheira mencibik. Ia kemudian membalikkan badan, berniat untuk menuju pintu keluar.

"Eh Sheira mau kemana?" Tanya Alana yang baru saja datang membawa nampan ditangannya.

Galen menaikkan alisnya, ia menoleh kala merasa seseorang berjalan melewatinya.

Galen kemudian hanya menatap datar punggung yang berjalan pergi meninggalkannya.

"Bund aku balik dulu ya dadah!" Ucap Sheira yang bergegas keluar dari rumah Nalen.

.

Didalam kamar, Nalen membaringkan tubuh dikasur miliknya.

Sialan, ngapain lo pulang anjing?

Nalen menatap bingkai foto yang terpajang dengan rapih disudut sana. Nalen kemudian mengalihkan pandangan dari bingkai itu sebelum setetes air jatuh dari pelupuknya.

Nalen bergegas beranjak dan masuk kedalam kamar mandi berniat membersihkan tubuh lengketnya.

.

Dimeja makan, Nalen melihat Alana yang berbincang dengan Galen. Terlihat Alana yang terus tersenyum ketika menatap dan berbicara dengan Galen.

Lian & Leon. || sunoo, jungwon. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang