.
.
.Hari pertama.
Aku dengan Leon, tak pernah berjumpa sebelum nya. Tapi mengapa, rasa beda selalu ku rasakan ketika berada di dekat Leon.
Seseorang pria bertubuh tinggi, dengan rambut pendek hitam legam lurus nya. Kemeja merah kotak-kotak yang ia kenakan, serta celana hitam nya.
Ia menggunakan headset yang berada di salah satu telinga nya. Dengan, buku yang ia tengah baca, berdiri di samping Halte bus. Seperti nya, anak itu tengah berdiri menunggu jemputan nya.
Seseorang perempuan cantik, memakai cardigan berwarna putih dan celana panjang yang menutupi kaki jenjang nya itu.
Pakaian nya sopan, dan tertata. Ia menyapa pria tadi dengan senyuman manis nya.
Nalen tak menggubris orang itu, ia hanya menyapa dengan cara menundukkan kepala nya agar terlihat sopan, setelah itu memasangkan kembali headset yang ia lepas.
Nalendra, anak itu sedikit melirik kepada wanita yang tadi sempat membuat nya terkejut. Fokus nya sedikit terganggu karena kehadirannya.
Rambut lurus panjang, wangi yang sangat harum. Serta kulit putih nya, membuat Nalen sedikit kagum.
Nalen langsung menggeleng, kembali memfokuskan perhatian nya pada buku.
Sesaat kemudian, wanita cantik itu melangkahkan kaki nya menaikki bus itu.
Ia menoleh pada Nalen yang tak kunjung memasuki bus yang sama. Dan tak lama kemudian, bus berjalan.
Tiba tiba saja, ia di tabrak seseorang dari samping. Tubuh nya terjatuh, sedikit kuat mengenai lantai.
Nalen terkejut, ia tak sempat melihat wajah pria yang menabrak nya itu dikarenakan dia yang langsung menoleh kearah belakang.
Pria dengan baju seragam sekolah yang dikenakan, rambut nya yang sedikit berantakan dan tidak rapih.
Ia langsung lari menarik tangan nya, Nalen tercekat. Ia berusaha melepaskan tautan mereka.
Tetapi, Nalen membeku kala melihat wajah pria itu yang sangat mirip dengan teman nya yang sudah meninggal. Arlo.
Nalen melihat ke arah belakang dan banyak orang yang tengah mengejar mereka.
Nalen tahu, kini mereka sedang tidak aman. Maka ia mencepatkan kecepatan lari nya sedikit lebih kencang.
Stamina nya sangat bagus, Leon melihat Nalen, seseorang yang tak sengaja ia asal tarik itu begitu bagus larinya.
"Rak! Kok lu cakep lari nya-" Ucapnya sebelun melihat seseorang yang ternyata bukan teman orok nya.
Ia sempat terkejut saat melihat wajah asing yang tiba tiba saja bersama nya.
Kini mereka bersama bersembunyi, Nalen terus memandangi wajah Leon. Ia menaikkan sedikit, ujung bibirnya.
Sesampai di rumah nya, Nalen menaikki tangga menuju kamar nya yang berada di ujung.
..
Ia menutup pintu dengan wajah datar nya, dan kemudian tiba tiba saja wajah itu berubah seketika menjadi sedikit cerah?
Nalen melihat pada bingkai yang terpampang jelas di meja belajar nya. Ia tersenyum sampai kedua mata nya menyipit.
"Arlo! Gua ketemu!"
...
Arlo tengah duduk di pinggir kolam dengan ice cream lilin yang tengah ia makan. Dengan mengenakan baju renang, dan juga di sebelah nya sudah ada kaca mata renang, rambut nya sedikit basah, mungkin ia sudah berenang sembari menunggu Nalen yang sangat lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lian & Leon. || sunoo, jungwon.
Random6.935 hari, 19 tahun mereka telah hidup tanpa mengetahui hubungan darah antara satu sama lain. Kenyataan yang pahit telah memisahkan mereka sebelum mereka bisa menyadari lika-liku kehidupan yang sebenernya. Namun takdir pun akhirnya menyatukan mer...