12.

258 34 0
                                        

.
.
.


Nalen dengan nampan nya yang berisi makanannya tengah menunggu Zahra dan Sheira mengambil minuman mereka.

Setelah beberapa saat kemudian, Nalen kemudian berjalan mendahului Sheira dan Zahra.

Langkah nya terhenti kala seseorang dengan kaki yang sengaja menghalangi Nalen.

"Yah, kok ga jatoh sih," ucap nya sembari mencibik dan merangkul Nalen.

Zahra dan Sheira menatap dua orang lainnya yang menghampiri mereka.

...

Sesampainya di kantin, terlihat siswa maupun siswi berkumpul seperti mengelilingi sesuatu.

Leon memaksa untuk masuk kedalam tengah tengah kerumunan. Ia terkejut kala melihat Zayn.

Zayn, seorang preman sekolah. Dengan baju yang berantakan dan rambut yang ia cat merah.

Leon melihat Nalen yang terjatuh dilantai dengan makanan yang tumpah dibaju seragamnya.

Seseorang dengan rambut berwarna kuning itu menghampiri Nalen. Ia menarik rambut Nalen sangat kuat.

Erick, ia menarik rambut Nalen membuat Nalen berdiri dari duduknya.

Wajah Nalen dipenuhi dengan kuah sup yang jatuh mengenai wajah tampan nya.

Brayn mengambil segelas air, punya seseorang yang berdiri disampingnya.

Ia tersenyum menampakkan gigi nya, lalu ia menuangkan sisa air itu pada kepala Nalen.

Diiringi kekehan setelah air pada gelas itu kandas.

Leon, tangannya membawa segelas air teh. Ntah dari mana, ia lalu menyiram Zayn dari pucuk kepala Zayn hingga terkena seluruh seragamnya.

Zayn terkejut. Ia melihat kebelakang nya, mendapati Leon yang menatap nya datar.

"Ngapain?"

"Bangsat," ucapnya terkekeh sembari mengusap wajah nya yang terkena air.

"Gua nanya. Lo ngapain?"

Leon menghela napas, ia melirik Zahra yang terduduk disebelah Nalen. Lalu ia juga melirik Nalen yang menggeleng pelan.

Leon terkekeh, ia meremas gelas yang sedari tadi ia pegang. Lalu plastik gelas yang sudah remuk itu ia lempar mengenai wajah Zayn.

"BANGSAT!" Ucap Leon melayangkan satu pukulan pada wajah Zayn.

Di ruangan Kepsek, Nalen dan juga Leon terlihat duduk didepan kepsek yang tengah menatap mereka lelah.

Dan, Zayn, Brayn, Erick, duduk pada sofa yang di miliki ruangan besar ini.

Leon terlihat begitu emosi dan marah, Zayn hanya menatap Leon remeh. Dan Nalen dengan wajah pucatnya.

"Ada masalah apa kalian?"

"Pak!"

"Kamu juga! Disekolah lagi, mau cari penyakit? Mau di keluarin?" Ucap Bapak Kepsek

Lian & Leon. || sunoo, jungwon. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang