5.

365 95 1
                                    

.
.
.


Pagi tiba, Leon seperti biasa berlari larian untuk menuju bis. Beda dengan kali ini, dia hanya berlari larian sendiri. Dikarenakan Raka dan juga dia yang kini berada ditempat yang berbeda.

Leon mengedipkan matanya ketika melihat Zahra yang juga berlarian disampingnya

Bjir, cepet banget bidadari larinya.

Sampai keduanya di bis, mereka duduk bersebelahan dikuris yang berada dipojok kiri. Bersampingan dengan jendela.

"Bjir, Len?" Ucap Leon kaget ketika melihat Nalen dengan seseorang dibelakangnya masuk kedalam bis yang sama.

Dari balik badan Nalen, ada Sheira yang tiba tiba saja menongolkan kepalanya dari balik punggung Nalen.

Ia melambai tangannya heboh kearah Leon, Leon yang melihat Sheira ikut melambai heboh, juga.

Mereka berdua lalu menempati tempat duduk yang kosong didepan Leon dan Zahra.

"Lo ko naik bis? Biasanya juga naik-" buru buru Nalen melemparkan ransel miliknya membuat Leon harus terkejut.

"Kurang ajar!"

Bis mulai berjalan, Leon melihat kearah jendela. Ia mengernyit kala melihat ada seseorang yang tengah berjalan kaki dengan kaki yang ia seret.

Seseorang itu mirip sekali dengan bapaknya, baju yang sering ayahnya pakai, sepatunya, rambutnya. Sama persis.

Leon mencoba menghiraukan orang itu, dia mencoba untuk tidak memikirkan seseorang yang selama ini sudah meninggalkan dan menghilang tanpa ada niatan untuk mengabarinya.

"Leon?" Tanya Sheira yang dari tadi tengah asik sibuk berbincang dengan Zahra.

Leon menoleh, ia mendapati Zahra, dan juga Sheira yang menatapnya bingung. Nalen tampaknya sibuk dengan bukunya.

"Kenapa?" Tanya Leon menatap Sheira.

Sheira menggeleng lalu membalikkan tubuhnya kembali menghadap depan.

Sheira melirik Nalen yang sibuk dengan dunianya sendiri, ia mengambil buku itu dari tangan Nalen.

"Apa?"

"Buku mulu gabosen?"

"Ga, balikin."

"Gak! Nanti aja ok?"

Nalen menghela nafas ia pasrah dan memutuskan untuk mendengarkan lagunya, bukan ini yang Sheira inginkan.

Biasanya juga kalau gue ganggu lo, lo gangguin gue balik len ... gue kangen lo, padahal itu bukan salah lo, Nalen. Gue percaya sama lo!

Kringg.. kringgg..

Bel masuk terdengar, Nalen dan juga Leon yang sudah berada dikelas sedari tadi kini terlihat tengah menguap.

Leon membaringkan kepalanya dimeja, ia menguap sekali lagi lalu membenarkan posisi kepalanya agar lebih nyaman.

Pak Ujang masuk, guru wali kelas mereka sekaligus guru fisika.

Pak Ujang menghela nafasnya ketika melihat Leon yang kini tengah tertidur, ia melemparkan penghapus dan mengenai kepala Leon.

"Akh!" Ringisnya memegangi kepalanya yang berdenyut.

"Pagi pagi udah tidur kamu!"

Leon menggaruk kepalanya, ia ingin membaringkan kembali kepalanya karena kantuk berat yang masih melandanya.

"LEON!"

"Eh iya iya pak! Maap atuh!"

Diruangan yang dingin ini, Leon mengalihkan pandanganya kesemua sudut ruangan yang kini tengah ia tempati.

Lian & Leon. || sunoo, jungwon. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang