.
.
.
Nalen menghela napas.Kini, hari menjelang sore. Nalen dan Leon hanya berdua di dalam ruangan berbau obat obatan itu. Shaka dan Raka sudah meninggalkan mereka sejak 30 menit yang lalu.
Leon tertidur di sebelah Nalen, dengan memeluk Nalen begitu erat. Sedari tadi, anak itu mencoba mengajak Nalen untuk mengobrol. Tapi, Nalen ternyata masih mendiami nya.
Nalen melirik Leon, ia dapat merasakan napas Leon yang menghembus ke ke arah lehernya.
"Leon, gua ga bisa gerak."
Leon menggeleng, "ngantuk, diem aja lu," ucap Leon sembari membenarkan posisi nya.
"Gue pengen keluar."
Leon kemudian membuka mata nya perlahan, ia lalu berdiri.
"Ayo."
Tapi sesaat kemudian, pintu terbuka. Leon dapat melihat seorang bapak paruh baya, datang dengan buah buahan.
Bapak itu, tampak begitu tampan dengan menggunakan jas hitam legam nya, dasi putih, dan rambut dengan yang ia beri minyak rambut.
Leon menelan saliva, lalu menoleh Nalen dengan raut wajah yang berubah menjadi begitu terang.
Bapak itu terdiam sesaat kala melihat seseorang dengan tinggi tubuh yang setara dengan Nalen.
"Eh, Leon?"
Leon menaikkan sebelah alis nya. Kemudian ia menoleh, dan menatap bapak tua itu dengan sedikit tersenyum canggung.
"Eh? Tau nama saya dari mana?"
"Ntu, bapak gue," ucap Nalen.
Rahang nya terjatuh. Dengan cepat bersalaman pada Bapak yang katanya Ayah Nalen.
Bapak tua itu tersenyum sembari menggeleng maklum. "Engga kok, Leon. Nalen cuma bercanda, saya supir nya."
Leon langsung menghela napas, "eh, supir?"
Nalen menggeleng.
Bapak tua itu terkekeh, "bercanda Leon. Saya tau kamu, karena Nalen sering cerita."
Leon mengangguk, kemudian menyeringai menatap Nalen. "Lo sering nyeritain gue ya?"
Nalen menggeleng.
"Heleh." Leon mendecak malas. Ia duduk di sofa. Membiarkan Nalen dan orang itu berbicara.
"Nalen, itu si Ayah, katanya mau kesini."
"Alamak," ucap Leon sembari bergumam ketika menyadari siapa yang di panggil Ayah.
Leon menelan Saliva nya, kemudian berdehem.
"Bukan bermaksud nguping atau apa ya, ini .... Saya pulang dulu deh ya kalau begitu, soalnya ga enak juga."
Nalen mengangguk, "pulang aja," ucap nya tak menatap Leon.
"Hush, ngomong nya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lian & Leon. || sunoo, jungwon.
De Todo6.935 hari, 19 tahun mereka telah hidup tanpa mengetahui hubungan darah antara satu sama lain. Kenyataan yang pahit telah memisahkan mereka sebelum mereka bisa menyadari lika-liku kehidupan yang sebenernya. Namun takdir pun akhirnya menyatukan mer...