.
.
.
.Pagi minggu tiba, Leon terbangun dari tidurnya. Ia lalu meregangkan ototnya sebelum keluar dari kamarnya.
Menghela nafas saat melihat rumah yang baru tadi malak ia tempati kini seperti kapal hijau. Bajunya dimana mana, dengan perabotan yang juga berantakan.
Leon kemudian membersihkan sampah sampahnya yang berserakkan tadi malam, lalu kemudian memasukkan sampah sampah itu kedalam satu plastik hitam yang sama.
Leon turun, ia ingin membuang plastik sampah itu ketong sampah besar yang berada lumayan dekat dengan gedung rumahnya.
Tak sengaja saat ia baru keluar, Leon berpapasan dengan Zahra yang tengah ingin membuang sampah juga.
Ternyata Zahra dan keluarga tinggal didepan rumah Leon yang baru, mereka memilki restoran yang lumayan rame.
Yess, makin seneng gue ketemu bidadari tiap hari uhuyyy. Pikirnya, tersenyum menampakkan dimplenya.
Zahra terlihat begitu cantik, padahal dia kini hanya memakai kaos oblong dan kuncir rambutnya.
"Eh Leon?"
"Bjir, ada bidadari."
Zahra tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, ia berjalan ketempat tujuan utamanya. Yaitu tong sampah.
"Lo yang pindah kesana?" Ucap Zahra setelah membuang sampahnya.
Leon mengangguk, ia juga membuang sampahnya.
"Iya, nyaman juga ternyata. Gue kiarin gimana gitu, hahah. Lucu banget lagi, pindahnya kedepan rumah bidadari. Ga nyesel gue sewa itu rumah reyot."
"Haha, iya."
Saat asik berbincang, tiba tiba saja Nalen datang dengan menggunakan kaos yang sama pada saat terakhir kali Lein melihatnya.
Nalen datang dengan keringat yang berceceran, sepertinya Nalen lari dari rumahnya kesini.
"Kenapa?"
"Gue masuk ke rumah lo ya!" Ucap Nalen berlari masuk kedalam gedung tempat rumah reyotnya tinggal.
Leon menatap Zahra yang kini tengah menatapnya bingung.
"Gue naik dulu ya!"
Sampainya diatas, Leon melihat Nalen yang tengah mengecek seluruh sudut rumahnya.
"Apasih? Kenapa lo?"
"Itu, kertas gue ketinggalan!"
"Ha kertas apa bjir?!"
"Itu! Kertas ulangan, ketinggalan kemarin. Ayah gue minta!"
Nalen mengeluarkan kertas dari sakunya, ia menatap kertas itu sendu. Pasti habis ini dia akan diomeli oleh Argantara.
Leon datang dengan beberapa makanan yang tadi mereka beli bersama, Nalen dengan cepat menaruh kertas itu sembarang arah.
"Bjir, kayanya udah gue buang. Tadi barusan."
Nalen menatap Leon, ia lalu segera berlari keluar dari rumah dan menuruni tangga dengan tergesa gesa.
Leon menyusul Nalen, saat sampai dibawah ia melihat Nalen yang mencari kertas ulangannya ditumpukan sampah itu.
Nalen menggaruk tengkuknya, ia tak tau plastik milik Leon yang mana.
"Yang mana ini?"
Leon mengulum bibirnya, ia menoleh kearah samping ketika mendengar suara ketuka yang diketuk bekali kali dari kaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lian & Leon. || sunoo, jungwon.
Random6.935 hari, 19 tahun mereka telah hidup tanpa mengetahui hubungan darah antara satu sama lain. Kenyataan yang pahit telah memisahkan mereka sebelum mereka bisa menyadari lika-liku kehidupan yang sebenernya. Namun takdir pun akhirnya menyatukan mer...