3.

504 117 16
                                        

.
.
.

"Hai! Gue Sheira. Adiknya Nalen," ucap Sheira menjulurkan tangannya kepada Leon sembari memberikan senyumannya yang manis.

Leon menaikkan alisnya, ia lalu mengangguk dan membalas juluran tangan Sheira.

"Gue, Leon."

Sheira kemudian tersenyum, ia melirik Nalen sekilas lalu menatap kembali Leon dan tersenyum kikuk.

GANTENG BANGET, JODOH GUE GASIH?

"Kok kemaren dia gaada?"

"Ya, hehe. Telat masuknya, kemarin tuh ...," Nalen tampak berfikir lalu melanjutkan ucapannya, "itu kemarin dia sakit, ya hehe." Nalen menatap Sheira yang tengah bermain dengan kukunya.

Leon kemudian mengangguk, paham dengan apa yang dimksud Nalen.

"Gue mau ke perpus, lo sama adik gue dulu gapapa? Ajak dia keliling ya, gue ada perlu soalnya," ucap Nalen sedikit menekankan kata adiknya.

Leon memberikan jempol, dan Nalen yang kemudian pergi meninggalkan keduanya.

"Yaudah, ayo Sher. Gue ajak lo keliling sekolah yang burik ini."

Sheira terkekeh, ia lalu berjalan bersebelahan dengan Leon yang berada disampingnya.

Sheira menatap kagum dengan sekolah barunya ini, dia pikir sekolah yang akan ia tempati sekarang akan buruk rupa.

Ternyata tidak begitu buruk, mereka kini sedang berada ditaman sekolah yang lumayan luas. Dengan banyaknya murid yang berada disana tengah sibuk dengan urusan masing masing.

Ada yang bermain ponsel, membaca buku novel, mendengarkan lagu, bermain gitar dan masih banyak lagi yang Sheira tak dapati disekolah lamanya.

Dulu, disekolah lamanya hanya orang orang ambis. Mereka terus berada diperpustakaan yang membuatnya bosan dan tak nyaman.

Sepertinya ia mendapatkan sekolah yang akhirnya membuatnya sedikit nyaman.

Leon kemudian mengajaknya masuk kedalam sekolah, ia akan menunjukkan kepada sheira dimana dan gimana bentuknya ruangan seni, musik, lapangan indoor dan banyak lagi.

Aneh, sekolah yang katanya buruk rupa itu memiliki fasilitas yang setara dengan sekolah elit lainnya.

Leon juga ternyata sangat lucu, dia menggemaskan ketika bercanda bersama teman temannya yang ia temui.

"Sher. sorry ya," ucap Leon memakan ice creamnya.

"Buat apa?"

"Sorry karena gue terlalu menggemaskan."

"Idih, pede banget lo!" Sheira hampir menggeplak Leon, kalau saja dia tak ingat Leon dan dirinya baru saja berkenalan.

.


Nalen kini berada diperpus, alasan. Dia gaada urusan disana, tapi dia mencoba menyibukkan diri.

Dia takkan bisa melihat wajah Sheira terus menerus, untungnya ada Leon yang buat dia ga harus ngelihat wajah Sheira terus terusan.

Lian & Leon. || sunoo, jungwon. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang