.
.
.
.Pagi tiba, emak Raka datang dengan rantang ditangannya dan rambut yang seperti biasa ia gulung.
Emak mengernyit kala melihat pintu yang tak terkunci.
"Leon, Rakaa. Kok pintu kaga lo pada kunci?" Tanyanya sembari membuka pintu dan masuk kedalam.
"Woy, masa belum bangun si?" Ucapnya sembari berjalan menghampiri kamar Leon.
Saat ia membuka pintu, Emak menaikkan alisnya kala tak menemukan dua anak curutnya.
"Mana, mereka?" Emak menghela nafasnya saat melihat kondisi rumah Leon.
"Emak?"
Ia menoleh kala seseorang memanggilnya dengan sebutan Emak.
Emak melihat Leon dan Raka yang datang dengan makanan ditangan mereka, dan seragam yang juga sudah mereka pakai.
Raka yang sedari tadi melamun kini melihat kearah emaknya, ia menguap lalu berjalan menghampiri emak.
"Emaaak!" Ucapnya sembari memeluk erat emaknya.
"Mak tau ga? Dari tadi malam itu anak ribut banget bilang, kangen Emak lah, pengen dipeluk Emaklah," ucap Leon mencibir.
"Adeh, makanya jangan nginep nginep. Kan jadi ngerepotin anak gue," ucap Emak sembari merangkul Leon.
"Dih, bjir? Anak lo, gue apa dia?" Ucap Raka menunjuk dirinya dan Leon.
"Kalian dari mana?" Emak terkekeh, sembari mengusap rambut Raka yang kini menatap tak suka padanya.
"Oh ini, ayah Zahra ngasih makanan buat kita sarapan," ucap Leon sembari menunjukan tentengan yang ia bawa.
"Ohh, yaudah. Ini makanan nya buat kamu nanti sore aja ya? Ini Emak taruh dikulkas," ucap Emak mencubit pipi Raka dan berjalan menghampiri meja.
"Ya, mak," ucap Leon sembari membuka bungkusan makanan yang tadi diberi ayah Zahra.
Sesampai nya di halte bis, Leon melihat Nalen bersama juga Sheira yang berjalan menuju kearahnya.
Leon menyengir, ia kemudian bersiap dengan posisi tangan untuk bertos dengan Nalen.
"Dih?" Ucapnya kala Nalen yang tak meladeni nya dan fokus pada buku yang ada ditangannya.
Leon beralih pada Sheira yang kini mengobrol bersama Zahra.
"Woy, onyet."
Sheira menoleh, "siapa?"
"Lo, onyet."
"Halah, ambing diem aja deh bjir," ucap Sheira membuat Zahra terkekeh.
Leon ikut terkekeh karena berhasil melihat wajah kesal Sheira yang menurutnya lucu, ia kemudian berjalan masuk kedalam bis yang baru saja tiba.
Mereka harus berdesak desakan kali ini, karena bis yang sekarang penuh dengan siswa siswi dari SMA yang berbeda beda.
Nalen berdiri bersama Zahra dan Sheira yang berdiri bersama Leon disebrang sana.
Tengah asyik mendengar lagu, tiba tiba saja bis direm mendadak membuat tubuhnya sedikit oleng
"Gapapa?"
Zahra yang spontan menutup matanya dan pasrah akan terjatuh. Tapi seperti nya itu tak terjadi.
Ia membuka mata perlahan kala tubuh nya yang terasa ditahan tangan seseorang.
Zahra mengangguk, ia kemudian buru buru melepas rangkulan Nalen.
.
Diperpustakaan, terlihat Leon yang kini sedang membaca bukunya dengan serius. Ntah dirasuki apa, dia tiba tiba saja mengajak Nalen pergi keperpustakaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lian & Leon. || sunoo, jungwon.
Casuale6.935 hari, 19 tahun mereka telah hidup tanpa mengetahui hubungan darah antara satu sama lain. Kenyataan yang pahit telah memisahkan mereka sebelum mereka bisa menyadari lika-liku kehidupan yang sebenernya. Namun takdir pun akhirnya menyatukan mer...