Gema melirik arlojinya beberapa kali. Sudah hampir satu jam dia menunggu di lobby kantor Adira, tapi perempuan itu tidak kunjung keluar, bahkan telfon Gema sama sekali tidak dijawab.
Gema kembali menghampiri resepsionis disana. "Mba, Adira Ayu masih berada diruangan atau sudah pulang ya?"
"Ibu Adira sudah keluar dari dua jam yang lalu mas, selesai meeting." Ucap resepsionis itu.
Gema menghela nafasnya kesal. "Oh Yaudah mba, Terimakasih."
Gema bergegas pergi dari kantor Adira menggunakan mobilnya. Dia kembali menghubungi Adira tapi hanya suara operator disana.
"Seenggaknya kabarin dulu kalo udah pulang." Desis Gema menaruh kasar ponselnya di Dashboard mobilnya.
Di sepanjang perjalanan Gema hanya fokus mengemudi, entah mengapa hujan turun begitu saja membuat mobil yang Gema tumpangi terguyur hujan deras.
Tak lama kini Gema telah sampai digang perumahannya. Matanya menyipit saat melihat Adira turun dari mobil seseorang dengan dituntun menggunakan payung oleh seorang laki-laki.
Saat seorang laki-laki itu melambaikan tangannya pergi bersama mobilnya, Gema melajukan mobilnya hingga terparkir digarasi. Adira berdiri didepan teras menunggu Gema turun dari mobil.
Gema berlari menembus hujan hingga sampai dihadapan Adira.
"Kamu habis pulang mengajar mas?"
Gema tidak menjawab pertanyaan Adira, dia melengos masuk kedalam rumahnya begitu saja. Adira ikut masuk kedalam dan melihat Gema yang membuka lemari kamarnya mencari pakaian.
"Kamu mandi aja, nanti aku siapin bajunya." Tutur Adira tapi tidak digubris oleh Gema.
Adira hanya mengulumkan bibirnya mencoba berfikir rasional. Adira melihat Gema masuk kedalam kamar mandi, sampai detik ini juga laki-laki itu tidak mengeluarkan suara apapun.
"Hp aku pake segala mati daya sih." Gumam Adira langsung mengarger ponselnya didekat nakas.
Saat ponsel itu menyala, Adira membulatkan matanya sempurna. 5 panggilan tak terjawab dari Gema, dan 3 pesan dari Gema juga.
Aku jemput kamu, Adira.
Aku udah nunggu di lobby.
Adira, kamu kenapa belum keluar? Aku dibawah.
Adira menjadi merasa bersalah karena tidak melihat ponselnya. Mungkin ini sebabnya Gema terlihat cuek kepada dirinya.
"Mampus Adira, suami kamu marah." Gumam Adira.
Selang beberapa menit kemudian, Gema keluar kamar mandi dengan mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dia melihat Fayazana sedang belajar membaca bersama Adira.
"Yang ini hewan apa sayang?"
"Meng."
"Pintar... kalo ini?" Tunjuk Adira ke buku belajar milik Fayazana.
"Duck mamah."
Adira mengulaskan senyumnya seraya mengusap kepala Fayazana. "Pintar sekali Anak mamah."
Adira melihat kearah Gema yang berdiri didepan cermin, dan dia menghampiri suaminya.
"Sini aku bantu keringin rambutnya mas." Tawar Adira dan Gema menepiskan tangan Adira begitu saja.
"Gak perlu." Jutek Gema langsung bergegas keluar kamar.
Adira mencoba menahan kesabarannya, dia tahu suaminya itu sedang merajuk karena kesalahan Adira. Adira mengulaskan senyumnya dengan menghembuskan nafasnya kasar, kemudian dia bergegas menghampiri Gema meninggalkan Fayazana yang sedang bermain didalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA : MY PRECIOUS WIFE [END]
RandomSequel dari Gema: My Dosen Husband Perjalanan Hidup dari seorang Adira Ayu memanglah sangat buruk. Dirinya mendapatkan siksaan bertubi-tubi dari sang Ayah belum lagi Adira Ayu adalah korban pemerkosaan dari seorang Dosen yang sangat menginginkan har...