7. Cinta dan kasih sayang

2.1K 76 1
                                    

Saat pagi tiba, Gema membuka matanya dia melihat Adira masih tertidur disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat pagi tiba, Gema membuka matanya dia melihat Adira masih tertidur disampingnya. Gema mengulaskan senyumnya seketika. Ini yang Gema inginkan, disaat dia membuka matanya disitulah dia pertama kali melihat dunianya.

Gema merapatkan tidurnya semakin memeluk Adira dan mengecup keningnya dengan sayang.

"Pagi." Ucap Adira dengan suara serak-seraknya sangat menyadari sikap suaminya itu.

"Pagi sayang." Jawab Gema lirih dengan suara beratnya.

"Badannya masih sakit?" Tanya Adira dan Gema menggeleng.

"Kamu gak kerja hari ini?" Tanya Gema penasaran.

Adira menggeleng. "Adira ingin mengurus dua adik bayi aja dirumah."

Gema terkekeh pelan mengusap kepala Adira. "Makasih sayang."

Adira mengangguk melingkarkan tangannya di pinggang Gema.

Grekk!

Adira dan Gema yang sedang nyaman berpelukan tiba-tiba menoleh kearah pintu yang terbuka. Disana menampilkan Fayazana yang berjalan menghampiri mereka dengan menangis.

"Aduh kasihan anak mamah." Ujar Adira membantu Fayazana menaiki kasurnya.

"Sssttt, jangan nangis, Aya sudah besar masa menangis." Tutur Adira mengusap pipi Fayazana yang berlinang air mata.

"Kasihan sayang kalo Aya harus tidur sendiri, pasti dia merasa kesepian." Ujar Gema.

"Yaudah, besok Bobo sama mamah dan papah mau?" Tawar Adira dianggukan Fayazana.

"Aku gak mau." Sahut Gema membuat Adira mengernyit.

"Kenapa? Dulu Syarga juga tidur satu kamar sama kamu?" Heran Adira.

"Sekarang berbeda, kan dulu aku sendiri, sekarang kan ada kamu."

"Iya terus apa hubungannya? Lagian juga kamar kita luas kan, mas?" Ucap Adira yang sudah sangat merencanakan itu.

Gema menggeleng kekeh, "pokoknya gak. Kita pasang cctv aja dikamar Aya, biar nanti kalo dia nangis kita bisa lihat."

"Jahat banget Mas Gema sama Aya." Cibir Adira.

"Bukan jahat, tapi kalo ada Aya disini nanti Aya gak bisa punya adik bayi lagi."

Adira membulatkan matanya sempurna. "Bilang apa tadi? Adira gak denger?"

"Kalo Aya disini, nanti gak bisa punya adik bayi lagi."

Plakk!

Dengan kasar Adira mencubit kaki Gema hingga laki-laki itu teriak kesakitan. Fayazana kembali menangis melihat orang tuanya yang bercandanya kebangetan.

"Ngurus satu anak aja masih belum bener, malah minta lagi." Kesal Adira seraya memangku anaknya.

"Dua anak lebih baik sayang." Jawab Gema seraya terkekeh tanpa dosa.

ADIRA : MY PRECIOUS WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang