31. Hanggini dan masalahnya

1.9K 71 9
                                    

Berhari-hari Adira jalani dengan ikhlas dan sabar. Adira tidak ingin terlalu lama memikirkan itu semua karena setiap hari Gabriel mencoba membuat Adira lupa akan masalahnya.

Laki-laki itu selalu datang dan membuat Adira tidak kesepian bahkan memikirkan masalah yang membuatnya berat, Gabriel selalu menghibur Adira dan menjaga Fayazana.

Adira mendapat kabar dari Meyla jika Gema kembali ke Bali karena sebuah pekerjaan. Bahkan Gema sama sekali tidak memberi kabar kepada Adira terlebih dahulu dan yang membuat Adira sangat kesal laki-laki itu belum menggugat cerai kepada Adira.

"Makan dulu dir." Ucap Gabriel membawakan Adira makanan saat dirinya duduk dihalaman belakang rumah melihat pak Derry yang sibuk membenarkan tembok rumah yang rusak.

"Aku gak laper, ga." Ucap Adira.

"Aku gak nyuruh kamu makan, aku nyuruh kamu kasih makanan ini untuk si bayi." Ucap Gabriel membuat Adira mengernyit.

"Bayi yang ada di perut kamu butuh makan, jangan egois." Tutur Gabriel membuat Adira menghela nafasnya.

"Yaudah." Saat Adira hendak mengambil piringnya yang dipegang Gabriel, Gabriel mencegahnya.

"Biar aku suapin." Ucap Gabriel.

"Aku bisa sendiri–"

"Aaaa...." Gabriel sudah mengarahkan lebih dulu sendoknya kearah mulut Adira. Walaupun sedikit malas makan, tapi Adira haru makan karena benar apa kata Gabriel, bayi yang ada di perut adira butuh asupan.

"Anak pintar." Ucap Gabriel mengusap kepala Adira. Adira mengerutkan keningnya.

"Bukannya itu yang kamu lakuin sama Aya?"

Adira tertawa pelan, membuat Gabriel mengulaskan senyumnya.

"Nah, gitu dong, kalo kamu senyum itu cantik tau."

Adira memukul lengan Gabriel pelan. "Sekarang udah bisa gombal ya, bule."

"Aku bukan bule Adira."

"Kamu tuh bule, Gabriel. Muka kamu turis banget." Cibir Adira membuat Gabriel mendesis kesal.

"Terserah kamu deh."

"Gitu aja ngambek, kaya cewek." Cibir Adira seraya menoel-noel pipi Gabriel.

"Gak usah jahil deh." Kesal Gabriel membuat Adira tertawa melihat kekesalan Gabriel.

Gabriel tersenyum mengusap rambut Adira membuat Adira tersadar dan menatap Gabriel.

"Kamu bukan bule, tapi kamu orang yang selalu ada buat aku, Gabriel." Ucap Adira serius.

"Aku udah janji, aku akan selalu menjaga kamu dari belakang, dir." Jawab Gabriel masih mengusap kepala Adira.

"Makasih ya Gabriel, kamu udah menemani aku dimanapun aku berada."

Gabriel menganggukan kepalanya dengan tersenyum.

"Woy bule!" Seru pak Derry memanggil Gabriel. Gabriel menoleh menahan amarahnya dengan tersenyum.

"Iya om?"

"Daripada disitu, mending bantuin saya." Ucap pak Derry membuat Gabriel membelalak.

Adira tertawa lalu mengambil piring nasinya dari Gabriel. "Udah sana bantuin papah aku."

"Tapi aku gak bisa dir."

"Bisa, katanya mau gantiin mas Gema." Ucap Adira membuat Gabriel tercengang.

"Woy bule! Malah diam aja."

"Iya-iya om." Gugup Gabriel masih melihat Adira yang tertawa.

"Aku pasti bisa gantiin Dosen gila itu dihati kamu Adira." Ucap Gabriel membuat Adira mungut-mungut.

ADIRA : MY PRECIOUS WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang