29. Gabirel and Gema

2K 74 5
                                    

Gema menggenggam tangan Adira yang terbaring lemah itu cukup lama dan enggan melepaskannya. Dia menatap perut buncit Adira tanpa berkedip. Hingga dimana Adira terbangun dan membuat Gema menoleh kearahnya.

"Dir?"

"Shhh..." Adira melenguh mengusap perutnya yang masih sedikit nyeri.

"Masih sakit? Aku panggilin dokter ya–"

Adira tiba-tiba menahan tangan Gema yang bergegas ingin pergi itu. "Gak usah mas, aku gapapa, cuma sedikit nyeri aja."

Gema menghela nafasnya kasar. "Kenapa kamu gak bilang tentang kehamilan kamu?"

"Aku–"

"Dir, aku suami kamu, aku berhak tau kondisi kamu bahkan kehamilan kamu. Dia anak aku loh, dir." Ujar Gema sedikit kesal.

"Darimana kamu yakin kalo ini anak kamu? Siapa tahu kan ini anak orang lain, seperti apa yang dilakukan istri kedua kamu kepada suami orang."

"Adira!" Tegur Gema sedikit meninggikan suaranya.

Adira membuang wajahnya merasa kesal karena bentakan Gema. Gema menghela nafasnya mencoba menahan emosinya.

"Tolong jangan bawa masalah itu, aku disini lagi kesal karena kamu menyembunyikan kehamilan kamu sama aku!" Ucap Gema.

"Kemana aja mas? Kemana waktu Adira capek-capek sama Jeffry menyiapkan ulang tahun Mas Gema? Padahal waktu itu Adira sudah sangat berniat memberitahu kehamilan Adira sebagai hadiah ulang tahun mas Gema? Kemana?" Jawab Adira cukup emosi.

Gema terdiam mengingat kala malam itu saat hari ulang tahunnya.

"Pasti mas Gema merayakannya sama perempuan itu kan?" Imbuh Adira dengan menganggukan kepalanya.

"Adira tahu kok, waktu itu juga Adira melihat ada bekas kue ulang tahun di kemeja mas Gema."

"Kenapa setelah hari itu, kamu tidak memberitahu aku Adira?" Tanya Gema masih membela dirinya sendiri.

Adira memejamkan matanya menghela nafasnya itu. "Kenapa harus tahu, bahkan kamu juga akan memiliki anak dari Hanggini."

"Adira–"

"Shhhh awsss...." Adira merasakan nyeri pada perutnya kembali.

Gema menghembuskan nafasnya kasar. "Oke, aku gak akan mempermasalahkan masalah ini, kamu gak boleh stres dir, kata dokter faktor kamu pendarahan tadi karena kamu kebanyakan pikiran."

"Aku seperti ini karena kamu mas. Adira sebenarnya capek sama masalah ini, Adira juga bingung, gak tau lagi Adira harus melakukan apa." Ujar Adira seraya bersedih.

"Aku sudah menjelaskan apa yang terjadi sama kamu dir, aku juga udah minta maaf." Jawab Gema.

"Kamu pikir maaf saja cukup untuk istri yang dipoligami secara diam-diam?"

"Dir," perkataan Gema menggantung.

"Gabriel?" Ucap Adira saat melihat Gabriel masuk kedalam ruangannya.

"Gimana kondisi kamu dir?" Ucap Gabriel terlihat cemas melihat Adira.

"Aku baik-baik aja kok. Gabriel ayo, antar aku pulang." Ucap Adira bergegas bangkit.

Gema menahan tubuh Adira yang masih lemas itu. "Jangan gila dir, kamu harus di opname, badan kamu masih lemas."

"Aku gak perduli, aku mau pulang."

"Adira, didalam perut kamu ada anak aku!" Kesal Gema.

"Anak kamu cuma ada di perut Hanggini!"

Saat Adira hendak menarik selang infusnya, Gabriel menahannya merasa benar apa yang dikatakan oleh Gema.

ADIRA : MY PRECIOUS WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang